Literasi Tidak Hanya Membaca, Menulis, dan Berhitung

Minggu, 08 September 2019 – 18:17 WIB
Dirjen PAUD dan Dikmas Harris Iskandar (kanan). Foto: Mesya Mohammad/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Jenderal PAUD dan Pendidikan Masyarakat Kemendikbud Harris Iskandar mengatakan, literasi tidak hanya cukup membaca, menulis, dan berhitung (calistung).

Enam literasi dasar harus dikuasai semua orang dewasa di dunia. Saat ini literasi masih diukur dengan melihat angka buta aksara.

BACA JUGA: Mendikbud Sebut Angka Literasi Indonesia Hampir 100 Persen

“Untuk literasi digital, leading sector-nya Kementerian Komunikasi dan Informatika. Untuk literasi keuangan, leading sector-nya Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia, dan Kementerian Keuangan,” terang Harris dalam peringatan Hari Aksara Indonesia (HAI), Minggu (8/9).

BACA JUGA: Muhadjir Effendy: PNS Kemendikbud Wajib Pindah ke Ibu Kota Baru

BACA JUGA: Sumsel Ditetapkan jadi Tuan Rumah O2SN 2020

Dia menambahkan, pendidikan nonformal juga memiliki peran untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperoleh pengalaman kerja praktik, seperti pada program Pendidikan Kesetaraan Paket C.

“Jadi, semua ikut paket C sekarang ini akan mendapatkan layanan keterampilan khusus sehingga lulusnya akan mendapatkan ijazah negeri paket C yang setara SMA, dilindungi oleh negara lalu berlaku di perguruan tinggi, di dunia usaha dan laku juga secara kompetensi,” jelas Harris

BACA JUGA: Gerakan Indonesia Membaca Tingkatkan Literasi Masyarakat

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, mengemukakan, legislatif memberikan dukungan kepada dunia pendidikan nonformal dan informal dalam bentuk anggaran atau kebijakan khusus yang nantinya akan berdampak kepada para alumni kursus.

"Anggaran sudah jauh meningkat. Namun, kalau dibandingkan pendidikan formal, tentu saja jauh. Jika kita bandingkan dengan 5 tahun terakhir, sudah sangat meningkat. Tahun ini ada Rp 8,3 triliun untuk pusat dan daerah," ucapnya.

Pendidikan keluarga, lanjut Hetifah, tidak kalah penting. Menurutnya, pendidikan justru harus dimulai dari keluarga untuk membentuk karakter anak.

 “Orang tua murid juga jadi sumber ilmu dan bagaimana sekarang mengatasi soal radikalisme serta mendorong toleransi pada anak,” pungkas Hetifah. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Berkunjung ke Museum Tumbuhkan Rasa Cinta Anak pada Bangsa


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler