Demikian diungkapkan Direktur Jawa-Madura-Bali PT PLN Murtaqi Syamsuddin
BACA JUGA: KPK Bantah Statement Kejagung
Menurut dia, PLN belum bisa menjamin untuk tidak melakukan lagi pemadaman bergilirMurtaqi mengatakan, berdasar informasi terakhir yang diterima sore kemarin, PLTU Paiton unit VIII berkapasitas 2 x 600 MW sudah mulai dioperasikan secara penuh, demikian pula PLTU Suralaya
BACA JUGA: Tentara Ajudan Ayin Diperiksa
Sedangkan PLTU Cilacap berkapasitas 600 MW, baru beroperasi dengan separo bebanSeperti diwartakan kemarin, aktifitas perbaikan di beberapa pembangkit membuat pasokan listrik tidak optimal
BACA JUGA: Jangan Salah Siarkan Agama
Akibatnya, sistem Jawa-Madura-Bali kembali defisit hingga 1.200 mega watt (MW)Tiga pembangkit yang bermasalah adalah PLTU Paiton unit VIII (2x600 MW) yang dikelola pihak swasta, yakni PT Paiton Energy Company (PEC)Pembangkit tersebut mengalami gangguan karena masalah teknisSehingga satu dari dua unit yang ada, tidak bisa beroperasiAkibatnya, pembangkit tersebut kehilangan daya pasokan listrik hingga 600 MW.
Sedangkan PLTU Suralaya unit VI terganggu karena masalah teknisAkibatnya, pasokan listrik kembali berkurang hingga 600 MW.
Sementara itu, pasokan dari PLTU Cilacap terganggu karena terlambatnya pasokan batubaraAkibatnya, unit PLTU yang dikelola PT Segara Sumber Prima tersebut mengalami penurunan daya atau derating sebesar 260 MWAkibatnya, pasokan listrik kini hanya tinggal 340 MW, dari pasokan normal sebesar 600 MW.
Murtaqi mengakui, semua pembangkit listrik milik PLN maupun swasta memang harus menjalani perawatan secara rutinSehingga, ketika beberapa pembangkit selesai menjalani proses maintenance, maka pasokan bisa normal sehingga tidak terjadi deficit.
Namun, dalam beberapa waktu kemudian, beberapa pembangkit lain giliran menjalani maintenance, sehingga tidak beroperasiAkibatnya, pasokan listrik pun kembali berkurangUntuk menjaga agar deficit tidak terlalu besar, maka PLN kemudian melakukan manajemen beban dengan pemadaman bergilir’’Langkah itu memang harus dilakukan,’’ jelasnya.
Selain itu, lanjut Murtaqi, konsumsi listrik dari masyarakat yang tinggi membuat pembangkit-pembangkit PLN seringkali beroperasi penuh dalam jangka waktu lamaAkibatnya, selain rawan kerusakan, pasokan energi primer berupa BBM juga seringkali lebih cepat habis lebih cepat’’Ini juga jadi masalah,’’ ujarnya.
Pasalnyam kata dia, jika cadangan BBM habis, maka operator pembangkit harus melakukan pengurangan bebanSelanjutnya, jika pasokan BBM sudah datang, maka proses operasional pembangkit untuk bisa dibebani penuh juga membutuhkan waktu.
Murtaqi menambahkan, kondisi kelistrikan nasional memang belum amanBerdasar data PLN, lanjut dia, pertumbuhan konsumsi listrik per tahun mencapai 7 persen.
Sedangkan tambahan pasokan listrik sangat minim karena tidak adanya proyek pembangkit listrik skala besar sejak krisis ekonomi melanda pada 1997PLN mencatat, tambahan pasokan sejak 1997 hanya sekitar 2.000 – 3.000 MWProyek PLTU 10.000 MW pun baru akan bisa masuk paling cepat pada Juni 2009.
Akibat kondisi tersebut, kata dia, reserve margin atau cadangan daya sistem kelistrikan nasional hanya sekitar 20 - 25 persenDengan cadangan tersebut, maka saat beberapa pembangkit menjalani pemeliharaan berkala atau mengalami gangguan karena kurangnya pasokan bahan bakar, maka shortage tidak terhindarkan’’Karena itu, sekali lagi kami meminta masyarakat untuk terus berhemat,’’ katanya. (owi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jaksa Agung Belum Tentukan Sikap
Redaktur : Tim Redaksi