MANOKWARI- Eksodus besar-besaran terjadi di Kabupaten Teluk Wondama pasca bencana alam banjir bandang,Senin,4 Oktober laluKondisi Wasior,ibukota Kabupaten Teluk Wondama yang porak poranda dilanda bencana menimbulkan trauma mendalam bagi warganya
BACA JUGA: Status Banjir Wasior Tanggap Darurat
Pemerintah daerah mengerahkan empat kapal untuk mengangkut para pengungsi, yakni KM Gracelia,KM Papua III,KRI Kalakay dan KM Delta Mas IIBACA JUGA: Grasi Syaukani Sudah Final !
Asisten II Bidang Pembangunan dan Kesejahteraan Sosial (Bangkesra) Setdakab Teluk Wondama, Yappi M Akwan,SH yang dikonfirmasi Radar Sorong,Rabu (6/10) menyebutkan,sekitar 4.000 warga Kabupaten Teluk Wondama telah mengungsi ke Manokwari dan sekitarnya. ‘’Mereka berebutan naik kapal
KM Gracelia meninggalkan Wasior,Rabu (6/10) dini hari sekitar pukul 01.00 WIT membawa 600-an pengungsi
BACA JUGA: Para Istri Brimob Selalu Cemas
Petugas di pelabuhan sempat kewalahan mengatur warga yang hendak mengungsi ke ManokwariSempat terjadi adu mulut dengan karena warga yang memaksakan diri ikutPetugas lebih mendahulukan korban luka berat untuk naik ke atas kapal lebih dahuluSelain itu,karena penumpang melebihi kapasitas,sebagian besar hanya bisa berdiri hingga sampai di Manokwari.Kedatangan KM Gracelia di pelabuhan Manokwari sekitar pukul 10.15 WIT kemarin ditunggu-tunggu ratusan wargaIsak tangis dan rasa haru sanak keluarga menyambut kedatangan para pengungsi.I ni wajar,karena sejak bencana banjir bandang,Senin lalu tak ada kabar karena jaringan komunikasi di Wasior terputus total.
Di dermaga,Badan Penanggulangan Bencana Provinsi Papua Barat dibantu dinas kesehatan Kabupaten Manokwari,PMI dan lainnya telah menyiapkan mobil ambulans dan tenaga medis untuk membawa para korban luka berat dan ringan ke rumah sakitPetugas pelabuhan sempat kewalahan karena sanak keluarga tak sabar hendak mendekat ke kapal‘’Sabar dulu,kapal belum sandarTunggu,BPNPB lakukan pendataan,’’ ujar petugas pelabuhan
Sekitar 100-an lebih pengungsi turun dari atas kapal dengan kondisi mengalami luka berat dan ringanBahkan beberapa korban bencana harus dipapah beberapa orang karena tak mampu berjalanPengungsi yang kondisinya lemas diangkut dengan mobil ambulans dan dilarikan ke rumah sakitSebanyak 46 korban luka berat di rawat di RSUD Manokwari.
Sedangkan pengungsi lainnya diarahkan ke lokasi penginapan sementara di lapangan Markas Kodim 1703Satuan Penanggulangan Bencana mendirikan beberapa tenda bagi pengungsi yang tidak memiliki keluarga di Manokwari‘’Sebagian menginap di rumah keluargaYang tidak ada keluarga,sementara kita tampung ditenda-tenda,’’ ujar Komandan Posko Bencana Alam Wasior,Drs Dortheus Sawaki kepada Radar Sorong (grup JPNN).
Ribuan pengungsi dari Wasior lainnya berangkat dengan menumpang KM Papua TigaDiinformasikan,kapal miliki Pemprov Papua ini sudah berangkat sejak Rabu pagi dan diperkirakan tiba di Manokwari malamNamun,kedatangan sempat tertunda karena kapal sempat mogok di tengah perjalanan di sekitar perairan Pulau Rumberpoon‘’KM Papua Tiga mogok,ada 2 kapal yang jemput.
Padahal,menurut Komandan Posko Bencana,D Sawaki,KM Papua Tiga membawa 7 korban meninggal serta sekitar ratusan penumpangKarena ada masalah mesin,KM Papua Tiga diperkirakan baru tiba di Manokwari,Kamis (7/10) dini hari‘’Ada 7 jenazah yang dievakukasi ke Manokwari,’’ ujar Sawaki
Sedangkan KRI Kalakay yang dikerahkan sejak hari pertama untuk membawa bantuan bahan makanan dan personel TNI ke Wasior,kemarin mengangkut 53 pengungsi,13 diantaranya anak-anak dan 40 orang dewasaSeorang ibu,Dewi (30 tahun) dilarikan ke rumah sakit karena kondisinya sudah lemasSelain itu pula sejumlah balita dan anak-anak terserang penyakit.
Ketua DPRD Papua Barat,Yoseph Auri,Bupati Manokwari,Drs D Mandacan, Wakil Bupati Teluk Wondama,Dra Marice Kaikatuy,Kepala Fasharkan TNI-AL Manokwari,Kolonel Laut (T) Eko Eko Sunaryo dan sejumlah pejabat kemairn menyambut kedatangan para pengungsiKa Fasharkan kepada wartawan menyatakan,KRI Kalakay siap dioperasikan untuk keperluan penanganan bencana di Wasior‘’Kita siap saja,tergantung dari pemerintah dan badan penanggulangan bencana,’’ tukasnya.
Asisten II Setdakab Teluk Wondama,Akwan menambahkan,kini kondisi Wasior bagai kota matiHanya sebagian kecil umumnya warga pribumi yang tetap bertahan meski tinggal di tempat pengungsian karena rumahnya hancur total‘’Ya,mereka butuh perhatian dari pemerintah dan pihak lainnya untuk bisa membantu,’’ imbuhnya.
Korban bencana banjir bandang Wasior,Kabupaten Teluk Wondama,Provinsi Papua Barat terus bertambahData terakhir yang diperoleh Koran dari Asisten II Bidang Pembangunan dan Kesejahteraan Setdakab Teluk Wondama,Yappi M Akwan,hingga tadi malam (Rabu,6/10) pukul 22.00 WIT,jumlah korban meninggal telah mencapai 83 orang.
Namun menurutnya,jumlah ini dipastikan masih akan terus bertambah karena sekitar 70-an warga dinyatakan hilang‘’ Tim penanggulangan bencana yang terdiri dari personel TNI/Polri masih terus melakukan pencarian,’’ ujar Akwan kepada Radar SorongSecara terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Papua Barat Decky Ampnir yang dihubungi tadi malam (6/10) juga mengatakan, hingga pukul 19.30 WIT jumlah korban tewas akibat banjir bandang di Wasior mencapai 83 orang.
Dikatakan Decky Ampnir, dari 83 korban tewas, 15 korban diantaranya belum terindetifikasi.Para korban tewas kemarin sudah dimakamkan secara massal di pekuburan umum Wasior dan di Kampung Rado“Yang dimakamkan di Rado sebanyak 15 orang, sisanya semua di Wasior,”jelas Decky Ampnir yang dihubungi Radar Sorong tadi malam.
Selain korban tewas, banjir bandang yang menyerupai tsunami di Wasior Senin pagi lalu (4/10) itu juga mengakibatkan 75 orang mengalami luka berat dan luka ringan 461 orangLebih jauh, Decky Ampnir juga mengatakan 80 persen rumah dan bangunan kantor pemerintahan rusak total“Yang tersisa hanya 20 persenTiga daerah terparah yaitu di Wasior Kota, Rado dan Kampung Sanduai,”terang Decky Ampnir melalui ponsel Manokwari-Sorong tadi malam.
Pasca banjir bandang, gubernur sudah 4 kali ke Wasior memantau lokasi bencanaDari hasil turlap (turun lapangan) tersebut, menurut Decky Ampnir, gubernur memerintahkan 3 hal untuk dilaksanakan.Yang pertama, gubernur minta agar segera menormalisasikan lokasi bencana di WasiorSelain itu gubernur juga memerintahkan agar para korban tewas baik yang sudah terindentifikasi maupun yang belum segera dimakamkanHal ini untuk menghindari terjangkitnya wabah penyakit“Dan yang ketiga gubernur memerintahkan agar mendistribusikan logistik ke 3 titik yakni ke Wasior Utara, Wasior Kota dan Wasior Selatan,”urai Decky Ampnir(lm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengikut Aliran Menyimpang Disyahadatkan
Redaktur : Tim Redaksi