M-System Bata Bertulang, Bangunan Tahan Gempa

Jumat, 29 April 2011 – 04:29 WIB

JAKARTA - Bencana alam berupa gempa silih berganti melanda IndonesiaBeberapa musibah gempa yang paling dahsyat terjadi di beberapa kota Indonesia dalam beberapa tahun terakhir

BACA JUGA: KKP: Banyak Perusahaan Importir Perikanan Illegal

Sebut saja Aceh, Jogjakarta, Tasikmalaya, dan Padang
Dari musibah itu, ratusan ribu orang menjadi korban.  Sejauh ini tak ada yang tahu dengan pasti kapan gempa datang untuk meminimalisasi jatuhnya banyak  korban

BACA JUGA: BTN Peroleh Laba Rp 245 Miliar

Yang perlu diperhatikan, bukanlah gempa yang menyebabkan jatuhnya korban, melainkan bangunan yang roboh


Atas dasar latar belakang itulah, PT Duta Sarana Perkasa, yang yang menghasilkan Dusaspun, meluncurkan teknologi baru yang dinamakan M-System Bata Bertulang

BACA JUGA: Penetrasi Polis Individu Bisa 15 Persen

Melalui teknologi ini, robohnya bangunan bisa dicegah”Kita tentu tidak mengharapkan bencana itu datang kembali.  Tetapi ancaman  seperti itu tetap hadir dan harus diwaspadaiIni karena Indonesia berada di atas Kawasan Cincin Api Pasifik yang menjadi tempat pertemuan dan gesekan lempeng-lempeng tektonik utama dunia yang rawan gempa dari waktu ke waktu,” papar Raymond Irawan, Business Development Manager M-System Indonesia di Jakarta,  Kamis (28/4).

Dijelaskan, M-System Bata Bertulang sebuah teknologi sistem kontruksi bangunan terbaru yang tahan gempa dan badaiM-System Bata Bertulang bukan bata biasa karena terbuat dari panel superfoam yang disisipkan dengan kawat baja sehingga membentuk fondasi yang kuat

Tidak hanya bisa digunakan sebagai dinding, teknologi ini juga dapat diaplikasikan menjadi lantai, tangga, dan atap rumah“Teknologi ini kami datangkan dari ItaliaBangunan dengan M-System Bata Bertulang sudah teruji di laboratorium uji Italia untuk tahan terhadap getaran yang setara dengan kekuatan gempa sampai dengan 8 SR tanpa mengakibatkan kerusakan berarti pada bangunannya,” papar Raymond

Di Indonesia, teknologi tersebut sudah diujicoba di area Gunung Putri, BogorSejauh ini, sudah lebih dari 30 negara di lima benua yang menggunakan teknologi ini, mulai dari Amerika, Spanyol, Inggris, Meksiko, Australia, Nigeria, Malaysia, Filipina, dan lain-lain(max)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bapepam Belum Siapkan Sanksi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler