jpnn.com - CUIABA - Fabio Capello pulang dari Piala Dunia 2010 dengan muka murung. Italiano 67 tahun itu dianggap bertanggung jawab terhadap kekalahan Inggris atas Jerman di babak 16 besar. Kesalahan besar yang diingat publik Inggris adalah kesalahannya menunjuk kiper Robert Green sebagai starter. Karena ditunjuk hanya beberapa jam dari kick off, Capello dianggap bertanggung jawab terhadap bencana kekalahan 1-4 itu.
Capello akhirnya mundur. Beberapa bulan kemudian, dia ditunjuk sebagai pelatih Rusia. Hanya berselang satu edisi Piala Dunia, Capello sudah memiliki panggung untuk membersihkan namanya. Timnas Rusia yang dia besut dua tahun belakangan ini menjadi salah satu media pembuktian itu.
BACA JUGA: Gol Telat Brooks Tuntaskan Dendam AS Pada Ghana
Keberadaan Capello memang tidak hanya sekadar melatih. Dia juga ikut menjadi bintang di dalam skuat. Bek Alexei Berezutskiy mengakui bahwa Capello adalah bintang terbesar di tim. Rekam jejaknya sebagai pelatih sukses di Eropa membuat pamor Rusia ikut terangkat.
"Capello mensyaratkan disiplin yang keras. Ini adalah hal yang bagus. Sebab, semua pemain ingin memberikan kerja keras hingga 100 persen dalam setiap sesi," kata Maksim Kanunnikov yang berposisi penyerang.
BACA JUGA: Kamerun Tanpa Etoo di Laga Kedua
Melawan Korea Selatan dini hari nanti (Siaran Langsung An TV/TV One pukul 05.00), Rusia bakal menampilkan permainan fisik dan disiplin. Mereka mengusung target lolos fase grup karena di Piala Dunia edisi 1994 dan 2002 (Rusia tidak lolos ke Piala Dunia 2006 dan 2010) mereka tak lolos fase grup. Peluang itu terbuka lebar karena mereka bisa mengejar slot runner up setelah Belgia menjadi favorit juara grup.
"Piala Dunia kali ini adalah pembuktian bagi kami. Sudah 12 tahun sejak Rusia tampil di Piala Dunia. Target kami adalah bermain lebih dari tiga laga (fase grup, Red,). Kami akan berusaha lolos dari grup," kata pemegang caps 78, Alexei Berezutskiy, seperti dikutip Telegraph.
BACA JUGA: Foto Telanjang Para Pemain Kroasia Masuk Koran
Namun, Rusia harus mewaspadai salah satu keuntungan Korea Selatan. Ksatria Taeguk itu diuntungkan dengan kondisi cuaca di Cuiaba, Negara Bagian Mato Grosso. Ramalan cuaca menyebutkan bahwa saat laga digelar suhu berkisar 30 derajat Celcius. Cuaca yang sangat panas bagi pemain Rusia.
Bek Korea, Lee Yong, percaya bahwa cuaca itu bakal jadi faktor penentu laga tersebut. "Banyak yang bilang cuaca di Cuiaba lebih panas. Cuaca tersebut bisa jadi keuntungan buat tim. Kami akan memanfaatkan dengan baik," kata Lee yang bermain untuk klub Ulsan Hyundai di K-League tersebut seperti dikutip Korean Herald.
Selain cuaca, keuntungan lain wakil Asia itu adalah tradisi di Piala Dunia. Sejak menggelar Piala Dunia di negaranya pada 2002, Korea Selatan selalu memenangi aga pembuka.
"Skuat Rusia sangat kuat secara fisik dan teknik. Mereka sangat siap menjalani laga perdana melawan kami," katanya.(aga)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Capello Galau Tentukan Kapten
Redaktur : Tim Redaksi