jpnn.com, BOGOTA - Lebih dari 100 anggota militer Venezuela membelot. Mereka keberatan dengan kebijakan rezim Presiden Nicolas Maduro terkait situasi di perbatasan.
Sejak Jumat (22/2), militer Venezuela berkali-kali bentrok dengan demonstran yang mendesak agar bantuan kemanusiaan dari Amerika Serikat diizinkan masuk. Parahnya, para serdadu itu diperintahkan menggunakan timah panas kepada saudara-saudara mereka sendiri.
BACA JUGA: Kisah Tentara Venezuela Pilih Desersi daripada Tembak Saudara Sendiri
Sejauh ini desertir hanya terdiri dari tentara kelas bawah. Belum ada petinggi yang berani melakukan itu. Mereka yang punya jabatan masih pikir panjang untuk berpaling karena rata-rata terbelit kasus korupsi.
Salah seorang desertir yang berusia 29 tahun menegaskan bahwa sejatinya banyak tentara yang ingin meninggalkan Maduro. Mereka masih menunggu momentum.
BACA JUGA: Krisis Venezuela: Maduro Pakai Kekerasan, Oposisi Panen Dukungan
Diperkirakan bakal lebih banyak lagi anggota militer yang mengikuti jejak para desertir tersebut karena mereka sudah lelah dengan ulah para pemimpinnya yang korup.
Di pihak lain, Maduro banjir kecaman pasca bentrokan di perbatasan itu. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyatakan bahwa masa kepemimpinan Maduro tinggal hitungan hari.
BACA JUGA: Perbatasan Venezuela Membara, Tentara Tembaki Rakyat dari Dekat
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Brasil meminta negara-negara yang belum mengakui Juan Guaido sebagai pemimpin sementara agar segera melakukannya.
Guaido membuka semua opsi bagi komunitas internasional untuk melengserkan Maduro. Dia berencana bertemu dengan Wapres AS Mike Pence di sela-sela acara Lima Group di Bogota, Kolombia. Belum diketahui apakah Guaido bisa hadir lantaran Maduro menerapkan larangan perjalanan ke luar negeri untuknya. (sha/c10/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gotong Royong Oposisi demi Bantuan untuk Rakyat Lapar
Redaktur & Reporter : Adil