KPK Bakal Tingkatkan Alat Sadap

Kamis, 26 September 2013 – 02:35 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berencana meningkatkan peralatan menyadapnya. Alasannya, selama ini keberhasilan KPK dalam operasi tangkap tangan tidak terlepas dari penggunaan alat sadap.

 

Namun demikian untuk merealisasikan rencana itu, lembaga antikorupsi tersebut menunggu anggaran dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

BACA JUGA: Dua Saksi Anas Urbaningrum Dijadwal Ulang

"Mudah-mudahan kalau diberikan anggaran oleh DPR insya Allah akan kita lakukan," kata Ketua KPK, Abraham Samad di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Jakarta, Rabu (25/9).

BACA JUGA: PDIP: Ada yang Gak Beres di KPK

Wacana itu muncul setelah DPR menyetujui pembelian alat sadap seharga Rp 70 miliar untuk Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI. Alat sadap yang didatangkan dari Inggris itu masuk dalam rancangan modernisasi alat utama sistem persenjataan Indonesia tahun anggaran 2012.

Abraham tidak mempermasalahkan DPR menyetujui pembelian alat sadap untuk BAIS TNI. Dia malah mendukung pemberian anggaran tersebut.

BACA JUGA: KPK Pastikan Telaah Keterangan Nazaruddin Terkait e-KTP

"Kita berterimakasih karena kita bisa bekerjasama untuk memerangi kejahatan terutama kejahatan korupsi. Karena perang terhadap kejahatan korupsi itu memerlukan kerjasama yang luas kepada lembaga-lembaga negara yang ada, polisi, kejaksaan, BAIS, BIN dan lain-lain," kata Abraham.

Teknologi alat sadap yang dimiliki KPK saat ini tergolong canggih. Mereka membeli alat sadap dengan menggunakan DIPA tahun 2005 dengan jenis portabel A (laptop dan receiver) seharga Rp 1,512 miliar, jenis B Rp 5,25 miliar, dan jenis C Rp 4 miliar. Kemudian satu unit LID monitoring centre (LID MC) seharga Rp 17,31 miliar.

Alat yang bernama audio telecommunication international systems (ATIS) Gueher itu merupakan generasi terbaru dari instant recall recorders (IRC) yang dapat dikoneksikan ke dalam audio source berupa telepon tetap atau ponsel GSM/ AMPS/ CDMA.

Alat pabrikan Jerman itu mampu merekam dan menyadap seluruh komunikasi suara dengan kapasitas aktif lebih dari 680 menit dan 1.000 panggilan yang berbeda. Di samping itu, kompresi algoritma (rancangan program komputer) yang ada di dalam ATIS telah memperbesar kapasitas penyimpanan dan kualitas suara yang cukup jernih.

ATIS dapat mengidentifikasi penelepon, waktu percakapan terjadi dan nomor penelepon melalui RS 232 link built-in. Begitu nomor disadap, maka alat tersebut langsung merekam mesin ponselnya, termasuk menunjukkan posisi geografis orang tersebut

Mungkin orang bisa saja mengganti nomor. Tapi selama dia masih menggunakan ponsel yang sama, ATIS masih bisa menyadap, karena international mobile equipment identity (IMEI)-nya sudah terekam oleh sistem. (gil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Calo CPNS Bisa Keruk Triliunan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler