Mendikbud Sebut Angka Literasi Indonesia Hampir 100 Persen

Minggu, 08 September 2019 – 07:35 WIB
Mendikbud Muhadjir Effendy. Foto: Humas Kemendikbud

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengungkapkan, Indonesia telah mencapai angka literasi yang sangat tinggi karena sudah di atas 98 persen. Padahal waktu awal kemerdekaan, saat dicanangkannya gerakan pemberantasan buta huruf, kondisi penduduk Indonesia 97 persen buta aksara.

Semangat memberantasan buta aksara, kata Menteri Muhadjir, telah dinyalakan oleh Bung Karno sejak awal kemerdekaan melalui gerakan “Bantulah Usaha Pemberantasan Buta Huruf”.

BACA JUGA: Sumsel Ditetapkan jadi Tuan Rumah O2SN 2020

“Gerakan ini membuahkan hasil, Indonesia yang pada awal kemerdekaan banyak yang masih buta aksara, setelah 74 tahun kemerdekaan berubah drastis menjadi bangsa dengan mayoritas melek aksara, dan semakin maju,” jelasnya dalam puncak Hari Aksara Indonesia (HAI), Sabtu (7/9).

Dia menambahkan, gerakan literasi bukan hanya di zaman modern, melainkan sejarahnya dimulai sejak zaman rasul. “Kalau kita berangkat dari pendekatan profetik (keagamaan), sebetulnya pemberantasan buta huruf justru bagi yang beragama Islam hukumnya wajib karena bagian dari sunnah rasul. Kenapa? Karena Nabi Muhammad pertama mendapatkan wahyu adalah untuk melakukan gerakan literasi, yaitu ketika di gua Hira diperintahkan oleh Allah melalui malaikat Jibril untuk membaca atau iqra (bahasa Arab). Iqra pada dasarnya adalah gerakan literasi karena itu saya kira di semua agama, tidak hanya Islam saja, wajib bagi kita untuk menuntaskan literasi ini,” bebernya.

BACA JUGA: Gerakan Indonesia Membaca Tingkatkan Literasi Masyarakat

Literasi saat ini, mengalami pengembangan. Ada literasi digital, finansial, kebudayaan, kewargaan, dan lain-lain, sehingga tidak cukup membina masyarakat hanya sekadar membaca, menulis, dan berhitung, melainkan harus betul-betul bisa memanfaatkan kemampuan literasinya untuk menyelesaikan persoalan-persoalan dalam kehidupan sehari-hari, maupun berbangsa dan bernegara.

“Maka tugas kita sekarang adalah meningkatkan peranan pendidikan untuk menyongsong abad ke-21, menyiapkan generasi emas 2045 dalam rangka memasuki era revolusi industri 4.0,” pesannya.(esy/jpnn)

BACA JUGA: Berkunjung ke Museum Tumbuhkan Rasa Cinta Anak pada Bangsa

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mendikbud: Guru PNS Jangan Menyuruh-nyuruh Honorer Semau Hatinya


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler