Lewati Uji Imunitas, Proses Kategori World Class

Selasa, 26 Juli 2011 – 09:26 WIB
Irwan Hidayat, bersama Mr Zhang Ye Qin, calon distributor produk Sido Muncul di Nanjing.

Apa tiga alasan yang lain? Selain lima fakta yang membuat Irwan Hidayat, bos PT Sido Muncul itu berani melempar jangkar ke Tiongkok? Negeri yang menjadi “kuburan massal” bagi produk nasional yang tidak kompetitif?
 
YaAlasan keenam, adalah sentuhan teknologi dan telah melalui proses uji klinik yang panjang

BACA JUGA: Delapan Alasan Menerobos Tirai Bambu

Karena itu dalam promosi produk Sido Muncul di Nanjing, Tiongkok Selatan lalu, Irwan Hidayat mengajak Prof Dr dr Edi Dharmana, MSc, PhD, SpParK, dari Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang
Dia pernah melakukan penelitian terhadap 100 orang, tentang immunologi atau daya kekebalan tubuh seseorang setelah mengkonsumsi Tolak Angin, salah satu produk andalannya.

“Betul, delapan tahun silam, saya pernah meneliti immune system manusia, dan juga sudah diuji pada hewan mencing (sejenis tikus berbulu putih, red)

BACA JUGA: Jangan Kebakaran Kumis Bang!

Hasilnya positif, unsur-unsur herbal yang dicampur dalam kemasan Tolak Angin itu, terdiri dari minyak adas, pala, pegagan, daun mint, jahe merah, ginseng, dan beberapa unsur lain, mampu mengaktifkan antibody yang disebut livosit T seseorang,” jelas Prof Edi.

Selain menaikkan imunitas seseorang, kata dia, hasil penelitian itu juga menunjukkan bahwa produk itu juga tidak berpengaruh buruk terhadap wanita hamil
“Meskipun saya tidak menganjurkan wanita hamil meminumnya, tapi secara uji feratogenic, sudah pernah saya lakukan dan aman

BACA JUGA: Berkaca dari Dubai, Bercermin di Negeri Sendiri

Limposit dan interferon-nya naikKekebalan tubuh meningkat,” ungkapnya.

Meski begitu, uji klinis itu akan terus dilakukan untuk memperkaya temuan akan kelayakan produk Sido MunculProf Edi pun sekaligus menjalin kerjasama dengan Nanjing University of Traditional Chinese Medicine(NJUTCM), salah satu universitas tertua yang memiliki concern pada pengobatan tradisional TiongkokItu juga menambah keyakinan Irwan untuk bertolak angin ke Negeri Jamu.

Ketujuh, yang membuat Irwan yakin akan misinya menembus pasar Tiongkok adalah proses produksi yang sudah dilakukan Sido Muncul selama ini sudah memenuhi SOP (standart operating procedures) yang termasuk kategori world class“Boleh dicek di pabrik kami di Ungaran sana, semua sudah memenuhi persyaratan medis dan higienis,” aku Irwan.

Irwan Hidayat semakin yakin dengan serangkaian uji klinik dan laboratorium ituKarena produknya, meskipun tetap bernama “jamu tradisional” tetapi cara memprosesnya sudah melalui cara-cara mekanik yang modernLalu diuji klinis yang menjamin keamanan untuk dikonsumsi publik“Ini satu competitive advantage buat kami,” kata Irwan.

Memang banyak yang mengingatkan, tidak gampang menggarap pasar TiongkokDi Indonesia dengan network yang sudah dibangun selama ini, Sido Muncul tidak perlu merasa ragu untuk melakukan maneuver pemasaranTetapi di Tiongkok, aturan mainnya berbedaPemerintah mereka sudah pasti melakukan proteksi terhadap produk-produk jamu tradisionalnya“Ya, itulah alasan yang ke-8, belajar dan tuntutlah ilmu sampai ke Negeri China! Saya ingin belajar berbisnis yang baik, fair dan sungguh-sungguh ke sana,” ujarnya.

Irwan tentu harus melakukan banyak hal untuk melebarkan sayap bisnis ke pemilik The Great Wall, salah satu keajaiban dunia ituDari soal urusan izin, urusan legal, uji pengawasan seperti BPOM di Indonesia, kantor marketing dan distribusi, teknis pengiriman dan strategi pricing“Saya sudah punya mitra distribusi di Nanjing, namanya Mr Zhang Ye QinDia mengimpor bahan-bahan baku ekstrak minyak herbal juga ke Sidomuncul,” ucap Irwan.

“Saya dan keluarga sudah mencoba produk Sido Muncul, dan hasilnya signifikanSaya berminat untuk memasarkan produk itu ke Nanjing, kota dengan penduduk sekitar 8 juta jiwa iniSaya yakin produk ini akan cepat diterima pasar, ” kata Mr Zhang Ye Qin di lantai 23 The Westin, Nanjing.

Keyakinan Zhang Ye Qin itu cukup beralasan, setelah melihat pasar obat-obat tradisional di bekas ibu kota Tiongkok, sebelum dipindah ke Beijing ituObat tradisional berbasis herbal, itu betul-betul sedang digandrungi negeri yang memiliki sungai terpanjang nomor tiga, Yangtze River itu –setelah sungai Nil Afrika dan Mississippi di Amerika Latin itu“Pengobatan dengan obat-obatan kimiawi ala Barat itu mulai dicarikan alternative yang dampak jangka panjangnya lebih baik,” sebut Zhang, yang melihat trend obat di sanaJadi? “Optimistis saja!” kata dia yang semakin yakin ketika melihat GDP per capita Nanjing sudah USD 17.400Bandingkan kita, masih di angka USD 3.500? (don/habis).

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sensasi Menapaki At The Top Burj Khalifa


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler