jpnn.com, JAKARTA - Lima lembaga pemasyarakatan (lapas) dijadikan model atau percontohan di Indonesia oleh Direktorat Jenderal Pemasyarakatan bekerjasama dengan Kemitraan (Partnership)Kelimanya ialah Lapas Anak Palembang, Lapas Wanita Semarang, Lapas Porong, dan Lapas Soekarno-Hatta
BACA JUGA: Iskandar Dikembalikan ke Mabes Polri
”Kita harapkan kelima lapas yang jadi model itu bisa mempertahankan kualitas pelayanan dan terus meningkatkannya,” ujar Kepala Humas Dirjen Pemasyarakatan M Akbar Hadiprabowo SH MH ditemui JPNN di ruang kerjanya, di Jakarta, Kamis (18/12)Dia berharap, Lapas percontohan bisa memanfaatkan program partnership sebagai sebuah keuntungan karena bisa menjadi stimulan untuk meningkatkan potensi diri, juga menjadikan pelayanan lebih optimal
BACA JUGA: Pariwisata Penyelemat Krisis
”Program partnership itu 'kan menyediakan SDM yang siap diterjunkan ke lokasi untuk memberikan pelatihan penanganan manajemen kasus, memberikan bantuan advokasi kepada petugas lapas dan penghuni, juga sebagai sarana berkonsultasi,” terang diaBACA JUGA: Wiranto Ngaku Tidak Kaya Harta
”Kita sebaiknya berterima kasih kepada partnership terutama bagi beberapa lapas yang sudah ditunjuk sebagai pilot projectSaya kira lapas yang ditunjuk itu patut berbangga namun harus diikuti dengan pemberdayaan SDM, termasuk misalnya bagaimana melayani dengan baikMudah-mudahan status percontohan itu bisa dipertahankan,” harapnya
Sebelumnya, Direktur Jenderal Pemasyarakatan Drs Untung Sugiono BcIP MM seperti dilansir Warta Pemasyarakatan mengutarakan, sudah ada lapas yang menerima Sertifikat ISO yaitu Lapas Wanita MalangPemberian ISO itu menitikberatkan kepada beberapa pelayanan yang harus dilakukan Lapas, diantaranya pelayanan yang tidak berbelit-belit, hak-hak narapidana dipenuhi secara maksimal, serta masyarakat puas dengan pelayanan yang diberikan LP tersebutKe depan, kata Untung, akan diusahakan modifikasi modul untuk diterapkan di Lapas-lapas lain di Tanah Air, tapi itu akan dilakukan secara bertahap
”Kita telah bekerjasama dengan partnership, dan beberapa Lapas kita jadikan percontohan atau model, yaitu Lapas Anak Palembang, Lapas Wanita Semarang, Lapas Porong, dan Lapas Soekarno-HattaBekerjasama dengan lembaga swadaya di luar negeri yang pusatnya di Swedia,” bebernya.
Selain lima lembaga pemasyarakatan (Lapas) yang menerapkan standar minimum rules dan mendapat program Kemitraan (Partnership), bekerjasama antara Dirjen Pemasyarakatan (Dirjenpas) dengan lembaga swadaya di luar negeri yang pusatnya di Swedia, masih ada juga lima Lapas lagi di Tanah Air yang dijadikan model atau percontohan dari sisi HAM.
Kelima Lapas yang dijadikan model dari sisi pelayanan HAM itu ialah Lapas Wanita Tangerang, Lapas Abepura, Lapas Medan, Lapas Makasar, dan Lapas Narkotika Jakarta”Lapas-lapas itu dijadikan percontohan menurut saya sangat pentingItu bisa menjadi stimulan (rangsangan) untuk terus mempertahankan pelayanan terbaiknya kepada masyarakat dan penghuni Lapas,” beber Akbar.
Bila para partnership langsung turun ke lapangan untuk memberikan jasa konsulasi secara gratis dan bantuan advokasi serta diklat kepada petugas dan penghuni lima Lapas dijadikan percontohan dari sisi standar minimum rules, yaitu Lapas Anak Palembang, Lapas Wanita Semarang, Lapas Porong, dan Lapas Soekarno-Hatta, hal serupa juga untuk lima lapas yang dijadikan percontohan dari sisi HAM.
”Semua yang partnership dari Kemitraan itu berikan kepada Lapas sifatnya gratisMereka datang ke lokasi secara rutin untuk memberikan bimbingan dan jasa konsultasiSaya kira ini kita supportKan ada tiga unsur yang bisa memajukan Lapas kita, pemerintah, masyarakat, dan swasta, semua itu perlu kebersamaan, termasuk dari penghuni Lapas itu sendiri,” ujarnya.(gus/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BPN Bentuk Tim Monitoring
Redaktur : Auri Jaya