Lebak Rayakan Ultah, Alun-Alun Rangkasbitung Jadi Tempat Pesta Rakyat

Senin, 05 Desember 2016 – 11:55 WIB
Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com - RANGKASBITUNG – Alun-Alun Rangkasbitung di Banten pada Sabtu (3/12) malam benar-benar heboh. Lokasi yang berdekatan dengan Pendopo Kabupaten Lebak itu menjadi lautan manusia.

Dari penduduk sekitar hingga masyarakat Baduy Luar tumplek blek jadi satu di acara peringatan hari jadi Kabupaten Lebak ke-188. Suasananya terkesan lebih merakyat. Alun-Alun Rangkasbitung pun berubah jadi panggung hiburan rakyat.

BACA JUGA: Kapal Tongkang Tabrak Perahu Nelayan, 3 Orang Hilang

Sejumlah pejabat yang hadir di acara itu terlihat happy dengan show spektakuler yang dipertontonkan Wayang Ajen. Dari mulai Deputi Pengembangan Pemasaran Nusantara Kementerian Pariwisata (Kemenpar)  Esthy Reko Astuti, Sekretaris Deputi Pengembangan Pariwisata Nusantara Kemenpar Mumus Muslim, Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya, Wakil Bupati Lebak Ade Sumardi, hingga Ketua DPRD Kabupaten Lebak Djunaedi Ibnu Jarta, semua terlihat semringah.

Ada pula pameran seni intalasi dan workshop tentang 1000 wayang golek, suguhan musik gamelan Tatalu, pertunjukan kesenian khas Baduy Mapag Semah, persembahan khusus artis cilik Antika Wandandini, artis pop Sunda Yanti Puja, serta pesembahan Tari dan Musik Nusantara Berdendang yang dibawakan tim Wayang Ajen. Semuanya dipertontonkan di hadapan sekitar 5.000 orang yang memadati Alun-Alun Rangkasbitung.

BACA JUGA: Masyarakat Diimbau Tak Mengonsumsi Daging Ikan Hiu yang Terdampar

“Bagus sekali. Teknologi multimedia, tata cahaya, tata suara dan tata panggungnya luar biasa. Sosialisasikan Pesona Indonesia, potensi dan kekayaan alam maupun seni budaya, jadi mudah masuk,” tutur Deputi Pengembangan Pemasaran Nusantara Kemenpar Esthy Reko Astuti.

Penonton juga sangat reaktif. Banyak yang menyimak serius sajian Wayang Ajen yang sudah diakui UNESCO sejak 2010 itu. Di bagian lucu, penonton juga ikut tertawa spontan. Dari mulai Aksi Superdamai 212, pesan wisata religi 1000 madrasah yang sedang digeber Kabupaten Lebak, hingga jurus-jurus sakti Menteri Pariwisata Arief Yahya yang sering dikutip tim Wayang Ajen direspon sangat positif. “Pesannya sangat kekinian. Wayang Ajen memang menyuguhkan sesuatu yang beda. Ini sangat unik,” sambung Esthy.

BACA JUGA: Parkir Banyak, Retribusi kok Cuma Sedikit

Persembahan Tari dan Musik Nusantara Berdendang juga terlihat menarik. Sajian Bungong Jeumpa Aceh, Ondel-Ondel Betawi, Manuk Dadali Jawa Barat, Lir Ilir Jawa Tengah, Poco-Poco Maluku, serta Yamko Rambe Yamko yang dirangkai secara medley menghasilkan sajian yang luar biasa. Rasa kebangsaannya jadi makin terasa. Semangat Bhinneka Tunggal Ika di acara itu jadi makin menyala.

“Pesannya memang seputar semangat kebangsaan, virus pariwisata lewat brand Pesona Indonesia, gerakan Go Digital yang diusung Kemenpar,  Bhinneka Tunggal Ika dan menjaga keutuhan NKRI,” tutur Wawan Gunawan, dalang Wayang Ajen.

Kematangan Wayang Ajen yang pernah tampil di 49 negara selama 17 tahun itu benar-benar terlihat. Warna-warna menarik yang didapat saat manyambar penghargaan untuk penampilan terbaik di Festival de Titeres de Canarias 2009 Spanyol kembali dipertontonkan di Rangkasbitung.

Racikan-racikan show spektakuler saat tampil di Yakutsk, Republik Sakha (Yakutia), Federasi Rusia, 2012 silam juga ikut disisipkan. Interaksi aktif antara penonton, wayang dan dalang yang sempat diperlijhatkan di Yunani, Belanda, Perancis dan Italia juga tetap diperlihatkan di Lebak.

Hasilnya, tepuk tangan menggema. Pesan filosofi yang disampaikan dalam lakon Dewi Kekembang Arum membuat ribuan penonton terkesima. Semua akhirnya sepakat bahwa Indonesia harus mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain di seluruh dunia, dan mencari peluang untuk tampil sebagai bangsa pemenang.

“Ini seperti perang. Tapi perang yang ini kita terjemahkan dalam kerja, kerja kerja! Kalau kata pak Menpar Arief Yahya, ya harus 3S. Solid, speed, smart,” kata Wawan.

Bupati Lebak Iti Octavia jayabaya yang menjadi tuan rumah  juga ikut melontarkan pujian. “Pertunjukannya luar biasa. Show budaya seperti ini sangat bagus untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN,” ungkap  wanita berkerudung itu.

Iti pun langsung berfokus pada tiga hal untuk mengembangkan pariwisata di daerahnya. “Khusus pariwisata, fokusnya tiga. Wisata alam, wisata budaya dan wisata religi,” ungkapnya.

Sebagai kawasan yang berdekatan dengan Tanjung Lesung yang sudah ditetapkan sebagai 10 Bali Baru, Lebak memang memiliki potensi besar di wisata alam, wisata budaya dan wisata religi. Untuk wisata alamnya ada Pantai Ciantir Sawarna, tempat wisata terpopuler di Lebak.

Selain itu, ada juga Pantai Tanjung Layar, Pantai Karang Bokor, Kebun Teh Cikuya yang punya panorama seperti Puncak – Bogor, Curug Munding, Pantai Bagedur, Curug Ciporolak, Curug Kumpay, serta Gua Lalay. “Semuanya indah. Silahkan datang dan berwisata ke tempat-tempat tadi,” ujar Iti berpromosi.

Untuk wisata budayanya juga sudah mendunia. Wisata budaya Lebak diyakini punya nilai tinggi lantaran di Baduy bisa dijumpai kehidupan alami seperti komunitas suku Aborigin di Australia, suku Amish di Amerika Serikat, atau suku Incha di Manchu Pichu Peru.

Dan untuk wisata religi, Lebak punya ribuan madrasah dan pesantren yang bisa diandalkan. “Jumlahnya sekitar 1.200-an. Potensi pariwisata nusantaranya sangat besar karena setiap minggunya ada sekitar 5.000-an orang tua yang menjenguk anaknya di Lebak,” papar Bupati Iti.(adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 133 KK di Pantai Itu Bakal Digusur Pelindo


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler