Lebaran Dirundung Banjir

Sabtu, 11 September 2010 – 02:12 WIB

BANDUNG -
Meski pihak RW 20 memastikan Masjid At Taqwa di Kampung Cieunteung Kelurahan/Kecamatan baleendah Kabupaten Bandung tidak layak dipakai karena terendam banjir, puluhan warga yang bertahan tetap melaksanakan solat Ied di masjid tersebutSementara, puluhan warga lain memilih solat Ied di jalan raya DayeuhKolot.

Berdasarkan pantauan, para warga terlihat mulai berdatangan ke masjid At Taqwa sekitar pukul 06.00 WIB

BACA JUGA: Kasus Cerai Pasangan Muda Meningkat

Umumnya warga mengenakan baju muslim baru meski, pakaian bawah terlihat yang disingkab keatas karena takut terkena air.

Pemandangan tersebut terkesan miris
Sebab untuk pertamakalinya mereka harus merasakan Lebaran dalam kondisi banjir cukup tinggi, dengan rata-rata ketinggian leher orang dewasa hingga 2 meter

BACA JUGA: Luapan Kali Pamali Hantui Warga Margasari Rayakan Idul Fitri

Selain itu akses listrik dan telpon juga terpaksa dimatikan karena khawatir terjadi bencana lain
Sementara, untuk penghuni rumah yang rumahnya hancur terendam atau hancur, memilih mengungsikan diri ke pengungsian di sekretariat PDIP.

Meski begitu, 1200 orang yang berada di lokasi banjir juga tetap melaksanakan kewajiban membayar zakat mereka pada beberapa masjid, termasuk yang membayar zakat di masjid At Taqwa

BACA JUGA: Sepeda Motor Merajai Pantura

Dengan catatan, terjadi penurunan karena banyaknya warga yang mengungsi ataupun pindah ke kawasan lain yang aman dari banjir.

"Tahun lalu, total 1500 orang yang membayar kewajiban zakat merekaMeski menurun, kami tetap lapang dada karena warga masih bisa melaksanakan kewajiban mereka dalam kondisi prihatinSekrang zakat dari warga sudah dibagikan," papar Ketua RW 20 Jaja kepada Bandung Ekspres di lokasi usai pelaksanaan salat Ied, kemarin.

Dia mengatakan, tidak menyangka jika sekitar 100 warga yang bertahan masih tetap mau melaksanakan salat Ied di Masjid At TaqwaTerlebih, dengan kondisi diguyur hujan selama 3 hari, membuat ketinggian air kembali naik dengan rata-rata dua meter"Air kembali meninggi sekitar pukul tiga pagiBeberapa lainnya mengungsi, yang bertahan hanya mereka yang punya rumah dengan dua lantai sajaYang bertahan umumnya warga asli Cieunteung," tandasnya.

Khusus untuk di RW 20, kata Jaja, ada sebanyak 320 rumah terendam dengan 20 Kepala Keluarga (KK) atau 40 jiwa tercatat mengungsi di sekretariat PDIP."Kurang lebih 150 KK yang saat ini bertahan," singkatnya.

Sementara dari data lainnya, bencana banjir Cieunteung merendam RW 20 meliputi 4 RT atau 376 rumahLokasi di RW 20 juga menjadi lokaso paling parah terkena genangan air.Kondisi serupa juga terjadi di RW 28 dengan 2 RT (200 rumah terendam)Untuk di RT itu, 200 rumah tercatat terendamSementara dua RT lainnya di RW 09 (160 rumah) juga ikut terendam.

Di balik serang banjir itu sendiri, Jaja menegaskan, puluhan warga yang bertahan kini mulai merasakan krisis air bersihPasalnya, sumur yang umumnya dipakai minum dan keperluan lain, sudah tidak bisa terpakai karena tercampur dengan air banjir"Umumnya banyak yang sudah tidak terpakai, karena terkontaminasi dengan banjirUntuk minum kami harus beli," pungkasnya(rie)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pukuli Wartawan, Dandim Karanganyar Dilengserkan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler