Kontrak Gas Domestik Mencapai 57 Persen

Senin, 10 Januari 2011 – 20:14 WIB
JAKARTA - Kontrak pasokan gas bumi untuk kebutuhan domestik pada tahun 2011 ini sudah mencapai 56,78 persen, atau sekitar 4.366 miliar british thermal unit per hari (BBTUD) dari total produksi gas di IndonesiaSisanya sebesar 43,22 persen atau 3.322 BBTUD, baru diperuntukkan untuk ekspor.

Kepala Dinas Humas dan Hubungan Kelembagaan BP Migas, Elan Biantoro menyatakan, pada tahun lalu, realisasi pasokan gas untuk domestik adalah sebanyak 4.342,71 BBTUD atau sekitar 50,18 persen

BACA JUGA: Terima Fee, PNS Dikenai Pajak

Sementara gas untuk ekspor sebanyak 4.311,58 BBTUD atau 49,82 persen
Namun katanya, di tahun 2011 ini, pasokan gas yang diperuntukkan untuk domestik mencapai 56,78 persen

BACA JUGA: Pemerintah Pastikan Tarif Listrik Sesuai Ketentuan

"Jumlah ini naik cukup signifikan dibandingkan tahun 2010 lalu," ucap Elan di Jakarta, Senin (10/1).

Dijelaskan Elan, untuk listrik, realisasi di tahun 2010 adalah sebesar 854,88 BBTUD
Sementara pada tahun ini meningkat menjadi 1.510,6 BBTUD

BACA JUGA: DPR Anggap APBN Gagal Dorong Pertumbuhan Ekonomi

"Pasokan ini berasal dari Lapangan Wortel (Santos), Lapangan Sungai Kenawang (JOB Pertamina Talisman Jambi Merang), Lapangan Kampung Baru (Energy Equity Sengkang), PetroChina Jabung, dan ramping up Lapangan Singa (Medco EP)," ujarnya.

Dilanjutkan Elan, sedangkan realisasi 2010 untuk gas industri melalui penjualan gas kepada Perusahaan Gas Negara (PGN) maupun langsung ke industri, adalah sebesar 1203,18 BBTUDSementara kontrak di tahun 2011 ini meningkat sebesar 1.690,43 BBTUDPeningkatan pasokan untuk industri ini berasal dari Kalila Bentu dan JOB Pertamina PetroChina East Java"BP Migas akan mendorong pemenuhan kebutuhan gas sesuai komitmen kontrak yang telah disepakati," imbuhnya.

Ditambahkan Elan, kebutuhan domestik khususnya pasokan gas untuk pabrik pupuk, listrik, serta industri, tetap mendapat prioritasNamun dia mengingatkan, salah satu kendala pemenuhan pasokan gas, disebabkan karena konsumen domestik masih kesulitan untuk menerima harga gas di atas USD 5 per mile-mile british thermal unit (MMBTU)Padahal menurutnya, beberapa pengembangan lapangan memerlukan harga gas yang lebih tinggi untuk menutup keekonomiannya, khususnya untuk area offshore dan deep water yang membutuhkan investasi besar.

Selain itu, keterbatasan infrastruktur masih menjadi salah satu kendalaOleh karena itu, BP Migas katanya, mengharapkan pembangunan unit penampungan regasifikasi terapung atau floating storage regasification unit (FSRU) yang akan dibangun di Teluk Jakarta, selesai tepat waktu pada kuartal keempat 2011"Beroperasinya terminal penerima gas alam cair (LNG) tersebut, akan memudahkan distribusi gas dari area yang defisit ke daerah surplus gas,' pungkas Elan(yud/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Optimis, Pengamat Pesimis Ekonomi Membaik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler