MALANG - Kondisi bukit gundul dan penambangan pasir yang tak terkendali kembali memakan korban warga yang tinggal di sekitarnyaSembilan orang tewas dan delapan lainnya terluka berat setelah bukit di Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, Malang, longsor kemarin (17/4).
Peristiwa tragis tersebut terjadi sekitar pukul 12.00
BACA JUGA: Puluhan Ton Ikan Mati Terdampar
Ketika itu, 24 orang dari Dusun Sedawun dan Klangon, Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, Malang, beristirahat di tepi Sungai Nambaan desa setempat seusai bergotong-royong mencari kayuBACA JUGA: Bangun PLTS di Pulau Perbatasan
Aktivitas tersebut dilakukan sejak pukul 07.00
BACA JUGA: Wagub Belum Pernah Konsultasi soal Mutasi
Turun dari truk, mereka beramai-ramai berjalan kaki menyusuri sungai untuk mengumpulkan kayu bakarSetelah dirasa cukup, kayu bakar tersebut dikumpulkan di tepi sungai, kemudian dinaikkan ke truk untuk diangkut ke rumah Sutono, warga yang akan mengadakan hajatan pada 27 April mendatangJarak antara sungai tersebut dan rumah Sutono lebih dari 3 km.Selesai menaikkan kayu ke truk, warga kembali mencari kayu di sekitar sungaiRencananya, setelah itu mereka pulangBegitu kayu terkumpul, warga menumpuknya kembali di tepi sungai seperti sebelumnya
Karena lelah, 17 orang berkumpul di sisi tebing (warga lainnya ikut truk pulang dan ada yang belum tiba di lokasi) bukit yang memiliki kemiringan ekstremDinding tebing tersebut sangat curam dengan kontur tanah berpasir bercampur bebatuanTebing itu merupakan lokasi penambangan pasir saat musim kemarau.
Saat beristirahat menunggu jemputan, sekitar pukul 12.00, tanah bercampur pasir dan bebatuan itu longsor dari ketinggian sekitar 200 meterSuara gemuruh dari atas tebing membuat orang-orang di bawahnya panik dan mencari sumber suara
Namun, mereka tidak sadar bahwa gemuruh tersebut tepat berada di atasnyaSaat mulai menyadari dan berusaha menghindar, longsoran selebar 10 meter tersebut sudah menimpa merekaMaterial yang jatuh dari ketinggian 200 meter itu terpental hingga lebih dari 15 meter
Tak pelak, mereka yang beristirahat di bawah tebing itu langsung tertimpa pasir bercampur bebatuanTak sedikit batu yang berukuran sangat besarBisa ditebak, mereka yang tak bisa menghindar langsung tewasKorban tewas rata-rata tertimpa batu dan terkubur pasir bercampur batuBahkan, beberapa saksi mengungkapkan, ada yang perutnya robek karena terkena batu tajamSementara itu, korban yang terluka berat rata-rata mengalami perdarahan di kepala.
Suara jerit dan tangis korban yang selamat bersahutan setelah mengetahui ada warga yang tewas"Sebagian besar korban mengalami luka di bagian kepalaAda juga yang perutnya robek hingga ususnya keluar," ungkap Kusno, salah seorang korban luka.
Mengetahui sejumlah temannya menjadi korban, warga yang selamat langsung mencari pertolonganSebagian lagi mengevakuasi korban yang tertimbunEvakuasi itu cukup cepat, sekitar 30 menitMereka yang tewas dikumpulkan di tepi sungai yang lokasinya cukup jauh dari tebing
Sementara itu, korban yang terluka berat langsung diangkut truk yang kebetulan saat itu berjarak 150 meter dari lokasi kejadianSaat diangkut truk, salah seorang korban, Sugianto, 41, meninggalDia terluka di bagian kepala"Para korban dievakuasi teman-temannya yang tidak terkena longsoran dan dibantu warga," kata Kades Pandansari Sakirman.
Sembil orang yang tewas itu adalah Suwadi, 25; Suwoko, 43; Sugianto, 41; Alipyo Subatin, 42; Dirham Nur Abidin, 32; dan Ponimin, 36, yang merupakan warga Dusun SedawunSelanjutnya, Misdiono, 44; Kasno, 21; dan Mulyono, 30, warga Dusun Klangon
Selain sembilan orang tersebut, delapan orang lainnya terluka beratMereka adalah Raun, 53; Ponari, 36; Agung, 13; dan Suwono, 55 (warga Dusun Sedawun)Kemudian, Lukman, 11; Slamet Wahyudi, 41; Nur Yanto, 20; dan Slamet Rianto, 21 (warga Dusun Klangon)Mereka yang menderita luka berat dilarikan ke Rumah Sakit Syaiful Anwar, Malang.
