Lima Pesawat Antar Jenazah

Senin, 30 Juni 2008 – 10:32 WIB
Evakuasi korban jatuhnya pesawat Cassa 212-100 TNI Angkatan Udara di Hutan Tegal Lilin kaki Gunung Salak Desa Cibitung Kecamatan Tenjolaya Bogor. Foto: SARI/RADAR BOGOR
JAKARTA - Seluruh proses evakuasi korban pesawat Cassa 212-A2106 selesai tadi malamLima pesawat terbang dari Lanud Halim Perdanakusumah silih berganti mulai pukul 21.00 Minggu malam (29/6)

BACA JUGA: Listrik Jawa-Bali Tambah 10.000 MW

Sebagian keluarga juga ikut serta mendampingi jenazah

    Empat pesawat Hercules dari Skuadron 31 membawa jenazah menuju Malang (Mayor Arjianto, Kapten Agung P, Kapten Doni W, Pelda Agus), Jogjakarta ( Kol

BACA JUGA: KPK Bidik Dana Bergulir

A Sulaksono), Solo ( Lettu Bambang Tri) , dan Madiun ( Mayor Susika)
Satu pesawat CN-235 terbang menuju Lanud Husein Sastranegara Bandung membawa jasad Lettu Ronald Fuar dan Letkol Wahyu Hidayat

BACA JUGA: Polisi Buru Jaringan Ferry

Sebenarnya ada satu pesawat CN 235 yang dipersiapkan untuk membawa Lettu Febby menuju CirebonNamun, karena tidak ada fasilitas pendaratan malam hari, jasad Febby dibawa melalui jalan darat.
    Tadi malam, dua korban yakni Kol AS Jafara dan Letkol Supriyadi juga langsung dimakamkan di taman makam pahlawan Kalibata, Jakarta SelatanUsai disalatkan di masjod Shiratun Nur, jenazah dibawa dengan ambulance.  Pemakaman usai sekitar pukul 22.00
    Sebelum diberangkatkan, dilakukan upacara pelepasan jenazah di hanggar Skadron 17 Halim  PerdanakusumahKepala Staf Angkatan Udara Marsekal Subandrio menjadi inspektur”Kami sampaikan bela sungkawa dari Bapak Presiden dan penghargaan setinggi-tingginya atas pengabdian para korban dalam tugas negara,” katanya dalam sambutan pelepasanTampak hadir dalanm upacara Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso, Ketua Komisi I Theo L Sambuaga, mantan panglima TNI Marsekal ( purn) Djoko Suyanto dan mantan KSAU Marsekal (purn) Chappy Hakim
    Para anggota keluarga yang sudah menunggu sejak Jumat lalu tampak tabahSaat jenazah satu demi satu dibawa menggunakan ambulan dari RS Pusat Halim Perdanakusumah, beragam ekspresi ditunjukkanPutra Kol A Sulaksono misalnya, yang langsung bersujud dan mencium karangan bunga berwujud salib di depan peti jenazah ayahnyaIbu Mayor Susika, Murtik, langsung menciumi peti dan foto almarhumah yang merupakan satu-satunya korban perempuan itu
    Jenazah memang tidak berurutan ke hanggar tempat upacara pemberangkatan dilangsungkanSetelah diterbangkan bertahap dari Bukit Psir Gaok,  Tenjolaya, Bogor dengan helikopter Super Puma dan dua helikopter Bolco, para korban diidentifikasi dulu di RS Pusat AU komplek HalimProses identifikasi yang berlangsung sejak pukul 15.00 itu tertutup untuk difoto wartawan”Itu atas permintaan keluarga para korban,” ujar Kepala Penerangan Lanud Halim Mayor Ernes DJ Fambrene
    Upacara pelepasan berlangsung singkatBegitu korban terakhir yang berhasil diidentifikasi Pelda Agus datang, upacara langsung dimulaiAcara tak lebih dari dua puluh menitPukul 20.10 tanpa tembakan salvo, jenazah diangkat bersamaan oleh personel Pasukan Khas TNI AU.  Diiringi genderang, peti dibawa menuju pesawat yang berada dalam posisi ready take off  (siap terbang).  Enam jenazah korban sipil dilepas bersamaan di RS Pusat AU oleh Wakil sisten Pengamanan KSAU
    Usai upacara pemakaman, Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Subandrio mengatakan pihaknya akan segera melakukan penyelidikan menyeluruh atas kecelakaan yang terjadi Kamis lalu itu”Nanti akan dicek oleh tim penyelidik dari Mabes AU,” ujarnya
    TNI AU tidak melibatkan Komite Nasional Keselamatan Transportasi karena pesawat yang jatuh adalah pesawat militer”Tidak perlu melibatkan sipil, kita punya tim sendiri,” kata Marsekal asal Jogjakarta ituPesawat yang sedang melakukan pengujian alat pemotretan udara itu jatuh dalam misi resmi”Alat itu sudah milik kita, jadi sudah dibeli,” katanya. 
    Untuk sementara , tim penyelidik sudah mendapatkan log book (catatan penerbangan) yang akan digunakan untuk menyimpulkan sebab-sebab kecelakaan pesawatPesawat Cassa buatan IPTN itu memang tidak dilengkapi black box agar data-data kegiatan udara tidak jatuh ke pihak lawan”Kru terlatih dan kondisi pesawat sebelum terbang bagusBahkan pesawat itu dipakai saat latihan gabungan yang baru saja selesai,” kata Subandrio
    Kapuspen Mabes TNI Marsekal Muda Sagom Tamboen mengatakan pihaknya mematok waktu tiga bulan untuk menuntaskan penyelidikan”Secepatnya tentu lebih baikYang jelas rekam jejak pilot dan kru sangat baikPesawat juga oke, ini yang jadi catatan tim penyelidik,” katanya
    Ketua Komisi I DPR Theo L Sambuaga meminta TNI AU tak perlu ragu melibatkan KNKTMeskipun institusi sipil, KNKT punya kemampuan melakukan investigasi”Yang penting diketahui secara tuntas apa yang jadi faktor utama kecelakaan,” katanya(rdl)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Biaya Haji Tunggu Keppres


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler