Lalat buah yang kadang dianggap menganggu bisa jadi memegang kunci untuk membantu terapi baru bagi mereka yang memiliki gangguan kondisi otak, seperti autisme dan skizofrenia.
Sekelompok ilmuwan Australia mempelajari protein dari apa yang dikenal sebagai "cuka lalat buah". Mereka menemukan lalat buah dan manusia memiliki beberapa kesamaan gen. Tak hanya itu ada pula hubungan antara gen pertumbuhan dan perkembangan otak.
BACA JUGA: Ide Melapor Diri Saat Ke Luar Negeri Jadi Juara Hackathon Merdeka 2.0 di Sydney
Lewat penemuan ini diharapkan bisa mengetahui bagaimana sebenarnya otak manusia bekerja."Ada sekitar 75 persen gen lalat yang sama dengan gen manusia, begitu banyak gen pada lalat yang memiliki kemampuan dengan gen kita," ujar Profesor Coral Warr, salah satu yang terlibat dalam penelitian tersebut.
Para peneliti telah menemukan bahwa protein dalam gen bertanggung jawab untuk kerusakan sel yang terinfeksi virus atau kanker. Protein yang sama pada lalat juga berfungsi untuk mengontrol pelepasan sel-sel penting pada pertumbuhan kepala dan ekor.
BACA JUGA: Boneka Beruang Buka Lapangan Kerja di Kota yang Pernah Dilanda Kekeringan
"Yang benar-benar menarik, protein pada manusia ini membantu sistem kekebalan tubuh seandainya ada sel yang rusak karena terinfeksi virus. Sementara pada lalat, protein ini tidak punya pengaruh pada kekebalan tubuh mereka, tapi dalam perkembangan kepala, termasuk perkembangan otak," jelas Dr Michelle Henstridge dari Monash University.
"Jadi kita menggunakan lalat buah untuk memahami perkembangan protein ini, yang dapat memberikan petunjuk bagaimana protein ini bekerja pada manusia," tambahnya.
BACA JUGA: Australia Bakal Jadi Sasaran Serangan Cyber Destruktif oleh Teroris
terkait yang terbaik dikenal untuk peran mereka dalam kekebalan dan pertahanan di mana mereka suka merusak sel yang terinfeksi virus. Jadi jelas, dalam lalat buah protein ini tidak bertindak dalam pertahanan, bukan dalam pengembangan dan sekelompok protein yang terkait pada manusia telah terbukti berhubungan dengan perkembangan otak dan otak gangguan.
Perlu lebih banyak penelitian lanjutan untuk menguji teori ini. Tapi para ilmuwan yakin kalau studinya dapat membantu menjelaskan bagaimana protein yang sama pada manusia dan lalat dapat berfungsi dalam perkembangan otak manusia, termasuk manfaatnya bagi gangguan perkembangan saraf, seperti autisme dan skizofrenia.
Tak hanya itu Profesor Coral Warr berharap temuannya bisa mengembangkan jenis pengobatan baru untuk gangguan pada perkembangan otak manusia.
"Jika kita dapat memahami bagaimana gen-gen ini bekerja dalam perkembangan otak, termasuk pada gangguan otak seperti autisme, maka kita bisa menemukan potensial untuk terapi dan pengobatan," ujarnya.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menlu Australia Julie Bishop Lari Pagi di Tengah Kabut Asap Sumatera