Kuliah Umum di USU, Hasto Tantang Mahasiswa Bawa Indonesia Memimpin Dunia

Senin, 14 Maret 2022 – 14:25 WIB
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto memberikan kuliah umum di USU, Medan, Senin (14/3). DPP PDIP

jpnn.com, MEDAN - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto meminta para mahasiswa Indonesia berani berimajinasi dan memupuk spirit kepemimpinan Indonesia di tingkat dunia. Hasto mengingatkan mahasiswa harus mengikuti jejak founding fathers Indonesia, seperti Soekarno, Hatta, dan para tokoh nasional lainnya.

“Mahasiswa jangan pernah takut berimajinasi. Semasa masih muda, bangunlah imajinasi dan spirit itu,” kata Hasto Kristiyanto saat mengisi Kuliah Umum bertema “Indonesia Dalam Geopolitik Global” di aula Universitas Sumatera Utara (USU), Medan, Senin (14/3).

BACA JUGA: Hasto Paparkan Syarat Kebangkitan Kepemimpinan Indonesia bagi Dunia

Mahasiswa Program Doktoral Universitas Pertahanan (Unhan) RI itu menjelaskan panjang soal Pemikiran Geopolitik Soekarno yang bertumpu pada sejumlah prinsip. Pertama, doktrin geopolitik Indonesia sesuai dengan bunyi pembukaan UUD 1945. Bahwa kemerdekaan ialah hak segala bangsa, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaaan dan perikeadilan.

Kedua, pemikiran kemerdekaan Indonesia untuk membangun persaudaraan dunia, yang bebas dari imperialisme dan kolonialisme.

BACA JUGA: Hasto Ingatkan Para Elite Partai Politik Soal Wacana Tunda Pemilu 2024

Ketiga, menekankan pada supremasi penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemanusiaan, pembebasan (kemerdekaan), keadilan dan perdamaian dunia.

Dan keempat, geopolitik Indonesia bukan untuk memperluas wilayah, melainkan basis persatuan Indonesia untuk tatanan dunia baru berdasarkan Pancasila.

BACA JUGA: Hasto Tuding Orang di Sekitar Jokowi Jadi Biang Ide Penundaan Pemilu

“Geopolitik itu tak pernah berubah. Yang berubah hanya bentuk penguasaan sumber dayanya. Kalau dulu misalnya perebutan komoditas dan sumber daya energi. Sekarang kolonialisme bisa berbentuk kolonialisme data,” kata Hasto.

Kini dunia dihadapkan pada perkembangan geopolitik baru. Ada persoalan Rusia dan Ukraina, kondisi di Timur Tengah, hingga dinamika di Laut Tiongkok Selatan. Para mahasiswa Indonesia saat ini perlu mendalami sejarah dan pengalaman sebenarnya yang sudah dilakukan di era Soekarno. Bagaimana para pendiri bangsa Indonesia sudah pernah menunjukkan ke dunia bahwa Pancasila adalah the ultimate world ideology.

“Pancasila adalah suatu konstruksi tata dunia baru pascaperang dunia II yang dipelopori oleh Indonesia. Ini yang harus diimpikan mahasiswa Indonesia, 25 tahun ke depan seperti apa. Kalau anda ingin jadi pemimpin masa depan Indonesia, lakukan apa yang dilakukan pendiri bangsa itu. Anda harus memahami national view, regional view, dan international view,” beber Hasto.

Dalam acara itu, Rektor USU Muryanto Amin memimpin jajarannya bersama ratusan mahasiswa yang menjadi peserta. Sementara sejumlah tokoh juga hadir, antara lain anggota DPR RI dari Fraksi PDIP Sofyan Tan dan Deddy Yevri Sitorus.

Lalu sejumlah kepala daerah dari PDIP seperti Wali Kota Medan Bobby Nasution, Bupati Serdang Bedagai Darma Wijaya, Wakil Bupati Humbahas Oloan Nababan, Wali Kota Gunungsitoli Lakhomizaro Zebua, dan Bupati Batubara Zahir.

Juga hadir Ketua DPD PDIP Sumut Rapidin Simbolon, Sekretaris DPD PDIP Sutarto, Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting, dan tokoh muda Kota Siantar Bane Raja Manalu.

Rektor USU Muryanto Amin mengatakan kuliah umum yang disampaikan Hasto mengenai geopolitik Bung Karno membuka arti pentingnya pemahaman ilmu bagi para mahasiswa Indonesia. Seorang Soekarno yang aslinya berlatar belakang arsitek, tetapi juga mendalami ilmu geopolitik hingga menjadi Bapak Proklamator bangsa.

“Kami akhirnya memahami bahwa ternyata geopolitik mempengaruhi apa pun yang kita dalami di ilmu-ilmu lainnya. Substansi geopolitik memang substansinya di ilmu sosial. Namun ada keterkaitan semua disiplin ilmu ketika hendak diwujudkan dalam kebijakan,” beber Muryanto.

Muryanto menerangkan pihaknya berencana menggelorakan kembali ilmu geopolitik masuk menjadi mata kuliah wajib di semua program studi.

“Ini penting sehingga kita semakin memperkuat keindonesiaan kita dengan keberagaman itu, bukan didominasi satu identitas semata. Generasi ke depan harus memahami keberagaman dan geopolitik Indonesia sehingga kita tak mudah diceraiberaikan oleh pihak yang luar yang berusaha memanas-manasi,” urai Muryanto. (tan/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Putri Bung Hatta dan Mantan Ajudan Soekarno Sebut Bu Mega Sosok Pemimpin Karismatik


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler