Luluhur Para Raja Jawa dari Semenanjung Melayu?

Rabu, 31 Agustus 2016 – 08:45 WIB
Relief sejarah Indonesia di zaman raja-raja terukir di Tugu Monas, Jakarta. Foto: Wenri Wanhar/JPNN.com.

jpnn.com - SANJAYA dianggap raja Jawa pertama dan disebut Rakai Mataram. Padahal, dalam prasasti Canggal, Raja Sanjaya sendiri menyatakan; sebelum dirinya, Jawa diperintah oleh ayahnya yang bernama Raja Sanna. 

Sejumlah ilmuwan menafsir bahwa Sanjaya anak Raja Sanna berasal dari Semenanjung Melayu. Apa betul?

BACA JUGA: Rupanya Begini Pergaulan Para Bandit di Masa Lalu

Wenri Wanhar - Jawa Pos National Network

Prasasti Canggal ditemukan di atas Gunung Wukir di antara puing reruntuhan candi, di daerah Canggal, Kadiluwih, Salam, Kedu Selatan, Magelang, Jawa Tengah.

BACA JUGA: Jurus Golok Terbang ala Mat Depok

Bertarikh 654 Saka atau 732 Masehi, prasasti berbahasa Sanskerta itu terdiri dari 12 pada. 

Pada 1 menguraikan pembangunan lingga oleh Raja Sanjaya di atas gunung. 

BACA JUGA: Mat Depok, Nyai Belanda dan Jaringan Jawara Jakarta

Pada 2 hingga 4 memuat pemujaan kepada Dewa Siwa. 

Pada 5 memuat pujaan terhadap Dewa Brahma.

Pada 6 adalah pujaan kepada Dewa Wisnu.

Pada 7 menguraikan Pulau Jawa yang sangat subur, kaya akan tambang emas, dan banyak menghasilkan padi. Di pulau itu didirikan candi Siwa demi kebahagiaan penduduk, berasal dari Kunjarakunjadesa..

Pada 8 hingga 9 menguraikan bahwa Pulau Jawa diperintah oleh Raja Sanna, yang sangat bijaksana, adil dalam tindakannya, perwira dalam peperangan, bermurah hati kepada bawahannya. 

Ketika Raja Sanna wafat, negara berkabung, sedih karena kehilangan pelindung. 

Pada 10 hingga 11 menguraikan pengganti Raja Sanna, yakni putranya, Raja Sanjaya. Sanjaya dikiaskan dengan matahari. Beliau menerima kekuasaan tidak langsung dari Raja Sanna, tetapi dari kakak perempuannya. 

Pada 12 menguraikan kesejahteraan, keamanan, dan ketenteraman negara. Rakyat dapat tidur di tengah jalan, tidak usah takut akan pencuri dan penyamun atau kejahatan lainnya. Rakyat hidup serba senang. 

Tafsir Canggal Nan Janggal?

Mencermati kata demi kata pada prasasti Canggal, Slamet Muljana, ilmuwan kesohor dari Universitas Gadjah Mada menyimpulkan bahwa Raja Sanjaya memeluk agama Siwa dan berkiblat ke India Selatan. 

Mengingat, nama Kunjara atau Kunjaradari yang tertera di pada 7, terdapat di India Selatan. Tempat itu, "terkenal sebagai tempat pertapaan Agastya. Kunjaradari adalah pusat agama Siwa," tulis Slamet Muljana dalam buku Sriwijaya.   

Pria kelahiran 1921 tersebut pun menyoroti narasi yang menyatakan Jawa kaya akan tambang emas, sebagaimana juga tertoreh di pada 7. 

"Jawa tidak pernah dikenal sebagai pulau emas atau pulau yang menghasilkan emas," tegas Slamet Muljana memungut tulisan J.L. Moens dalam Criwijaya, Yava en Kataha.

Moens menghubungkan "Yawa" dalam prasasti Canggal dengan "Ye-po-ti" sebagai transkipsi berita Cina dari Yawadwipa. Dia mengidentifikasi Cho-po dengan Jawa  yang lokalisinya di Semenanjung Melayu.

"Raja Sannaha tidak memerintah Jawa. Raja Sanna hidup dan wafat di Semenanjung. Kesejahteraan rakyat yang diuraikan dalam prasasti Canggal adalah kesejahteraan rakyat Semenanjung. Pusat Kerajaan Yawadwipa adalah Kedah," begitu Moens menafsir. 

Untuk memperkuat asumsinya, Moens membayangkan pada masa itu, setelah menguasai Selat Malaka, Sriwijaya menyerang Semenanjung. Raja Sanjaya diusir dari Kataha (Kedah) dan lari ke Pulau Jawa. Kemudian mendirikan kerajaan di Jawa Tengah. 

"Apa yang diceritakan (Sanjaya--red) dalam prasasti Canggal tentang Jawa adalah ingatan kepada tempat tinggalnya yang lama, yakni Semenanjung," demikian tafsir Moens yang entah iya entahlah tidak. 

Tapi, bagaimana pun, Moens menguraikan pendapat-pendapatnya itu dengan sederet bukti-bukti ilmiah. (wow/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Antara Mat Depok dan Belanda Depok


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler