Korban Lapindo Inginkan Keajaiban Lebaran

Sabtu, 11 September 2010 – 10:40 WIB

SIDOARJO
- Lantunan takbir, tahmid, dan tahlil menggema dari halaman Masjid Nurul Azhar, Siring Barat, Porong, selepas subuh kemarin (10/9)Begitu matahari menyembul di ufuk timur, jamaah pun berbondong-bondong untuk salat Id

BACA JUGA: Hanya Cangkang Kupat Yang Diselamatkan

Karena tanah lapang tidak cukup, sebagian jamaah membentuk saf di badan jalan raya

 
Mereka adalah warga korban lumpur Lapindo yang pada tahun-tahun sebelumnya selalu melaksanakan salat Id di atas tanggul lumpur

BACA JUGA: Lebaran Dirundung Banjir

"Tahun-tahun sebelumnya kami salat Id di atas tanggul
Tapi, semua tanah lapang sekarang sudah terendam lumpur," kata Zuhri, warga Jatirejo RT II

BACA JUGA: Kasus Cerai Pasangan Muda Meningkat


 
Selain warga Jatirejo, ada warga Siring, Mindi, dan BeringinSiring dan Jatirejo adalah yang terparahSebab, 90 persen lebih tempat tinggal warga dua desa tersebut sudah tenggelam oleh lumpurDia mengharap keajaiban akan datang setelah Lebaran ini"Saya dengar Lapindo mau mencairkan lagi uang ganti rugi," tambah ZuhriBersama warga lain, dia berharap agar hal itu terwujud supaya warga tidak berunjuk rasa atau menutup jalan, apalagi rel kereta api
 
Harapan senada terungkap dari bibir Sudarti, 63Mantan warga Siring yang kini mengontrak di Desa Beringin, Kecamatan Porong, itu meminta ganti rugi rumahnya yang sudah tenggelam sejak dua tahun lalu segera dilunasiDia sangat sulit membiayai hidup"Untung masih ada anak-anak yang kasih makan," kata nenek tiga cucu itu
 
Kusno, warga Jatirejo, bahkan mengungkapkan bahwa Lebaran kali ini merupakan yang paling sulitSebab, dia tidak memegang cukup uang untuk kebutuhan sehari-hari"Saya bingungBiaya hidup sehari-hari saja kewalahanLebaran ini saya sama sekali tidak bisa beli baju baru untuk anak," ucapnya dengan suara parauKusno kini masih mengontrak di kawasan Krembung
 
Salat Id warga korban lumpur menampilkan Mohammad Mirdasy sebagai khatibDalam khotbahnya, tokoh muda Muhammadiyah Jatim itu menyatakan keprihatinan yang mendalam atas nasib masyarakat sekitar yang jadi korban lumpurDia meyakini, semburan lumpur yang telah mengusir belasan ribu jiwa dari rumah mereka tersebut merupakan sebuah ujian dari Allah
 
"Kita sebelumnya tidak pernah membayangkan bahwa hal seperti ini (luapan lumpur, Red) akan terjadi di sekitar kita," kata pengasuh Panti Asuhan Nurul Azhar ituDia mengajak jamaah senantiasa bersabar dan tabah menghadapi cobaan tersebutSebab, nikmat Allah akan tetap bersama orang-orang yang bersabar"Kita juga tidak tahu hingga kapan kita terus bertahan di tempat ini," tutur pria yang juga warga Porong itu
 
Mendengar khotbah tersebut, tidak sedikit jamaah, terutama perempuan, yang menitikkan air mataSuasana sedih juga terasa ketika ratusan warga berziarah di tanggul-tanggul lumpurMereka duduk bersila sambil berdoaMereka juga korban lumpur yang hanya bisa "nyekar" di atas tanggul karena makam leluhur mereka sudah tenggelam oleh lumpur(mar/c9/nw)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Luapan Kali Pamali Hantui Warga Margasari Rayakan Idul Fitri


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler