"Itu konflik lama dan kita mengutuk keras hal itu, apalagi adanya keterlibatan aparat," kata Iwan kepada JPNN, Kamis (15/12).
Dikatakan, warga Megaupak merupakan gabungan warga Mesuji, Lampung dan Mesuji, Sungai Sodong, OKI, Sumsel yang telah lama menetap dan tinggal di wilayah tersebut sebelum berdirinya perusahaan-perusahaan perkebunan di sana
BACA JUGA: IPW: Pembantaian Mesuji Sudah Lama Dibiarkan
"Mereka satu marga, tapi berada di dua provinsi yang berbeda," ujar Iwan.Terkait rekaman video pembantaian dan penggusuran rumah warga yang diputar di ruang rapat pimpinan Komisi III DPR, kata Iwan, hal itu menunjukan bukti kebiadaban aparat terhadap warga petani
BACA JUGA: MPR: Kasus Mesuji Banyak Terjadi di Daerah Lain
Sementara, gambar perusakan rumah diambil di wilayah register 45, Mesuji, Lampung."Kapolri dan Kapolda (Lampung dan Sumsel) harus bertanggungjawab
Diketahui, Sedikitnya 15 orang keluarga korban pembantaian di Mesuji, Provinsi Lampung mengadu ke Komisi III DPR mengenai penggusuran dan pembantaian warga oleh oknum aparat terkait perluasan lahan sawit PT Silva Inhutani milik Benny Sutanto alias Abeng
BACA JUGA: LPSK Siap Lindungi Korban Pembantain Mesuji
Selain pembantaian di Mesuji Lampung, rombongan warga yang mengaku dari adat Megaupak yang dipimpin oleh mantan anggota DPR Mayjen (Purn) Saurip Kadi itu juga melaporkan kasus pembantaian serupa yang terjadi di Sodong, Mesuji, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan
Mereka meminta keadilan atas peristiwa berdarah pihak perusahaan dengan warga yang mengakibatkan 30 orang korban jiwa selama periode 2009 sampai 2011 di dua wilayah perbatasan Provinsi Lampung-Sumsel. (kyd/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... JRK Minta MA Penjarakan Bupati Lampung
Redaktur : Tim Redaksi