Warga yang selamat adalah Slamet, Wakidi, Mayar, Robi, Iswanto, Tarji, dan ToniSaat kejadian, mereka masih dalam perjalanan ke lokasi dan ada yang ikut naik truk.
Korban tewas kemudian ditandu dengan bambuKarena jaraknya jauh, mayat hanya ditutup daun pisangPara korban dibawa ke Masjid Al Barokah, KlangonMayat-mayat hanya dibiarkan tergeletak di halaman masjidSebab, tim olah TKP (tempat kejadian perkara, Red) dari Polres Malang masih memeriksa"Rencananya hari ini (kemarin sore, Red) seluruh mayat dimakamkan," ungkap Sakirman
Karena seluruh korban tersebut adalah petani dan tergolong warga tidak mampu, Sakirman meminta bantuan pemerintah daerahTerlebih untuk korban meninggal bernama Ponimin yang istrinya sedang mengandung sembilan bulan
Begitu juga bagi mereka yang dirawat di rumah sakitSebab, luka yang diderita para korban umumnya sangat berat"Yang kami inginkan ada bantuan dari pemerintahTermasuk biaya pengobatan yang sakit," ungkapnya.
Lokasi Pertambangan Liar
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kabupaten Malang menegaskan bahwa lokasi longsor itu bukan tempat pertambangan pasir resmi"Itu bukan pertambanganSaya sudah cek bersama bupati," kata Kabid ESDM Kabupaten Malang Budi Iswoyo.
Dia mengungkapkan, lokasi pertambangan pasir ilegal di Kabupaten Malang memang menjamurBerdasar data ESDM, setidaknya ada 88 lokasi pertambangan pasir ilegal di Kabupaten MalangSementara itu, lokasi pertambangan yang terdata di dinas ESDM dan memiliki izin mencapai 90 titik"Itu pun hampir semua izinnya mati," papar Budi seusai meninjau lokasi longsor di Ngantang kemarin.
ESDM berjanji menindak tegas penambang liarRencananya, hari ini mereka melayangkan surat peringatan bagi 88 lokasi ilegal tersebutPeringatan itu berisi permintaan penghentian pertambangan liar tersebutJika dalam waktu seminggu belum dihentikan, ESDM akan mengirimkan surat peringatan kedua dan ketiga"Sesuai Perda No 9 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Pertambangan Umum, pertambangan liar bisa ditutup setelah diperingatkan tiga kali," tegasnya.
Sementara itu, longsor di Pandansari langsung disikapi petugas Polres MalangKapolres Malang AKBP Rinto Djatmono turun ke lokasi kejadian bersama Bupati Malang Rendra KresnaDia juga ikut memeriksa mayat korbanPemeriksaan mayat dilakukan di halaman Masjid Al BarokahPemeriksaan dilakukan satu per satu oleh dokter, anggota reskrim, serta perangkat desaMayat-mayat yang masih diikat tampar dan dibungkus daun pisang tersebut dibongkar.
Semua organ tubuh dilihat dokter dan polisi"Korban kami identifikasi dan divisumDari informasi yang didapat, korban meninggal karena terkena longsor," kata Rinto di lokasi kejadian.
Selain visum terhadap para korban, polisi meminta keterangan dari sejumlah saksiPolisi juga melakukan olah TKP yang langsung dipimpin Kasatreskrim Polres Malang AKP Hartoyo.
Karena kawasan tersebut merupakan lahan milik Perhutani, harus dilakukan penyelidikan apakah kayu tersebut diambil dari hutan atau merupakan ranting yang berada di sungai.
Pada musim hujan seperti ini, bukit-bukit di Ngantang dan sekitarnya memang rawan longsorApalagi malamnya di tempat kejadian turun hujan lebat sehingga tanah pasir tersebut mudah longsor(bb/did/dan/ziz/jpnn/c5/nw)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Remehkan Temuan BPK Diancam Proses Hukum
Redaktur : Tim Redaksi