Listrik Jawa-Bali Tambah 10.000 MW

Minggu, 29 Juni 2008 – 08:53 WIB
JAKARTA – Kondisi kelistrikan Jawa-Bali masih akan terus rawanArtinya, konsep pemadaman bergilir yang kini dilakukan PT PLN (Persero) untuk mengurangi beban masih akan terus berlangsung

BACA JUGA: KPK Bidik Dana Bergulir

Setidaknya, hal itu dilakukan sepanjang tahun ini sembari menunggu proyek 10 ribu megawatt selesai tahun depan

    Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro menyatakan,     cadangan sistem kelistrikan nasional tahun ini tidak bisa ditambah

BACA JUGA: Polisi Buru Jaringan Ferry

”2008 ini cadangan listrik kita masih 20 persen,” ujarnya seusai rapat dengan jajaran direksi PLN di Jakarta Sabtu (28/6)
Purnomo menggelar rapat selama 2,5 jam di kantor pusat PLN

BACA JUGA: Biaya Haji Tunggu Keppres

Dari PLN hadir seluruh jajaran direksi, sementara Purnomo didampingi Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi JPurwono
      Idealnya, kata Purnomo, cadangan kelistrikan harus berada di kisaran 30 persenJika tidak, pemadaman bergilir masih akan terus berjalanSebab, secara bergilir pasti diadakan pemeliharaan di pembangkit-pembangkit yang dimiliki PLN”Pembangkit-pembangkit PLN sudah tua, jadi recovery-nya perlu waktu,” tuturnyaSaat pemeliharaan pembangkit itulah, kapasitas daya yang dimiliki PLN tidak mampu memenuhi seluruh beban yang ada”Itu yang menyebabkan pemadaman bergilir,” kata Purnomo.
      Kondisi kelistrikan Jawa-Bali mungkin akan sedikit membaik pada 2009Sebab, ada tambahan pasokan dari tiga pembangkit di Indramayu, Labuhan, dan Rembang”Kapasitasnya 1.000 MW,” ujar PurnomoJadi, sambung Purnomo, meski beban listrik meningkat, tambahan pasokan itu diharapkan mampu menstabilkan sistem kelistrikan Jawa-Bali
      Pemerintah saat ini juga sedang membahas proyek pembangkit 10 ribu MW yang kedua”Nanti proyek itu memakai multienergiBukan hanya batubara, tapi kita juga gunakan geothermalSekarang masih dalam finalisasi antardepartemen,” katanya.
        Pada kesempatan yang sama, Dirut PLN Fahmi Mochtar menambahkan, PLN masih berupaya keras mengatasi krisis kelistrikan”Minggu-minggu ini masih rawan,” ujarnyaPLN telah memutuskan untuk membayar tagihan batubara di PT Sumber Segara Prima sebagai pengelola PLTU swasta (IPP) di CilacapPLTU Cilacap sejak Rabu mengalami kesulitan beroperasi karena pasokan batubaranya dari PT Adaro Energy terhambat akibat ketidakmampuannya membayar tagihan batubaraSehingga, PLTU Cilacap yang biasanya memasok listrik hingga 600 MW hanya bisa memasok 100 MW
      Fahmi mengakui, kasus PLTU Cilacap sangat memalukan PLN, meski sebenarnya pembangkit itu adalah tanggung jawab swasta”Besok pagi (hari ini, Red) 12 ribu ton batubara sampai di CilacapItu batas minimal (bahan bakar) yang harus disediakan,” katanyaMeski demikian, bukan berarti PLTU Cilacap langsung bisa beroperasi normal”Pengoperasian butuh waktu, secara bertahapJuga masih ada pengapalan (bahan bakar),” katanya
      Fahmi mengakui, tahun ini target PLN untuk membatasi pertumbuhan permintaan listrik agak sulit tercapai”Sampai Mei saja, (permintaan) sudah tumbuh 6,8 persenItu memberikan dampak bagi pembangkit karena beroperasi lebih dari kemampuan,” katanyaNamun, di sisi lain, sambung Fahmi, permintaan pertumbuhan listrik itu juga tidak bisa dicegah”Ini cermin dari adanya pertumbuhan ekonomi yang meningkat.” Pertumbuhan permintaan listrik pada tahun ini ditargetkan hanya 5 persen.

Audit Kantor
       Pemerintah juga akan melakukan audit kelistrikan terhadap kantor-kantor departemen, kantor PLN, dan kantor-kantor milik Pemprov DKI Jakarta”Mulai 1 Juli kita audit penggunaan listriknya selama ini,” ujarnyaDari audit itu, bisa dilihat apakah suatu kantor bisa menurunkan pemakaian listriknya dari bulan ke bulan”Kalau tidak ada pengurangan pemakaian listrik, kita akan lakukan pengurangan secara langsungProgram awal baru di DKI Jakarta,” terangnya.
      Di tengah segala keterbatasan yang dimiliki PLN, koordinasi antardepartemen mutlak diperlukanJalan utama yang tak bisa ditawar adalah penghematan listrik besar-besaranDia mengatakan, meski tidak ada keterbatasan daya, penghematan harus tetap dilakukanSalah satunya untuk menghindari kerugian PLN”Wong kita jual listrik per kwh Rp 630, padahal biaya produksinya Rp 1.300,” ujarnyaJika kerugian PLN semakin besar, tentu subsidi yang dikeluarkan pemerintah juga akan ikut membengkak. 
      Akhir-akhir ini, PLN memang sedang kelimpungan menghadapi krisis kelistrikanDi satu sisi, permintaan akan listrik terus meningkat seiring pertumbuhan penduduk dan gerak ekonomi masyarakatNamun, di sisi lain, tambahan pasokan listrik baru pascakrisis ekonomi 1997 sama sekali nihilPenambahan pasokan listrik terakhir terjadi pada 2007 dengan kapasitas 2.000 – 3.000 MW
      Sementara itu, PLN berjanji akan memberikan kompensasi kepada pelanggan terkait pemadaman listrikKompensasi yang diberikan berupa pengurangan tagihan listrik pada bulan berikutnya, sesuai dengan pemadaman yang dilakukan PLN”Tapi, pemberian kompensasi ini sesuai aturan.” (eri/kim)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Cuaca Buruk Halangi Evakuasi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler