Krisis Yunani tak Pengaruhi Indonesia

Jumat, 14 Mei 2010 – 15:09 WIB
JAKARTA- Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementrian Keuangan, Anggito Abimanyu mengatakan bahwa kebijakan mega bailout senilai USD1 Triliun untuk mengatasi krisis di Yunani memberikan hasil positifKrisis tersebut juga tidak melebar ke negara lainnya.

Dikatakan Anggito, kebijakan bailout yang disepakati oleh Menteri Keuangan Uni Eropa, Bank Sentral Negara UE dan Lembaga Dana Moneter Internasional (IMF) telah mampu menstabilkan kembali pasar financial global serta mampu mencegah hancurnya mata uang Euro

BACA JUGA: Kalau Milik Swasta, Kapan pun Bisa Dijual

Bailout ini sendiri merupakan paket penyelamatan terbesar yang pernah dilakukan pemimpin G-20 (Menteri Keuangan dari 20 negara berpengaruh secara ekonomi) setelah runtuhnya Lehman Brothers.

"Bailout itu mudah-mudahan sudah bisa menenangkan
Euro zone juga tidak terlalu besar

BACA JUGA: PLN Kantongi Dokumen AMDAL PLTA Asahan III

Bisa dikatakan, dampaknya tidak ada
Meskipun kita membuat suatu postur APBN yang mempunyai kelenturan atau punya resiko fiskal yang kita perhitungkan

BACA JUGA: Penerimaan Pajak Sudah 29,8 Persen

Ini antisipasi kalau ada perubahanSehingga kalau ada yang berubah tetap bisa terserap (dalam APBN)," kata Anggito.

Anggito pun mengatakan, bahwa Indonesia termasuk negara yang kuat menghadapi krisis"Dengan posisi APBN kita yang prudent dan kebijakan moneter yang dipahami oleh pelaku ekonomi, saya cukup yakin pemerintah cukup bisa menahan atau mengurangi dampak eksternal shock yang berasal dari eropa," katanya.

Optimisme menghadapi krisis Yunani, juga diungkapkan oleh Menteri Koordinator bidang ekonomi, Hatta RadjasaMenurutnya, bahwa kebijakan mega bailout oleh pemegang kebijakan Eropa sudah sangat menenangkan pasarSehingga dampak krisis tidak akan dirasakan secara langsung oleh negara-negara di Asia, khususnya Indonesia.

"Ekonomi Asia pasti akan tetap tumbuhKebijakan bailout oleh IMF dan keuangan Eropa itu cukup menenangkanSelain itu yang paling penting, tahannya kita menghadapi resiko krisis membuktikan bahwa pondasi ekonomi kita sudah cukup kuatPasar sudah bisa memahaminya," tegas Hatta.(afz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Azam: Industri Kapal Banyak Boroknya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler