Kritis, Motif dan Identitas Belum Diketahui

Jumat, 09 Desember 2011 – 06:16 WIB
Nasib pria yang membakar dirinya di depan Istana, 7 Desember 2011 lalu, kemarin masih mendapat perawatan di rumah sakit Mangun Kusumo, Salemba, Jakarta (8 Des 2011). Foto: Humas RSCM

JAKARTA - Teka-teki motif dan siapa pria yang melakukan aksi membakar diri di depan Istana Negara tampaknya bakal sulit terungkapSebab, kondisi pria tersebut saat ini sangat mengenaskan

BACA JUGA: KPK Serahkan ke Polri-Kejagung

Tubuhnya mengalami luka bakar di seluruh tubuh dengan tingkat 98 persen
Pihak RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) menyebut kondisinya kritis.

Kemarin, dipimpin oleh Direktur Utama RSCM Prof Dr

BACA JUGA: KPK Usut Peran Wali Kota Semarang

dr
Akmal Taher Sp.U, pihak rumah sakit menggelar konferensi pers

BACA JUGA: Cegah Pungli, Kada Harus Berani Main Pecat

Dia mengatakan, meski masih hidup, hingga kemarin kondisinya masih mengenaskan"Keadaan umum sangat burukSekarang dia dibantu alat pernafasan," ujarnya kemarin.

Pihak RSCM kini merawat pria tersebut di ruang isolasi Unit Luka Bakar (ULB)Ruangan benar-benar disterilkan supaya luka tidak semakin parahOleh sebab itu, pihak RSCM tidak memperkenankan wartawan mengambil gambar terkahir kondisi korbanSebagai gantinya, bagian humas menunjukkan foto korban.

Dalam gambar tersebut, badan korban tampak gosong dan menghitamTubuhnya dibalut dengan perban, bibirnya membengkak, matanya memerah dan mengeluarkan air mata berwarna merahRambut sisi kiri, belakang, dan kanan terbakar hingga menyisakan bagian depanJuga terlihat berbagai selang menancap di tubuhnya.

Lebih lanjut Prof Akmal menjelaskan jika selang-selang itu diantaranya alat bantu pernafasan dan cairanDia juga menjelaskan jika tim medis telah melakukan pembersian luka dan memperbaiki beberapa jaringan tubuh termasuk jantung"Dia dibuat tidak sadar agar bisa dipasang alat bantu," imbuhnya.

Meski demikian, dia tidak tahu pasti bagaimana peluang pria tersebut bisa bertahanYang pasti, pihaknya akan berbuat yang terbaik untuk bisa membuatnya tetap bertahanDisatu sisi, dia mengakui jika kondisi luka bakar seperti itu sulit untuk disembuhkan.

Pakar Urologi itu menambahkan kalau RSCM kerap menerima pasien tanpa identitasSelama ini, pihaknya selalu memberikan yang terbaik meski tidak diketahui siapa penderita ituNamun, kalau kemungkinan terburuk datang, pihaknya akan melakukan pemakamam sebulan kemudianMenunggu ada keluarga yang mengambil jenazah.

Saat ini, lanjutnya, memang belum ada yang mengaku sebagai keluarga pelaku bakar diriPihak RSCM juga tidak bisa berbuat banyak karena saat diserahkan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD), tidak ada data diriHanya sepatu yang masih tertempel saat polisi membawanya pukul 18.00 Rabu (7/12).

Masih gelapnya motif dan identitas pelaku membuat berbagai spekulasi bermunculanBahkan, setelah santer berita pria bakar diri menyebar, sekelompok LSM yang menyebut diri dari Pemuda Kebangsaan, Bendera, hingga Petisi 28 langsung menggelar aksi simpati di RSCMKordinator aksi bernama Dani langsung mengaitkan dengan politik.

Dia menyebut aksi tersebut sebagai wujud ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)Begitu juga pernyataan Ketua Komisi IX DPR RI Ribka Tjiptaning yang menjenguk pelakuDia mengaku sudah bertemu pasien dan menyebut aksi dilakukan karena jenuh dengan pemimpinnya.     

"Kalau hanya aksi bunuh diri, kenapa di depan istana," urainyaEntah benar atau tidak, saat pihak RSCM melarang ada yang menjenguk selain tim medis, dia mengaku sempat berkomunikasi dengan korbanBahkan, dia menyebut pelaku adalah mahasiswa dan dari Batak.

Sementara itu, pihak Istana meminta dilakukan upaya penyelamatan yang maksimal oleh kepolisian dan rumah sakit terhadap orang yang melakukan aksi bakar diri di depan Istana Merdeka (7/12)Menurut Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik Daniel Sparringa, setiap kehidupan makhluk adalah anugrah dari Tuhan.

"Tidak seorang pun boleh kita biarkan menyia-nyiakan anugrah itu," kata Daniel di Nusa Dua, Bali, kemarin (8/12)Pihaknya, kata dia, mendorong semua warga negara menjauhkan dari kekerasan, termasuk terhadap diri sendiri"Demokrasi kita harus memuliakan keadaban yang di antaranya datang dari moralitas agama dan kemanusiaan," sambungnya.

Daniel menyatakan keprihatinan dan menyayangkan terjadinya aksi bakar diri tersebut"Kami berharap itu akan menjadi peristiwa terakhir yang kita lihat dalam masa hidup kita," katanyaDia juga tidak ingin aksi yang tergolong nekat tersebut dianggap sebagai sesuatu yang heroik(dim/fal)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Berbagi Kiat Benahi Birokrasi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler