Lokalisasi Ditutup, Penderita HIV-AIDS Malah Meningkat

Minggu, 18 Desember 2016 – 01:19 WIB
Ilustrasi. Foto: AFP

jpnn.com - SANGATTA – Keputusan Pemerintah Kabupaten Kutai Timur menutup sejumlah lokalisasi bak pisau bermata dua.

Di satu sisi, penutupan itu membuat lokalisasi di Kutim berkurang.

BACA JUGA: Banyak yang Cuek Begituan di Tempat Umum, Kondom Berserakan

Namun, di sisi lain, hal itu membuat praktik prostitusi terselubung semakin marak.

Banyak pekerja seks komersial (PSK) ramai-ramai berhijrah ke daerah perkebunan kelapa sawit di pedalaman Kutim.

BACA JUGA: Cuek Banget! Warga Asyik Nonton Evakuasi Roket Berdaya Ledak Tinggi

Antara lain di Kecamatan Muara Wahau, Kongbeng dan Muara Bengkal, serta beberapa daerah lainnya.

Sekretaris Komisi Penanggulangan Aids Daerah (KPAD) Kutim Harmadji Partodarsono mengatakan, sebelum lokalisasi ditutup, pihaknya bisa mengontrol kesehatan para PSK, serta meminimalisasi angka penderita HIV dan AIDS.

BACA JUGA: Beberapa Pos Anggaran Disorot Dewan

“Tapi kalau sekarang ini kan, susah sudah kami lakukan. Memang pemerintah bilangnya lokalisasi sudah ditutup, terus PSK sudah dipulangkan. Tapi faktanya, si mbak-mbaknya itu kan masih ada di daerah perkebunan, tidak pulang juga,” ujarnya.

Akibat PSK yang tak termonitor, lanjutnya, jumlah penderita HIV-AIDS di daerah pedalaman meningkat.

Misalnya di daerah Muara Wahau terjadi peningkatan yang cukup signifikan.

“Sebelumnya penderita HIV dan AIDS di Muara Wahau hanya empat orang. Tapi dalam dua tahun terakhir jumlahnya meningkat hingga 43 orang. Artinya terjadi kenaikan hingga sepuluh kali lipat. Dan ini cukup memprihatinkan bagi kami,” ungkap Harmadji.

Dia menjelaskan, penutupan rumah prostitusi oleh Pemerintah Kutim baru dilakukan di daerah perkotaan.

Sementara di Wahau dan Kongbeng, serta daerah lainnya belum sama sekali disetentuh.

“Sasaran utama para PSK itu adalah para tenaga kerja, atau pegawai perkebunan. Karena umumnya tenaga kerja itu adalah pendatang, hidupnya bujang, ada yang punya istri tapi tinggal di kampung, makanya jadi sasaran empuknya PSK. Mereka itulah yang membeli penyakit dan menularkan ke keluarganya,” katanya. (drh/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pekerja Tiongkok Ilegal Menjamur, Pemkab Tepok Jidat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler