Lahan Sawah di 5 Kecamatan Sidoarjo Bakal Hilang

Rabu, 22 November 2017 – 12:42 WIB
Lahan Sawah di 5 Kecamatan Sidoarjo Bakal Hilang. Tampak lahan sawah yang berubah jadi perumahan. Foto Satria Nugaraha/Radar Sidoarjo/JPNN.com

jpnn.com, SIDOARJO - Luas lahan sawah di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur terus tergerus. Jika sebelumnya tercatat 12 ribu hektare, maka akan turun menjadi 7.000 hektare saja.

Penurunan jumlah lahan sawah terjadi di lima kecamatan. Radar Sidoarjo (Jawa Pos Group) melaporkan, bahkan sawah-sawah yang merindah tidak akan ditemukan lagi. Lima kecamatan yang dimaksud adalah Candi, Buduran, Sidoarjo, Taman, dan Krian.

BACA JUGA: Akhirnya, Taksi Konvensional Gabung Online

Hal itu tergambar dari pengajuan peninjauan kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) oleh Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) dan tambak pun berkurang drastis.

Senin (20/11), dilakukan rapat koordinasi tata ruang Kabupaten Sidoarjo 2017 untuk membahas RTRW. Pemkab memaparkan alasan-alasan yang membuat RTRW harus ditinjau kembali. Sebanyak empat narasumber dihadirkan.

BACA JUGA: Mantap, Desa Unte Mungkur II Gunakan Dana Desa Bangun Jalan

Dua akademisi, satu konsultan pembangunan, satu lagi dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (BPN).

Konsultan dari CV Ditri Ibnu Sasongko mengatakan, letak Sidoarjo yang berada di sebelah selatan Kota Surabaya merupakan posisi yang strategis.

BACA JUGA: Utamakan Dua Proyek Monumental, Rakyat NTT Diabaikan

"Surabaya merupakan pusat perdagangan dan jasa, sehingga di sekitarnya menjadi kawasan permukiman dan industri," katanya.

Meski luas Kabupaten Sidoarjo hanya 72 ribu meter persegi, banyak pembangunan nasional yang bertumpu di Kabupaten Sidoarjo.

Seperti pengembangan Bandara Internasional Juanda dan proyek double track kereta api. Untuk mengikuti perkembangan ini membutuhkan perubahan fungsi wilayah.

Saat ini Sidoarjo dikenal sebagai kota industri, jasa, dan permukiman. Namun, juga menjadi salah satu daerah penghasil beras di Jatim. Rencana ke depan, Sidoarjo fokus menjadi kota industri, permukiman, dan jasa. Sejumlah kawasan industri sudah terbentuk. Yakni di Kecamatan Waru, Taman, Balongbendo, Tarik, dan Tanggulangin.

Sedangkan wilayah Prambon dan Krembung menjadi kawasan pertanian. Meski masih ada juga sawah yang tersebar di beberapa kecamatan lainnya. Total luasnya mencapai 12 ribu hektare. Nantinya perkembangan kota akan berdampak pada lahan pertanian. "Luas lahannya pertanian akan dikurangi," tuturnya.

Ibnu mengatakan, dari 12 ribu hektare menjadi 7 ribu hektare. Sawah yang diubah fungsinya itu bukan yang berada di kawasan Krembung dan Prambon. Sebagian di Sukodono, Tulangan, Krembung akan dipertahankan. Sedangkan Kecamatan Candi, Buduran, Sidoarjo, Taman, Krian akan dinolkan sawahnya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Sidoarjo Djoko Sartono mengakui Pemkab Sidoarjo memang membutuhkan peninjauan kembali RTRW. Alasannya, Perda Nomor 6 yang mengatur RTRW sudah lama tidak dievaluasi. "Ditetapkan sejak tahun 2009," jelasnya.

Menurut Djoko, setelah lima tahun perda RTRW harus dilihat kembali. Tujuannya untuk meneliti apakah perda itu masih relevan dengan perkembangan wilayah.

Dia melanjutkan, lahan pertanian yang dikurangi akan digunakan untuk kawasan industri, jasa, dan pemukiman.

Sedangkan kawasan tambak di Sedati akan dikepras 2.000 hektare menjadi Terminal 3 Bandara Juanda. Nantinya pemkab juga menata kawasan. Daerah industri tidak bisa dijadikan daerah pemukiman. (jpnn/nis/rek/sb/nis/rek/JPR)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tanggul Bengawan Solo Jebol Parah, Belum Diperbaiki


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler