JAKARTA -- Pengamat hukum Margarito Kamis menilai, penahanan 19 tersangka cek pelawat (travellers cheque) dalam pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (DGS BI) pada 2004, tetap tidak akan mempengaruhi keberhasilan mengungkap siapa pemberi cek pelawat tersebutSebab, KPK tetap tidak berkutik dengan alasan fasilitator pemberi suap Nunun Nurbaeti yang beralasan terkena lupa permanen.
Penahanan tersebut, kata Margarito, hanya akan menjerat para legislator dan mantan legislator itu sendiri
BACA JUGA: KPK Tetap Awasi Penyidikan Oleh Pengawasan Kejaksaan
Meskipun semua tersangka menyebut cek pelawat difasilitasi Nunun, upaya hukum tetap tidak bisa dikenakan terhadap seseorang yang sakit lupa ingatanMemang, kata Margarito, logika hukum menjadi tidak jalan dalam penanganan kasus tersebut
BACA JUGA: BPK-BPKP Tolak Hitung Kerugian
KPK hanya mampu menjerat penerima suap, bukan pemberiBACA JUGA: Gayus Bakal Buka-bukaan di KPK
"Hanya di Indonesia penerima suap diperkarakan, tapi pemberi suapnya tidak ada," katanya.Karena itu, kata Margarito, kendati sudah sukses menahan dan membawa sejumlah tersangka ke meja hijau, KPK tetap harus mengejar NununItu agar logika hukum tidak terus-terusan dilanggar"Agar rasionalitas hukum masyarakat tetap terjaga," katanya.
Di bagian lain, para tersangka kasus suap cek perjalanan yang telah mendekam di tahanan, kedatangan tamuKemarin, Menkum dan HAM Patrialis Akbar mengunjungi dua rutan sekaligusPolitikus PAN tersebut mendatangi Rutan Cipinang lebih duluTerdapat sembilan tersangka yang ditahan di sana, diantaranya Paskah Suzetta,
Dalam kunjungannya tersebut, Patrialis membantah jika kedatangannya khusus untuk menjenguk para tahanan politikus tersebutDia menegaskan, dirinya hanya mengecek kelayakan huni rutan terkait penahanan para tersangka kasus suap cek perjalanan tersebut.
"Nggak lahSaya ingin cek, apakah kapasitasnya masih memungkinkan atau tidakTernyata dari fakta di lapangan, masih banyak tempat di siniSaya punya kewajiban untuk melakukan pengecekan, apalagi yang masuk ini kan sebagian ada wakil-wakil rakyat (sembilan tersangka)," tegas Patrialis, usai melakukan kunjungan di Rutan CipinangDia menambahkan dari kapasitas 256 tahanan dalam rutan Cipinang, baru dihuni 58 tahanan"Jadi ternyata masih muat," tambahnya.
Berdasarkan data yang dikeluarkan Rutan Cipinang, para tersangka menempati masing-masing satu selSebagian besar tersangka menempati blok khusus koruptor lantai duaHanya Paskah Suzetta yang ditempatkan di lantai satu, kamar nomor tiga.
Setelah mengunjungi Rutan Cipinang, Patrialis melanjutkan kunjungannya ke Rutan Salemba, dimana terdapat tujuh tersangka ditahan di sanaKondisi Rutan Salemba tidak sebaik Rutan CipinangRutan tersebut telah mengalami over capacityDengan kapasitas 900 tahanan, rutan tersebut diisi 2800 tahanan"Ini suasana yang tidak diinginkan, apalagi tidak semua sel ada toiletnya," tambah Patrialis.
Untuk itu, Patrialis berniat memindahkan para tahanan politikus tersebut ke Rutan Cipinang yang lebih luasMeski begitu, dia memastikan tidak ada perlakuan khusus bagi para tahanan politikus tersebut"Saya jamin, semua tahanan mendapat perlakuan samaTidak ada yang dibedakan," tambahnya.
Selain Patrialis, ada beberapa politikus yang juga menjenguk para tahanan tersebutDiantaranya politikus PPP Achmad Yani dan Menko Kesra Agung LaksonoAchmad Yani datang lebih dulu, namun dia juga membantah bahwa kedatangan dirinya sengaja ingin membesuk para tahanan politikus tersebutBerbeda dengan Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Agung Laksono, dia mengakui dirinya mengunjungi para rekannya yang tengah ditahan, seperti Paskah Suzetta, Ahmad Hafiz Zawawi, dan Martin Bria Seran"Iya (mengunjungi) teman-teman yang baru ditahan, kemarinSemuanya sehat, mereka tegar,"ujar Agung, usai membesuk para rekannya di Rutan Cipinang.
Dalam kunjungan tersebut, Agung juga mengungkapkan, pihaknya berharap para rekannya tersebut mendapat perlakuan yang sama di mata hukumDia juga menginginkan pemberi suap segera dijeratKetika ditanya soal kemungkinan melakukan langkah politik, Agung mengelak"Kami tidak singgung masalah itu," imbuh dia.(ken/aga)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Megawati Singkirkan Microphone Wartawan
Redaktur : Tim Redaksi