jpnn.com, SURABAYA - Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jatim meringkus dua kurir narkoba jaringan Lapas Porong di gerbang tol Sidoarjo Senin lalu.
Mereka membawa 500 gram sabu-sabu (SS) dari transaksi di Jalan HR Muhammad, Surabaya. Rencananya, narkoba itu dijadikan stok hingga tahun baru.
BACA JUGA: Warga Malaysia Tepergok Kirim 535 Gram Sabu-Sabu
Dua pelaku tersebut adalah Wahyu Hidayat dan M. Nurrudin. Mereka merupakan kaki tangan seorang bandar di Mojokerto.
Kepala BNNP Jatim Brigjen Pol Bambang Budi Santoso menyatakan, semakin mendekati akhir tahun, tren pengiriman sabu-sabu biasanya naik.
BACA JUGA: Kurir Dibayar Rp 500 Juta jika Bawa Narkoba dari Malaysia
Para bandar terindikasi hendak menjadikan Jatim sebagai konsumen utama barang haram produksi Tiongkok itu.
''Selain kos, nanti kami sasar apartemen. Saya nggak mau Jatim jadi primadona mereka,'' ungkapnya.
BACA JUGA: Bareskrim Gagalkan Penyelundupan Narkoba Untuk Tahun Baru
Bambang menyebutkan, penindakan Senin malam (3/12) merupakan lanjutan dari pemberantasan jaringan Aceh.
Kini diketahui ada dua titik sasaran di Mojokerto yang selalu dikirimkan lewat Surabaya.
''Begitu ada barang, langsung sergap. Nggak perlu nunggu hampir sampai Mojokerto. Nggak ada ampun,'' tegasnya.
Kabid Pemberantasan BNNP Jatim AKBP Wisnu Chandra menambahkan, penangkapan Wahyu dan Nurrudin merupakan pengikisan jaringan Aceh.
Mereka diketahui bekerja sama dengan seorang napi Lapas Porong. ''Sudah kami periksa. Tinggal pembuktian saja nanti,'' ujarnya.
Napi tersebut, lanjut Wisnu, merupakan otak pengiriman di Jatim. Dia bekerja sama dengan jaringan Aceh.
Jika dirunut ke atas, para pemain asal Aceh ikut dalam jaringan internasional dari Malaysia maupun Tiongkok. '
'Kirimannya masih setengah-setengah. Tapi, yang penting sudah ketemu,'' ungkapnya.
Penangkapan itu berlangsung cepat. Petugas mencegat laju mobil pelaku di depan pintu masuk tol Sidoarjo.
Pelaku berusaha kabur dengan menabrak petugas. Anggota BNNP Jatim memecahkan kaca mobil pelaku dan menembak salah satu pelakunya.
Petugas menemukan 500 gram SS yang disimpan di bawah speaker mobil.
Wahyu dan Nurrudin langsung dikeler ke tempat kosnya di kawasan Sooko, Mojokerto. Wisnu kaget.
Sebab, ada dua bungkus teh hijau asal Tiongkok yang dikenal betul. Bungkus teh tersebut biasanya digunakan para bandar internasional untuk mengirimkan SS dalam bentuk padat.
''Ternyata sempat ada pengiriman 2 kg ke mereka,'' jelasnya. Selain itu, ditemukan dua paket sabu-sabu seberat 100 gram.
Dari hasil pemeriksaan sementara, Wahyu dan Nurrudin mengatakan bahwa 2 kg sabu-sabu tersebut habis dalam waktu sebulan.
Karena itu, Wisnu meminta Tim Pemberantasan BNNK Mojokerto lebih teliti lagi dalam memilah jaringan.
Sebab, bandar di luar Jatim berusaha mengobok-obok wilayahnya. (mir/c15/eko/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bawa 1,5 Kg Sabu, Dua Warga Lamtim Diringkus di Banyuasin
Redaktur & Reporter : Natalia