jpnn.com - JAKARTA - Rencana kegiatan Revitalisasi Teluk Benoa (RTB) terus dimatangkan oleh pengembang PT. Tirta Wahana Bali Internasional (PT. TWBI). Konsultasi publik Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) revitalisasi juga digelar Gedung Wiswa Sabha, Kantor Gubernur Bali, Rabu (11/3).
Konsultasi publik Amdal yang juga dihadiri kelompok yang selama ini berbeda pandangan terhadap rencana revitalisasi berlangsung dinamis. Hadir pula Sekretaris Daerah Provinsi Bali Tjok Ngurah Pemayun dan instansi terkait dari Pemprov Bali, DPRD Bali, DPRD Badung dan pemerintah kabupaten Badung, serta Komisaris PT. TWBI Jasin Yabanto.
BACA JUGA: Data Pengrajin Batu Akik Belum Valid
Iwan mengatakan, peningkatan laju aktivitas ekonomi dan terbatasnya lahan untuk pembangunan pariwisata di Bali melahirkan ide memanfaatkan lahan di daerah pasang surut Teluk Benoa dengan cara revitalisasi. Hal itu berguna untuk menata lahan yang tidak termanfaatkan menjadi lahan produktif demi kepentingan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat.
"Revitalisasi tersebut diharapkan dapat memulihkan kondisi lingkungan yang terdegradasi akibat sedimentasi dan juga memberikan manfaat ekologi dan ekonomi bagi kawasan, khususnya kawasan hutan mangrove yang semakin menyusut. Data dari UPT Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai mencatat luas kawasan hutan mangrove saat ini hanya seluas 1.373,50 hektar," terang Iwan. (fat/jpnn)
BACA JUGA: Muslimah HTI Serukan Hadang ISIS
BACA JUGA: Dijanjikan Kerja di Kafe, 6 Wanita Mulus Dijadikan PSK
BACA ARTIKEL LAINNYA... Istri Pengin Enak, Baru Seminggu Melahirkan Langsung Main Titip Anak
Redaktur : Tim Redaksi