KPA Jakut Keluhkan Maraknya Warung Remang-remang

Kamis, 20 Oktober 2011 – 05:35 WIB

KOMISI Penanggulangan AIDS (KPA) Jakarta Utara mengeluhkan maraknya warung remang-remang di wilayah tugasnyaPasalnya, warung yang disalahgunakan untuk bisnis seks terselubung tersebut rentan menjadi sarang penularan HIV/AIDS

BACA JUGA: Foke Minta Kaji Ulang Pengelolaan Air



“Jumlah warung remang-remang di Jakarta Utara yang masuk daerah rawan penyakit infeksi menular seksual terus bertambah
Terus terang hal ini membuat kami bingung dan prihatin,” keluh Kepala Seketariat KPA Jakut Atma Sanjaya, kemarin

BACA JUGA: DKI Genjot Program Antisipasi Banjir

“Kenapa kami tahu itu, karena kami sering turun ke kantong-kantong tersebut,” imbuhnya


Pria berkacamata itu menyayangkan kinerja aparat di kecamatan dan Satpol PP

BACA JUGA: Hari ini, 29 Jadwal KRL Dibatalkan

Pasalnya, kata pria yang pernah menjadi Wakil Walikota Jakut itu, sudah ada dana penguatan untuk hal ketentraman dan ketertiban“Camat sebagai penguasa wilayah  jangan diam sajaKesannya jadi seperti ituPadahal camat sudah diberi power, ada pergub yang mengatur tentang ketentraman dan ketertiban,” ujar Atma

Maraknya warung remang-remang, juga menambah persoalan lainSeperti rawan perdagangan manusia dan sebagainya“Tapi kalau kita bekerja sesuai tupoksi, saya yakin Jakarta bisa seperti Singapura,” tegasnya

Atma menambahkan, di wilayah Jakut tempat-tempat yang rawan menjadi sarang penularan penyakit seksual tersebar di sejumlah titikSeperti di Mencos, Pela-pela, Taman BMW, Kalijodo, Koljem Cilincing, Rawa Bebek, Jembatan Gantung serta Rawa Malang

Karena itu, tidak mengherankan jika jumlah penderita HIV dan AIDS di wilayah pesisir itu terus bertambahSaat ini saja tercatat sudah ada 357 orang yang terkena penyakit mematikan itu

Parahnya lagi, mereka yang terkena penyakit mematikan itu adalah umur produktif yang berusia antara 25 hingga 44 tahun“Jumlahnya ada 279 orang,”  jelasnya“Mereka umumnya tertular akibat berhubungan seks,” imbuhnya

Walaupun kasus terus meningkat, mau tidak mau harus memberikan penyuluhan.  Serta menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri ke klinik“Jumlah itu hanyalah penderita yang memeriksakan diri ke rumah sakit dan klinikSeperti ke RSUD Koja dan RSPI Sulianti Saroso,” terangnya

Atma menambahkan, untuk menekan penyakit tersebut pihaknya mengusulkan adanya kerja sama antarberbagai pihakBaik itu pihak kesehatan, sosial, Satpol PP dan pariwisata“Di pariwisata itu ada bagian yang mengurusi pengawasan terhadap tempat hiburanHarus dioptimalkan lagi,” pungkasnya(dai)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Investor Empat Negara Minati Monorel Tangsel-Bandara


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler