Linda Soroti Semakin Merosotnya Minat Baca

Senin, 14 November 2011 – 20:20 WIB

PANGKALPINANG - Kemajuan teknologi ternyata tidak hanya membawa dampak positif semata berupa kemudahan aksesBanyak pula dampak negatif yang merambah hingga ke berbagai lini kehidupan

BACA JUGA: Geopark Perlu Dimasukkan Dalam Muatan Lokal di Sekolah

Salah satunya adalah budaya membaca yang kini mulai terkikis dan nyaris hilang


Anak-anak yang dulunya akrab berteman dengan buku, malah kini meninggalkannya

BACA JUGA: Optimis Bahasa Indonesia jadi Bahasa Internasional

Mereka lebih banyak menghabiskan waktunya untuk kegiatan yang tidak bermanfaat.

"Saya rasanya sedih sekali melihat anak-anak seperti itu
Mereka malah lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bermain game, ketimbang membaca

BACA JUGA: Anggaran Pendidikan Harus Tepat Sasaran

Dan ini sebenarnya menjadi ancaman serius bagi kita semua," ujar Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Amalia Sari Gumelar saat menjadi pembicara dalam seminar pembudayaan gemar membaca di Hotel Aston Soll Marina, Pangkal Pinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Senin (14/11).

Menurutnya, data menunjukan bahwa setiap tahun terjadi penurunan minat baca warga di negara ini secara drastisIndonesia termasuk berada pada posisi buncitDari 62 negara yang menjadi sampel, Indonesia berada di urutan ke-57.

"Ini sungguh angka yang sangat memprihatinkanDan harus menjadi tugas kita bersama untuk bisa mengembalikan minat membaca, terutama anak-anak kita," katanya.

Begitu pula yang terjadi di kalangan orang tuaKata Linda, orang tua kini juga lebih banyak berbicara ketimbang membacaPadahal, idealnya, orang tua harus menjadi contoh atau teladan yang baik bagi anak-anaknyaMinimal bisa menyiapkan bahan bacaan ataupun perpustakaan keluarga.

"Mari bersama kita buat terobosan baru untuk menyelamatkan anak-anak bangsaSelain di keluarga, kami di pemerintah juga akan terus dorongNanti kami ajak semua lembaga terkait untuk galakkan program taman bacaan, perpustakaan keliling, dan kota layak anak," imbuhnya.

Ia mencontohkan beberapa daerah yang sudah memulai program dimaksudSeperti Yogyakarta yang kini mengalami lonjakan angka yang tinggi untuk minat membaca warganyaItu bersamaan dengan program kota layak anak yang terus dikampanyekan di sanaBegitupun di Solo, Jawa Tengah yang menerapkan jam wajib belajar mulai pukul 18.30 sampai 20.30 WIB.

"Selama dua jam itu tidak ada aktivitas lain selain belajarTV dimatikanDan orang tua ikut mendampingi anaknya belajarSetelah 6 bulan dan dievaluasi, ternyata menunjukkan kemajuan prestasi yang luar biasaMakanya program itu kini diteruskan," tuturnya.(yes/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kisi-Kisi Unas 2012 Diberikan Tahun Ini


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler