Korban Penertiban Waduk Ria Rio Mulai Masuk Flat

Senin, 17 November 2014 – 00:33 WIB
HUNIAN BARU: Sejumlah warga tampak memasukkan barang untuk menempati Flat Jatinegara Kaum, Pulogadung. Foto: Haritsah Almudatsir/Jawa Pos

jpnn.com - JATINEGARA – Sebagian warga mulai menempati Flat Jatinegara Kaum, Pulogadung, Minggu (16/11). Namun, sebagian lainnya masih bertahan di lokasi pembongkaran untuk mencari barang yang tersisa.

Di antara 300 kepala keluarga (KK) yang terdampak, baru 47 yang pindah ke flat. Hingga Minggu, relokasi masih berlangsung di sekitar bantaran Waduk Ria Rio. Dua backhoe masih bekerja untuk meratakan sisa bangunan. Pembongkaran itu dikawal sedikitnya 100 anggota satpol PP. Mereka juga membantu warga pindah ke flat dengan dua truk satpol PP.

BACA JUGA: Pembatasan Motor di MH Thamrin-Harmoni Bakal Ganggu Mobilitas Warga

Eni, 54, warga eks bantaran Waduk Ria Rio, sudah menempati Blok A lantai 1 Flat Jatinegara Kaum. Dia langsung memperoleh aliran listrik dan air. Meski demikian, dia khawatir dengan kesehatannya. Sebab, flat tersebut tidak memiliki posko kesehatan.

Selain itu, posko pendidikan dan tempat pelatihan keterampilan belum ada. ”Saya punya penyakit jantung, harus berobat terus-menerus. Tapi bingung, obatnya hilang saat pembongkaran kemarin,” kata Eni kemarin (16/11).

BACA JUGA: Ahok, Gubernur Etnis Tionghoa Kedua

Dia juga khawatir Kartu Jakarta Sehat (KJS) miliknya tidak berlaku lagi.Sebab, alamat yang tertera di kartu adalah Pedongkelan. Padahal, saat ini dia menempati flat. Warga juga belum tahu kelanjutan sekolah anak-anaknya. ”Apa boleh nanti berbeda alamat gini,” ujar Eni dengan nada cemas.

Berbeda dengan Eni, warga lain, Narti, 45, hingga kemarin belum mendapat kunci. Sebenarnya dia menolak relokasi. Namun, karena pemprov membongkar paksa, dia pun pasrah.

BACA JUGA: Kericuhan Warnai Penertiban Waduk Ria Rio

Kini warga menuntut uang santunan atau kerohiman yang pantas. Sebab, kata dia, banyak yang baru dibangun setelah kebakaran Maret 2013. ”Saya ini masih punya utang banyak untuk merenovasi rumah. Saya berharap pemprov tidak kejam begitu. Suami saya hanya satpam dengan gaji Rp 900 ribu,” ujarnya mengeluh.

Camat Pulogadung Teguh Hendarwan mengungkapkan, proses relokasi akan berlangsung sampai semua warga pindah ke flat. Sebenarnya ada 300 KK yang tempat tinggalnya dibongkar.

Menurut dia, seharusnya yang boyongan ke flat sebanyak 104 KK. Namun, yang bersedia pindah baru 47 warga. ”Jadi, unit di flat masih tersedia. Tapi, tidak semua yang mendaftar kami terima. Syaratnya harus ber-KTP Jakarta. Ada dua yang KTP Banten, kami tolak,” tegasnya.

Flat Jatinegara Kaum terdiri atas dua tower berlantai lima. Satu tower berkapasitas 100 unit hunian. Rencananya, dibangun lima tower di lokasi tersebut. Dengan jumlah itu, kata Teguh, jumlah flat masih cukup. Meski demikian, semua calon penghuni harus sesuai dengan aturan.

Mengenai pemberian uang kerohiman Rp 5 juta, pihaknya masih mengkaji. Sebab, tenggat pemberian sudah lewat. Seharusnya batas akhir pengambilan uang kerohiman adalah 26 September. ”Tapi, sampai batas akhir tidak ada warga yang mengambil. Baru sekarang mereka meminta. Nanti kami kaji lagi,” kata Teguh. (yuz/c7/oni)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Siapkan Paripurna Tandingan, KMP Bantah Halangi Ahok jadi Gubernur


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler