Laris, Kerajinan Produk SMP Terbuka

Rabu, 28 Juli 2010 – 19:16 WIB

JAKARTA -- Baru tahun ini SMP Terbuka Tengaran Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah membuat kerajinan kriya tekstil tas laptopNamun, produk ini sudah kebanjiran pesanan

BACA JUGA: Terlalu Banyak Beban, Jadi Tidak Fokus

Bahkan, peminatnya pun ada yang minta dibuatkan desain khusus.

Aneka tas laptop bermotif batik dibuat untuk laptop berukuran 10", 12", dan 14"
Harga jual mulai Rp 25.000-Rp 30.000

BACA JUGA: Tunjangan Guru Terganjal Permenkeu

"Ada ibu-ibu yang suka motif batik Sido Mukti
Menurut orang Jawa, motif ini mendatangkan keberuntungan," kata Guru Bina SMP Terbuka Tengaran Siti Pujiati di sela-sela Lomba Motivasi Belajar Mandiri (LOMOJARI) 2010 di Plaza Insan Berprestasi, Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas), Jakarta, Rabu (28/7).

Siti mengatakan, ide pembuatan tas laptop muncul dari banyaknya bahan limbah kain batik dari para penjahit di Kabupaten Semarang

BACA JUGA: Diusulkan Jaringan Internet Gratis di Sekolah

Penjualan laptop yang marak juga memicu ide kreatif ini"Bahan dasarnya mudah didapat dan murahSatu kilogram kain perca batik cuma Rp 7.000,00Selama tiga hari pameran, terjual 118 tas laptopSalah satu pemesan adalah dari pihak kantor pusat BRI Jakarta," jelasnya

LOMOJARI diselenggarakan oleh Kemdiknas sebagai sarana sosialisasi SMP TerbukaBerbagai macam produk keterampilan dari seluruh Indonesia dipamerkan pada lomba bidang keterampilan yang digelar mulai 26-29 Juli 2010Di akhir pameran, produk itu dapat dibeli oleh masyarakat umum.

Adapun rumpun keterampilan LOMOJARI meliputi kriya tekstil, kriya kayu dan anyaman, tata boga, kerajinan, serta tenun tradisional dan batikSalah satu program yang dilaksanakan di SMP Terbuka adalah program pendidikan keterampilanMelalui program ini, siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan bakat dan kreasinya menciptakan produk keterampilan yang bermanfaat bagi masyarakat.

Fitri, pengunjung pameran, terkesan dengan karya keterampilan lukis kaca di stan SMP Terbuka 1 Majebo, Kabupaten Kudus, Jawa TengahMenurut dia, produk yang dihasilkan kreatif dan siswa menjadi produktif"Mana yang belum terjual?" tanya dia pada siswa yang menjaga stan.

Mastur, Guru Bina SMP Terbuka 1 Majebo, mengatakan, siswa yang belajar di sekolah ini sebanyak 150 orang dan sebanyak 38 orang terlibat dalam pembuatan keterampilan lukis kacaMastur menyebutkan, produk lukis kaca yang dibuat meliputi cermin kaligrafi, kaca painting, dan kaca wastafel"Harga jualnya antara Rp 25 ribu-Rp 150 ribu," katanya.

Pada tahun 2006, terang Mastur,  sekolah ini mendapatkan bantuan blockgrant Rp 15 juta dari KemdiknasKemudian pada tahun 2010 mendapatkan blockgrant Rp 45 juta"Blockgrant ini akan digunakan untuk membeli peralatan seperti diesel dan kompresor," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional Suyanto mengatakan, SMP Terbuka merupakan alternatif strategisSiswa SMP Terbuka, kata dia, termasuk kelompok anak yang dididik untuk menuntaskan wajib belajar"Ciri khas SMP Terbuka adalah belajar mandiriDi samping bekerja di sawah dan membuat kerajinan, dia belajar dan bersaing dengan anak-anak di sekolah reguler," terangnya.

Kepala Sub Direktorat Kelembagaan Sekolah Direktorat Pembinaan SMP Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (Kasubdit Kelembagaan Sekolah Dit.PSMPDitjen Mandikdasmen) Kemdiknas Yenni Rusnayani, selaku ketua panitia juga  menyampaikan, SMP Terbuka sebagai salah satu pilihan layanan pendidikan dasarDia menyebutkan, di seluruh provinsi terdapat  sebanyak 2.111 sekolah dengan jumlah tempat kegiatan belajar (TKB) sebanyak 7.413.

Adapun siswa yang dilayani meliputi sebanyak 67.711 siswa kelas VII, 78.271 siswa kelas VIII, dan 102.450 siswa kelas IX.  "Mereka dibimbing oleh guru bina sebanyak 26.248 orang dan guru pamong 15.221 orang," ujar Yenni(cha/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Biaya Tinggi, Angka Putus Sekolah Tinggi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler