Lagi, Dua ABK WNI Hilang

Selasa, 15 Maret 2011 – 06:35 WIB

INFORMASI warga Indonesia yang hilang dan menjadi korban tsunami di Jepang pada Jumat lalu (11/3) terus bertambahDua warga asal Dusun Tanjung Kulon, Desa Jogomulyo, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang, termasuk yang hilang sesaat setelah kapal mereka hendak berlayar melalui Pelabuhan Miyagi, Jepang.

Kakak beradik Ihwan Rosyadi, 28, dan Mualfi Sodiq Hasan, 27, bekerja sebagai anak buah kapal (ABK) Yamato Maru No 36, kapal penangkap ikan asal Jepang

BACA JUGA: Dua Ribu Mayat Ditemukan di Pantai Miyagi

"Sejak tsunami di Jepang, tidak ada kabar dari dua orang itu
Terakhir, mereka menelepon berada di Miyagi dan hendak kembali berlayar pada Jumat lalu (sebelum gempa dan tsunami)," kata ayah korban, Harun Rosyid, kemarin (14/3)

BACA JUGA: Tunisia Sikat Kroni Ben Ali



Sebelumnya, Kemenlu menyatakan bahwa empat ABK warga Indonesia belum ditemukan
Yakni, Sunardi, Tonny Setiawan, Rudi Hartono, dan Arifin Siregar

BACA JUGA: Partai Vladimir Putin Dituduh Curangi Pemilu Lokal

Mereka bekerja di kapal pencari ikan tuna Kumimaru 3 di SukumeNasib mereka belum diketahui, meski kapalnya telah ditemukan sekitar 2,5 meter dari pantai.

Menurut Harun, dua anaknya bekerja di Jepang sejak tiga tahun laluMereka  bertugas di bagian mesin kapal"Mereka berangkat kerja melalui PT Budi Agung Bina Tara, Jakarta Selatan," jelasnya.

Kali terakhir berkomunikasi, ungkap Harun, mereka mengatakan hendak melaut untuk mencari ikanAnaknya pun bercerita bahwa setiap kali berlayar, kapal membawa 25 sampai 30 ABK"Kata anak saya, di antara seluruh ABK, tujuh sampai delapan orang warga Indonesia," ujarnya"Mereka berdua bekerja di laut selama 45 hari, kemudian bersandar di daratan 5 hari," lanjutnya.

Harun menyatakan pasrah dengan kemungkinan terburuk yang dialami dua anaknyaApalagi setelah kejadian tersebut, dua nomor ponsel yang biasa digunakan anaknya tidak bisa dihubungi lagi"Lewat Facebook juga tidak bisa dihubungiE-mail juga belum bisa," katanya.

Harun sudah berkali-kali mencari tahu melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tokyo, JepangTetapi, dia tidak mendapat jawaban yang memuaskanBegitu pula saat menghubungi perusahaan tempat anaknya bekerja"Semua jawabannya sama: disuruh sabar dan menungguKatanya, akses menuju daerah bencana masih sulit dan belum bisa terjangkau," sebutnya.

Meski demikian, dia akan terus berusaha untuk memastikan kondisi dua putranyaBahkan, Harun akan mendatangi tempat perusahaan anaknya bekerja di JakartaRencananya, dia berangkat sore ini (15/3)Upayanya yang lain adalah meminta bantuan salah seorang keluarga yang saat ini tinggal di Osaka, JepangYakni, kakak ipar dua anaknya"Dia pedagang di sanaSekarang mungkin dia sudah mencari tahu keberadaan mereka berdua," tambah Harun.

Sementara itu, Yasumi Ishii, 33, warga Jepang yang tinggal di Magelang, mengatakan sempat kehilangan kontak dengan keluarganyaTetapi, dia akhirnya bisa kembali legaKeluarganya, terutama sang ibu, Keiko Ishii, yang ada di pantai saat terjadi tsunami, sudah bisa dihubungi lagi"Jika telepon tidak bisa, coba menggunakan e-mailLewat e-mail, saya bisa kembali berkomunikasi dengan ibu saya," katanya.

Menurut Yasumi, saat ini ibunya berada di tempat yang aman setelah ditolong relawan"Mereka baik-baik saja," tuturnya(vie/ton/jpnn/c7/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Listrik Digilir, Cadangan Logistik Menipis


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler