jpnn.com, PADANG - Pelatihan Duta Damai Dunia Maya 2017 Wilayah Sumatera Barat (Sumbar) secara resmi ditutup oleh Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol Hamli di Padang, Kamis (10/8).
Dari pelatihan yang diikuti 60 peserta itu, dihasilkan lima website damai yaitu www.bagonjong.dutadamai.id, www.marawa.dutadamai.id,
BACA JUGA: Simak nih Pengakuan Mantan Teroris
www.konco.dutadamai.id, www.paganagari.dutadamai.id, dan www.galamai.dutadamai.id.
"Saya patut memberikan apresiasi kepada adik-adik Duta Damai Dunia Maya yang telah menghasilkan konten-konten damai yang aspiratif, kreatif, dan inovatif. Ini sangat bagus dan harus diviralkan sebagai bagian kontra narasi kita dalam memerangi propaganda radikalisme dan terorisme di dunia maya," ujar Hamli.
BACA JUGA: Generasi Muda Punya Peran Penting Perangi Radikalisme
Hamli meminta para Duta Damai Dunia Maya terus berkreasi dan tidak berhenti setelah pelatihan ini.
Menurut dia, di dunia maya yang penting ada dua. Yaitu kontennya dan yang mengirim juga ada sehingga kedua-duanya harus sama-sama di-update terus.
BACA JUGA: Membendung Radikalisme Melalui Kekuatan Akar Rumput
"Komitmen ini harus terus dipelihara dan ditingkatkan dengan membuat konten yang lebih banyak lagi, baik itu berupa tulisan, gambar, video, meme, dan lain-lain," imbuh Hamli.
Dia melanjutkan, tugas Duta Damai Dunia Maya sangat mulia.
Pasalnya, dari hasil penelitian dari lembaga-lembaga berkompeten seperti Inzet dan UI didapat data bahwa penyebab orang melakukan terorisme 45,5 persen karena pemahaman keliru.
Hal itu menjadikan mereka melakukan tindakan terorisme dengan menjadikan ideologi menjadi agama.
Kemudian, 20 persen karena solidaritas komunal seperti yang terjadi di Palestina dan Rohingya.
Sebanyak 10,2 persen mob mentality alias ikut-ikutan, sepuluh persen balas dendam, dan sembilan persen situasional.
Selain itu, dari penelitian Wahid Institute, dari lebih dari 250 juta penduduk Indonesia, 72 persen antiradikal, 7,2 mendukung aksi radikalisme, 0,4 persen sudah pernah melakukan kekerasan.
"Kami bisa berharap dari komposisi itu, 72 persen tetap posisinya atau meningkat. salah satu yang diharapkan ya dari kerjaan adik-adik ini. Diharapkan orang yang mau melakukan upaya radikal langsung berhenti bila melihat website atau video adik-adik duta damai," terang Hamli.
Hamli menegaskan, menjadi tugas bersama untuk tetap mempertahankan 72 persen, bahkan kalau bisa meningkatkan lagi.
Juga yang 7,7 persen harus diberikan pemahaman baik melalui dunia maya maupun dunia nyata.
Sementara untuk yang radikal 0,4 persen biar menjadi tugas Densus 88 untuk menanganinya.
Dari fakta itu, Hamli berharap Duta Damai Dunia Maya bisa menjadi jawaban. "Duta Damai Dunia Maya harus menjadi agen perubahan dalam mengikis dan menangkal radikalisme dan terorisme di dunia maya yang disusupi agitasi dan propaganda radikalisme terorisme. Insyaallah ini bisa jadi bagian ibadah dan akan mendapat balasan pahala dari Allah SWT," terangnya. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mahasiswa Masuk Aliran Radikal? Siap-Siap Didepak dari Kampus
Redaktur : Tim Redaksi