MA Krisis Hakim Agung Militer

Senin, 19 Desember 2011 – 07:26 WIB

JAKARTA - Setelah sepekan melakukan sosialisasi dan penjaringan seleksi calon hakim agung (CHA), Komisi Yudisial (KY) menerima sebanyak sekitar 23 calon hakim agung yang dijaring di enam kota yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Mataram, Jambi, dan Banjarmasin, yang dimulai sejak 1 Desember hingga 21 Desember 2011Namun, krisis hakim agung militer masih menjadi kendala MA seiring belum adanya pendaftar hakim agung yang berlatar belakang militer.

Penjaringan CHA dilakukan untuk memenuhi kebutuhan lima hakim agung dengan spesialisasi 2 hakim agung perdata, 2 hakim agung pidana, dan 1 hakim agung militer

BACA JUGA: Data Lengkap, Tim Pencari Fakta Terjun Full Team

Kelimanya dibutuhkan mengingat lima hakim agung yang ada akan melewati masa pensiun pada semester pertama (Mei) tahun 2012 nanti yakni  Harifin A Tumpa, Prof Mieke Komar, Atja Sondjaja, Imam Harjadi, dan Dirwoto.

"Hingga saat ini kami baru menerima sekitar 23 pendaftar seleksi CHA, baik yang didaftarkan oleh Mahkamah Agung (MA) maupun yang mendaftar sendiri," kata Juru Bicara KY, Asep Rahmat Fajar, Minggu (18/12).

Asep mengatakan, dari 23 pendaftar itu, 11 berasal dari jalur karir dan 12 dari jalur nonkarir
Dengan rincian, 13 di antaranya daftar atau didaftarkan di lokasi penjaringan seleksi CHA di beberapa daerah, 10 pendaftar di Bandung dan 3 pendaftar di Samarinda.

"Para pendaftar yang berasal dari lokasi penjaringan itu akan ditindaklanjuti dengan pengiriman dokumen kelengkapan persyaratan administratif ke KY, jadi nanti dokumen (pendaftar) yang berasal dari lokasi penjaringan di daerah akan dikirim ke kami,” terangnya.

Dia menjelaskan, seleksi CHA kali ini ada perbedaan sebelumnya, yaitu diperbolehkannya hakim atau hakim adhoc tingkat pertama mendaftar langsung dengan menggunakan persyaratan jalur hakim nonkarir

BACA JUGA: Polri Gunakan Teknik Cybercrime

Misalnya, selain syarat pembuatan makalah yang harus dibuat di tempat, calon juga minimal harus berpendidikan doktor atau strata tiga dan berpengalaman profesi hukum selama 20 tahun.

Karena itu, lanjut Asep, pihaknya optimis mampu menjaring sekitar enam puluh pendaftar seleksi CHA sesuai yang ditargetkan
Optimisme itu diperkuat dengan dikeluarkannya surat edaran kepada setiap pengadilan tinggi agar dapat mengusulkan calon-calon potensial untuk menjadi CHA

BACA JUGA: Jelang Vonis Dibaca, Wafid Harapkan Maaf Ibunda



”Meskipun baru ada 23 pendaftar, kami masih optimis bisa mencapai target 60 tersebutApalagi melalui Surat Edaran MA itu, pengadilan tinggi juga boleh mengusulkan hakim karir di daerah yang potensial, dan tentunya memiliki integritas dalam menegakkan hukum selama berkarir di daerah dimaksud,” ujarnya.

Ia menambahkan, seperti seleksi-seleksi CHA yang sebelumnya dilakukan, pendaftar CHA diyakini akan semakin melonjak dalam hari-hari terakhir penutupan pendaftaran“Ini kan baru sepekan ya, pendaftar CHA biasanya mulai banyak memasukkan formulir pendaftaran di hari-hari terakhir,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Muda Pidana Mahkamah Agung (MA), Artidjo Alkostar, berharap agar dalam seleksi kali ini kebutuhan MA terhadap hakim agung berlatar belakang militer dapat terpenuhiPasalnya, selama ini kursi hakim yang bertugas menyelesaikan perkara militer masih belum terisi.

"Kalau hakim pidana maupun perdata pasti banyak yang mendaftar, tentu banyak pilihanYang sangat diperlukan sampai saat ini adalah hakim militerKalau pada CHA kali ini tak bisa dipenuhi juga, kami khawatir perkara-perkara militer nanti bisa mandeg," katanya.

Artidjo mengaku, untuk meminimalisir terhambatnya pengentasan kasus militer selama ini, pihaknya mensiasati dengan memasukan Gayus Lumbuun, mantan anggota komisi III DPR yang baru saja terpilih sebagai hakim agung untuk masuk ke kamar militer meskipun berlatarbelakang pidana.

"Tetapi, sekarang Gayus sudah dimasukkan ke kamar pidana sesuai dengan latar belakang keilmuannyaSebab itu, kami berharap nanti setelah seleksi, MA sudah mendapat hakim agung yang berlatar belakang militer," harapnya(ris)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kada Mengaku Sulit Koordinasi dengan Kepolisian


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler