Kota Bima Digoncang Isu Bom Lagi

Pengasuh Pondok Ibnu Khatab, Alumni PP Almuttaqin Jepara

Minggu, 17 Juli 2011 – 15:21 WIB

BIMA - Setelah dihebohkan dengan ledakan bom di Pesantren Ibnu Khatab, Bolo, Bima, Sabtu tadi malam kota Bima, kembali dihebohkan dengan isu bomH Zainal, warga Kampung Melayu, kota Bima, melapor pada aparat kepolisian, karena ditemukan bungkusan yang mencurigakan di halaman rumahnya.

Karena diduga bom, aparat kepolisian langsung memblokir seluruh akses yang menuju ke kampung Melayu, yang jaraknya sekitar satu kilometer dengan Pelabuhan Bima tersebut.

Sebab, masyarakat berdatangan ke lokasi

BACA JUGA: 2012, Empat Kali Cuti Bersama

Mereka ingin mengetahui dari dekat bungkusan yang dicurigai bom tersebut
‘’Sekarang kota Bima sedang dihebohkan dengan benda yang dicurigai bom

BACA JUGA: Densus Selidiki Koneksi Pesantren Bima dengan JAT

Jalan yang menuju ke kampung Melayu diblokir aparat kepolisian,’’ kata Kepala Kantor Kementerian Departemen Agama (Kemenag), Kabupaten Bima, Drs H Yaman, yang dihubungi.

Bungkusan yang ditemukan di depan rumah H Zainal itu, diletakkan oleh orang tak dikenal yang mengenakan cadar
Merasa curiga dengan tamu tak diundang yang belakangan diketahui meninggalkan bungkusan tersebut, H Zainal melaporkan kepada aparat kepolisian

BACA JUGA: Tidak Kendur, Walau Diisukan Akan Direshuffle

‘’Kami belum tahu, apa isi bungkusan ituSekarang sudah diamankan oleh tim Gegana,’’ tambah Yaman, alumnus Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya tersebut.

Ditanya tentang Pesantren Ibu Khatab, kata Yaman, pondok tersebut illegal karena tidak mengantongi ijinSantrinya pun tidak banyak, yaitu sekitar 30 orangMereka tak satu pun yang berasal dari Desa Sanolo, Kecamatan Bolo, tempat pondok tersebutSeluruhnya dari kecamatan lain, seperti Kecamatan Wera, Dompu dan lain-lainnya.

Sedangkan para pengasuhnya, merupakan alumni Pondok Pesantren Almutaqim, Jepara, Jawa TengahFirdaus yang tewas seketika saat bom itu meledak, juga berasal dari pesantren Almuttaqin‘’Informasi yang saya peroleh, mereka umumnya alumnus PP Almuttaqin, Jepara,’’ jelas Yaman.

Kata dia, saat pesantren itu digrebek polisi, tak satu pun ditemukan santriMereka sudah melarikan diriNamun, Abrori (40) pengasuh pesantren, asal Desa Leu, Kecamatan Sila itu, sudah diamankan kepolisian‘’Muspida Bima dan para ulamanya mendukung langkah-langkah yang dilakukan aparat kepolisian,’’ tutur Yaman, yang kemarin mengumpulkan 100 tokoh agama di kantornya, terkait kasus bom di pesantren tersebut.

Bahkan Yaman menolak kalau Pesantran Ibnu Khatab dikatakan sebagai Pondok Pesantren‘’Kalau saya bilang, itu hanya perkumpulan sajaKalau pesantren, kan ada ijinnyaSantrinya pun banyakTapi di pondok Ibnu Khatab ini santrinya tidak sampai 30 orang,’’ ujarnya.

Yaman, putra kelahiran Desa Ngali, Kecamatan Belo itu mengatakan, sejak terjadinya ledakan bom di Pesantren Ibnu Khatab, suasana di Bima sedikit terusikKarena itu, kemarin dia bersama Muspida Bima mengumpulkan 100 tokoh agama, dan 45 dianataranya pengasuh pondok pesantren.

Dalam pertemuan yang berlangsung di aula kantor Kemenag itu, dihadiri sesepuh ulama Bima seperti Tuan Guru H Gani Masykur, Tuan Guru H Said Amin, Ketua MUI Kabupaten, Tuan Guru H Rahim Haris, Ketua MUI Kota Bima, Drs H Yasin Abubakar, dan sejumlah tokoh lainnya.

Dalam pertemuan tersebut menghasilkan empat poinDiantaranya menolak segala bentuk radikalisme, baik melalui pendidikan maupun dakwahMendukung langkah-langkah yang diambil Polri untuk memberantas segala bentuk pelanggaran‘’Tadi sore kami kumpulkan seluruh tokoh agama di Bima, dengan menghasilkan keputusan untuk menolak keras segala radikalisme di Bima,’’ tegas ayah empat anak kelahiran Ngali 18 Agustus 1957 ini(din)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PNS Membengkak Dampak Kepentingan Politik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler