Kronologis Tendangan Maut Wali Kota Mataram ke Satpol PP

Selasa, 23 Januari 2018 – 00:05 WIB
Wali Kota Mataram H Ahyar Abduh melayangkan tendangan untuk menguji fisik Anggota Satpol PP Kota Mataram, Rabu (17/1). Foto: Ivan/Lombok Post/JPNN.com

jpnn.com, MATARAM - Foto tendangan Wali Kota Mataram H Ahyar Abduh pada anggota Satpol PP yang beredar, mendapat tanggapan beragam dari netizen.

Namun, sebenarnya sebelum wali kota dua priode itu melayangkan tendangan, justru anggota satpol PP lah yang meminta untuk dites ketangguhan fisiknya dengan cara seperti itu.

BACA JUGA: Hajar Anak Buah, Kepala Satpol PP DKI Dipolisikan

Hal ini diceritakan Kasatpol PP Kota Mataram Bayu Pancapati. “Jadi ceritanya begini,” tutur Bayu memulai ceritanya.

Sesaat sebelum tendangan maut Ahyar itu melayang, Bayu dipilih menggantikan posisi Chaerul Anwar, Kasatpol PP lama yang dimutasi menduduki jabatan Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.

BACA JUGA: Bukan Pasutri Bermesraan di Indekos, Nih Penampakannya

“Karena kami kompak, anggota (Satpol PP) ikut hadir di luar, menunggu di luar selama proses pelantikan saya (jadi Kasatpol PP yang baru),” ujarnya, seperti diberitakan Lombok Post (Jawa Pos Group).

Seusai seremony pelantikan, Ahyar bersama sejumlah pejabat lainnya ke luar ruangan.

BACA JUGA: Pelayan Cafe Ini Ditemukan Tewas Mengenaskan Usai Razia

Di luar, ternyata sudah berbaris sejumlah anggota Satpol PP yang menunggu kehadiran Wali Kota Mataram, pejabat lainnya dan kasat baru mereka, dalam posisi berbaris.

“Mungkin ini bentuk saking bahagianya anggota ya, dengan dilantiknya saya, sehingga sudah berbaris menunggu di luar,” terangnya.

Bayu melanjutkan, Ahyar yang melihat sejumlah anggota Satpol PP berdiri berbaris, langsung mengajukan sejumlah pertanyaan.

Mulai dari kesiapan anggota, apakah mereka siap mendukung Bayu Pancapati, sebagai kasat baru.

“Pak wali tanya (ke anggota) “siap untuk mendukung kasat yang baru?”. Mereka jawab siap, bahkan ada lalu yang menyodorkan diri,” jelasnya.

Salah satu yang menyodorkan diri saat itu adalah Komandan Peleton (Danton) 3 Surya Hadi. Bayu lalu menirukan ulang, perkataan yang diucapkan Surya Hadi.

“(Surya Hadi bilang) “Pak, tes kita Pak Wali!’ kata Surya,” tuturnya.

Saat itu, kata Bayu Surya lalu menyodorkan badannya yang kekar ke arah depan. Ahyar kemudian mengambil kuda-kuda, kemudian melayangkan tendangan ke titik-titik yang tangguh.

“Pak wali itu pesilat, beliau tahu mana yang rentan ditendang dan mana yang kuat untuk ditendang,” ujarnya.

Soal foto yang beredar, seolah-olah tendangan Ahyar menghantam wajah anggota, Bayu bersaksi tak ada wajah yang ditendang Ahyar.

Jika titik-titik lumpuh yang ditendang, Bayu memastikan anggota itu sudah pasti tersungkur.

“Itu hanya ayunan kaki, seolah-olah mengenai wajah. Kalau ada videonya, mungkin semua akan tahu tak ada tendangan ke arah wajah,” jelasnya.

Tendangan itu, lanjut Bayu mengarah ke arah lengan kanan. Sedangkan Ahyar tidak menendang dengan kaki terbaiknya. “Tapi pakai kaki kiri,” terangnya.

Tapi karena ada sudah pengambilan foto yang bagus dan momen yang tepat, jadilah foto itu menurut Bayu seperti mengarah ke wajah.

“Apalagi sampai ada yang bilang ke arah leher, saya heran sama media-media nasional ini narasinya berlebihan,” cetusnya.

Bagian yang ditendang wali kota, mengarah ke tempat-tempat yang bisa untuk dikunci. Seperti perut dan lengan.

Bagi Bayu tendangan itu justru tak sehebat tendangan sebelumnya yang pernah dipertontonkan Ahyar.

“Ada bahkan Pak Wali nendang sambil terbang,” celetuknya.

Bagi Bayu, terlepas dari berbagai pendapat orang itu, Satpol PP sendiri menilai tendangan Ahyar itu, lebih dari sebuah uji fisik. Tapi baginya ini adalah bentuk keakraban antara Wali Kota dengan anggota Satpol PP.

Di sisi lain, ini juga cara mereka meyakinkan kepala daerah, kesiapan mereka dalam upaya penegakan-penegakan perda.

“Kalau bukan dengan cara seperti itu, lalu dengan cara apa lagi kami harus tunjukan kami siap secara fisik?” ujarnya.

Pada dasarnya Satpol PP Kota Mataram, menurutnya memang mengedepankan cara-cara humanis dalam melakukan penertiban setiap pelanggaran perda.

Tapi ada kalanya kondisi di mana, fisik memang jadi pilihan terakhir untuk menghadapi situasi sulit dan genting.

“Masa anggota Satpol PP loyo-loyo terus kabur,” cetusnya. (zad)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ya Ampun, Oknum Satpol PP Demen Memalak Panti Pijat


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler