Kwik Siap Bantu Prabowo

Rabu, 18 Februari 2009 – 17:08 WIB
JAKARTA - Ini saran dari Mantan Menko Ekuin Kwik Kian Gie kepada Calon Presiden dari Partai Gerindra Prabowo SubiantoUntuk bisa mewujudkan Indonesia yang bersih dari kebijakan korup, Prabowo harus berani tampil sebagai pemimpin yang bertangan besi

BACA JUGA: Hartana Kembali Diperiksa

Berani bersikap tegas terhadap para menterinya
Pasalnya, lanjut Kwik, hingga saat ini masih banyak elit politik pewaris tahta mafia Barkley

BACA JUGA: Izin Pemeriksaan DPRD Terganjal Izin



"Tolong sampaikan ke Prabowo, kalau nanti  ia menjadi Presiden, pokoknya harus bertangan besi karena mereka goblok semua," ujar Kwik Kian Gie saat diskusi di Media Centre Partai Gerinda di Jakarta, Rabu (18/2)
Diskusi bertema Kepentingan di Balik Pivatisasi BUMN itu juga menghadirkan anggota Dewan Penasehat Partai Grindra, Amran Nasution.

Bahkan seperti dikatakan Kwik, para ekonom yang berada di kabinet Indonesia Bersatu saat ini juga merupakan kepanjangan tangan mafia Barkeley

BACA JUGA: Yusril Pertanyakan Keabsahan Putusan MK

Istilah mafia Barkeley merupakan sebuah julukan yang diberikan kepada sekelompok ekonom yang sejak era awal Orde Baru sangat menentukan arah kebijakan pemerintah RI, yang pro kapitalis.
 
Kwik memberi contoh kebodohan para ekonom pro IMF dalam kasus Bank Central Asia (BCA), yang dijual dengan harga Rp10 triliun padahal sebelumnya pemerintah menyuntikkan dana sebesar Rp60 triliun ke bank tersebutDikatakan Kwik, kabinet di semua era pemerintahan hingga saat ini dikuasai oleh para ekonom yang tidak pro ekonomi kerakyatanBuktinya, mereka rajin melakukan privatisasi BUMN

Kwik menduga, ada kemungkinan di balik penjualan BUMN itu ada motif pengerukan uang negara alias korupsiAtau, karena memang pemerintah hanya menuruti saja keinginan asingDia memberi contoh pengelolaan Pertamina yang begitu buruk dan tertutupKatanya, saat dirinya menjadi Komisaris Pertamina, hanya untuk mendapatkan laporan keuangannya saja tidak bolehAlasannya, hanya Presiden dan Menteri Keuangan saja yang boleh menerima laporan keuangan Pertamina.
 
"Bayangkan saja, perusahaan sebesar Pertamina sampai sekarang tidak punya laporan keuanganKalau pun ada, sulit sekali untuk mendapatkannyaSemua yang merugikan kepentingan negara, ada di kabinet sekarang," ujar mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) itu.
 
Hanya saja, saat ditanya apakah dirinya mau menjadi menjadi menteri jika Prabowo terpilih sebagai Presiden, Kwik menjawab," Saya bersedia tapi cukup sebagai dewan penasehat saja karena usia sudah lanjut," ujar pria berusia 74 itu.

Sementara, Amran Nasution menyerukan agar pemerintahan sekarang ini segera bertobat saja karena selama ini lebih suka melaksanakan ekonomi kapitalis atau neoliberalisme"Mereka sibuk melego BUMNPemerintahan SBY-JK misalnya, akan menjual 37 BUMN termasuk Krakatau Steel dan sejumlah BUMN perkebunan," ujarnya.
 
Langkah tersebut sungguh ironis, lantaran pada saat bersamaan sejumlah negara lain justru memperkuat BUMN-nya dan terbukti BUMN-BUMN milik negara lain bisa berjayaDia memberi contoh Temasek milik Singapura yang memborong perusahaan-perusahaan IndonesiaBegitu pun Khasanah milik Malaysia yang mampu membeli Bank Niaga dan Bank LippoDubai Port juga bisa memenangkan tender pengelolaan sejumlah pelabuhan utama AmerikaContoh lain, CNOOC dari China akan membeli perusahaan minyak Amerika Unocal"Singapore Airlines sebagai BUMN di sana juga mampu menjadi perusahaan penerbangan terbaik di duniaJadi, sebaiknya pemerintah bertaubat dan menyetop niatnya yang konyol untuk menjual BUMN-BUMN," urainya.
 
Ditambahkan Kwik, dalam mengelola BUMN, pemerintah tidak boleh hanya berhitung untung rugi sajaAlasannya, barang-barang fital untuk hajat hidup orang banyak memang harus dikuasai negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat"Kalau toh rugi, tidak masalah yang penting kebutuhan rakyatnya bisa terpenuhiToh rakyat sudah membayar pajak," ujarnya(sam/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... MK Tolak Uji Materi Pasal 9 UU Pilpres


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler