Menurut Abdul Hafiz, setiap pelaksanaan pemilu harus diterapkan sebuah inovasiDi antaranya, pemilih harus mudah dalam segi operasional dan teknis baik bagi penyelenggara pemilu, pemilih dan semua pihak yang terlibat dalam pesta demokrasi.
"Bukan hanya semangat yang menggebu-gebu, tapi harus diwujudkan," katanya di gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Rabu (21/9).
Kedua, lanjutnya, pemilu harus murah dalam hal pembiayaan
BACA JUGA: Kaban Anggap SBY Sosok Pemberani
Dia menjelaskan, pada Pemilu 2009, KPU menggunakan anggaran Rp 10,3 triliunBACA JUGA: Taufik tak Ingin Menjurus ke Salah Seorang Anggota Banggar
Keempat dan kelima, akurat dan terpercaya.Dia mengatakan, akibat proses pemungutan dan penghitungan suara pada Pemilu 2009 yang tidak akurat, banyak pengajuan pemohononan pemilu ulang di Mahkamah Konstitusi.
Diterangkannya, enam dari 26 perkara yang dikabulkan Mahkamah Konstitusi adalah karena kesalahan penyelenggara pemilu.
Menurut Hafiz, semua inovasi tersebut dapat diwujudkan jika pemilu dilakukan secara elektronik
BACA JUGA: Taufik: Membubarkan Banggar Tidak Mudah
"Kalau perlu ada pelatihan massal juga," saran dia.Kepala BPPT Mirzan Azis Iskandar menyatakan, dengan peralatan yang diproduksi sendiri oleh anak bangsa di dalam negeri, pemilu elektronik dapat dilakukan dengan biaya yang murah.
Dia menjelaskan, setiap tempat pemungutan suara (TPS) hanya membutuhkan biaya Rp 2 juta hingga Rp 3 juta untuk pemungutan dan penghitungan suara"Semua bisa dicoba dulu dan diterapkan," kata Mirzan(kyd/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bantah Langgar Kode Etik, Pramono Sindir Wa Ode Ge Er
Redaktur : Tim Redaksi