Kritik Sekolah, 12 Guru Dimutasi

Diduga Ada Penggelapan Dana Rp 400 Juta oleh Kepsek SMA 1 Purwakarta

Rabu, 23 Februari 2011 – 09:07 WIB

BANDUNG - Penghargaan sebagai 'Pahlawan Tanpa Tanda Jasa' pantas ditujukan kepada seorang guruNamun berbeda dengan yang dialami 12 guru dari SMAN 1 RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) Purwakarta yang harus rela dimutasi  dari tempat mengajarnya, dipindah ke sekolah-sekolah ditempat terpencil.

Tak menerima kenyataan pahit tersebut, para guru melakukan aksi unjuk rasa didepan Gedung Sate Bandung, Selasa (22/2)

BACA JUGA: Mafia Proposal Berkeliaran di Sekolah Swasta

Puas unjuk rasa, mereka lalu diterima oleh DPRD Provinsi Jawa Barat Ketua Komisi E.

Kedua belas guru SMAN RSBI Purwakarta yang dimutasi secara sepihak itu adalah Amin Muchsin Fauzi, Lilis Yani Sugiati, Widi, Cucu, Komariah, Masmiati, Parsinah, Tuti, Atun Syamsiah, Ali Nurdin, Cecep dan Nunung Nurlaela
Saat berdialog dengan wakil rakyat,  para guru mengatakan mutasi tersebut merupakan buntut dari kasus penggelapan dana sumbangan pendidikan (DSP) dari para orang tua murid pad Juli 2009 sebesar Rp 407.100.000,00.

Di hadapan ketua dan anggota Komisi E DPRD Provinsi Jawa Barat, mereka membeberkan peristiwa mutasi sepihak itu terjadi pada akhir Agustus 2010

BACA JUGA: RUU PT Bukan Pengganti UU BHP

"Sebelum mutasi, waktu itu para guru menuntut laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan kepada Kepala Sekolah SMAN 1 RSBI Purwakarta Iis Sri Sugiharti tentang DSP yang hanya Rp 800 Juta
Padahal, berdasarkan data, DSP 2009/2010 mencapai Rp 1.207.100.000,00," papar salah seorang perwakilan guru, Amin.

Menurut Amin, para guru menuntut laporan pertanggungjawaban sesuai dengan Peraturan Pemerintah No

BACA JUGA: Kemdiknas Berupaya Tingkatkan Sumber Daya Dosen

53/2010 tentang Disiplin PNSTuntutan tersebut rupanya langsung ditanggapi dengan 'dingin' oleh pihak Disdik Purwakarta.

"Kami langsung mendapat Surat Perintah Kerja (SPK) Mutasi dan dipindahkan ke SMA-SMA di daerahMalah ada yang jadi nganggur karena di sekolah baru sudah ada gurunya," paparnya.

Sementara para beraudiensi, puluhan mahasiswa melakukan aksi unjuk rasa di halaman Gedung SateMereka menuntut DPRD Jabar dan Disdik Jabar segera mengambil langkah tegas terkait kasus tersebut.

Ditempat yang sama, Ketua Komisi E DPRD Jabar, Syarif Bastaman menyatakan akan menyikapi serius kasus tersebut"Kami akan serius, apalagi aktanya guru-guru pengganti itu adalah guru honorer yang pengajar SMP.  Jika perlu, cabut saja status RSBI sekolah itu," tegasnya(dhi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Tidak Serius Tingkatkan Daya Saing PT


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler