KTNA: Sektor Pertanian jadi Tulang Punggung Perekonomian Nasional

Selasa, 07 Juni 2022 – 15:20 WIB
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional Yadi Sofyan Noor menilai program pertanian selama pandemi Covid-19 mencatatkan prestasi cemerlang.. Ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional Yadi Sofyan Noor menilai program pertanian selama pandemi Covid-19 mencatatkan prestasi cemerlang.

Menurut dia, kebijakan tersebut menjadi tulang punggung perekonomian nasional.

BACA JUGA: Kementan Raih Predikat Kepatuhan Tinggi Standar Pelayanan Publik dari Ombudsman

Dari data BPS, sektor pertanian pada triwulan II 2020 (Q to Q) sebesar 16,24 merupakan pertumbuhan yang paling tinggi dan penyelamat pertumbuhan PDB nasional karena sektor lainya mengalami kontraksi.

Sofyan menjelaskan kebijakan dan program pembangunan pertanian yang dijalankan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) berhasil mencatatkan peningkatan kinerja ekspor.

BACA JUGA: Kementan Menggelar Pengobatan Massal Sapi Bergejala PMK di Malang

Dia mengatakan nilai ekspor pertanian dari 2019 hingga 2021 mengalami kenaikan.

Pada 2019 lalu, nilai ekspor pertanian Rp 390,16 triliun, naik 15,79 persen 2020 sebesar Rp 451,77 triliun dan nilai ekspor pertanian 2021 sebesar Rp 625,04 triliun, naik 38,68 persen dibanding tahun sebelumnya.

BACA JUGA: Antisipasi Penyebaran PMK, Kementan Imbau Peternak Ikuti Langkah Ini

“Kenaikan nilai itu karena Kementan terus mengawal kegiatan peningkatan produksi dan menjalankan program Gratieks (Gerakan Tiga Kali Ekspor,- red). Program ini digagas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bertujuan mendorong lalu lintas ekspor menjadi tiga kali lipat," ungkap Sofyan di Jakarta, Selasa (7/6/).

Dia menambahkan program tersebut melibatkan penggunaan teknologi, membuka ruang keterlibatan petani milenial, digitalisasi, riset, dan kerja sama dengan semua pihak dari hulu ke hilir.

BPS mencatat, lanjut Sofyan, kebijakan dan program Kementan berhasil meningkatkan daya beli petani.

Nilai Tukar Petani (NTP) Maret 2022 sebesar 109,29 atau naik 0,42% dibanding NTP bulan Februari 2022 sebesar 108,83 dan Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) Maret 2022 sebesar 109,25 atau naik 0,67% dibanding NTUP bulan Februari 2022 sebesar 108,53.

“Peningkatan daya beli karena adanya peningkatan produksi pangan dan harga yang menguntungkan petani, salah satunya naiknya produksi padi," ungkapnya.

"Produksi beras 2020 sebesar 31,33 juta ton dan surplus 7,39 juta ton. 2021, produksi beras pun mengalami kenaikan, yaitu 31,82 juta ton dan surplus 9,63 juta ton,” sambungnya.

Keberhasilan Kementan dalam meningkatkan produksi padi itu mengantarkan Indonesia tidak mengimpor beras dalam tiga tahun terakhir ini.

Pada Rapat Kerja Nasional V Projo, Sabtu (21/5), Presiden Jokowi mengatakan Indonesia sudah tidak mengimpor beras selama tiga tahun terakhir setelah sebelumnya mengimpor 1,5 hingga 2 juta ton beras setiap tahunnya.

"Ini yang harus dipertahankan, syukur stoknya bisa kita perbesar. Artinya, produktivitas petani itu harus ditingkatkan," kata Jokowi.

Oleh karena itu, Sofyan Noor mengapresiasi kinerja Kementan karena bisa meningkatkan produktivitas padi selama beberapa tahun terakhir.

Keberhasilan itu merupakan nyata dari pengembangan benih unggul dan pemupukan berimbang serta koordinasi yang intens dilapangan.

"Di era pak Menteri Syahrul Yasin Limpo produksi beras dan jagung mengalami peningkatan, dan beberapa komoditi pangan tidak perlu lagi impor bahkan bisa melakukan ekspor,” tuturnya. (jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tri Satya Putri Apresiasi Langkah Kementan dalam Lakukan Lalu Lintas Hewan


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Kementan   KTNA   beras   Mentan SYL   Jokowi  

Terpopuler