Mahasiswa Kepergok jadi Joki Langsung D.O

Enam Titik Percetakan Soal SNMPTN Dirahasiakan

Senin, 02 Mei 2011 – 05:05 WIB

JAKARTA - Keberadaan joki dalam pelaksanaan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2011 masih menjadi ancaman seriusPara rektor dihimbau supaya tegas jika mendapatkan mahasiswanya ada yang ketangkap basah menjadi joki.
 
Ancaman pemecatan bagi para mahasiswa yang terlibat dalam jaringan perjokian tersebut disampaikan langsung oleh Direktur Jendral Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemendiknas Djoko Santoso

BACA JUGA: Hardiknas, KNPI Dorong Rekonstruksi Sisdiknas

Dia mengatakan, saat menjabat sebagai rektor ITB periode 2008-2009 ia pernah memecat belasan mahasiswanya karena kedapatan menjadi joki SNMPTN.
 
Djoko menjelaskan, keberadaan joki memang bisa merusak proses SNMPTN
Untuk itu, dia menghimau seluruh rektor untuk memantau betul joki-joki di kampus mereka masing-masing

BACA JUGA: Dana BOS Tidak Efektif, Kebijakan RSBI Dinilai Tak Tepat

"Saya tegaskan langsung dipecat," tandasnya di Jakarta kemarin (1/5).
 
Dalam pantauan sementara, Djoko mengatakan jika joki-joki SNMPTN akan beraksi di kampus yang berbeda
Dia menyebutkan, kebanyakan joki memilih beraksi di kampus yang berada di daerah jauh dari pusat pemerintahan

BACA JUGA: Cegah Joki, Kelompokkan Ujian SNMPTN

"Atau juga memilih menjauhi kampus-kampus besar
 
Mereka menilai kampus besar resiko ketangkapnya juga besar," ujar DjokoJoki ITB yang pernah ditangkap basah, ternyata beraksi di daerah MakassarDia berharap, calon pendaftar SNMPTN supaya lebih fokus belajar dari pada sibuk menjari jasa para joki.
 
Koordinator Education Forum Suparman tahun ini masih mencium munculnya potensi tindakan perjokianMeskipun pantian SNMPTN sudah menyiasati dengan pembagian tahun ijazah, tapi joki-joki tetap bakal dicari oleh calon mahasiswaPenyebabnya, Suparman menilai saat ini masuk PTN melalui jalur SNMPTN masih menjadi idola"Pertimbangannya lebih murah dibandingkan jalur mandiri," kata dia
 
Di bagian lain, Pengelola Keuangan Pantia Pusat SNMPTN 2011 Rohmat Wahab menjelaskan gerak joki tahun sudah tidak bebas lagiSebab, kalaupun ada joki dipastikan hanya melayani pendaftar SNMPTN dengan ijazah 2010 atau 2009"Dengan sistem baru, kecil kemungkinan joki membantu peserta lulusan 2011," tandasnya tadi malam.
 
Pria yang juga menjadi rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) itu mengatakan, selama ini kebanyakan praktek joki adalah mahasiswa angkatan lawas yang membantu mahasiswa angkatan paling anyar
 
Setelah ada pembagian peserta SNMPTN berdasarkan tahun keluarnya ijazah, para joki itu kini tidak bisa bergerak leluasaPara joki tersebut saat ini hanya bisa beraksi untuk angkatan mereka sendiriItu pun masih beresiko karena panitia sudah menyiapkan sejumlah variasi soal dalam satu kelas.
 
Sementara itu, Rohmat mengatakan proses percetakan soal ujian tulis SNMPTN 2011 sudah mulai berjalan"Hari ini master soal diturunkan ke percetakan," tandasnyaSayang, Rohmat merahasiakan betul tempat-tempat percetakan soal SNMPTN tersebut.
 
Dia hanya mengatakan saat ini soal SNMPTN dilakukan di enam PTN yang tersebar di seluruh IndonesiaPTN tersebut tersebar mewakili pembagian wilayah penyelenggaraan SNMPTN
 
Pencetakan dilakukan di tiga PTN wilayah I, serta di wilayah II, III, dan IV masing-masing satu PTN"Saya tidak bisa menyebutkan nama kampusnyaMenjaga kebocoran," kata RohmatSoal-soal tersebut dipastikan sudah tersebar ke seluruh PTN sebelum ujian berlangsung.
 
Aspek lainnya yang sudah dianyatakan siap menjelang pembukaan pendaftaran hari ini (2/5), adalah pusat data base pendaftarRohmat menerangkan, untuk pusat data base pendaftar SNMPTN jalur ujian tulis ditentukan di ITS SurabayaSedangkan pusat data base SNMPTN jalur mandiri ditentukan di Universitas Indonesia
 
Rohmat menerangkan, penentuan pusat-pusat pengolahan data base itu tentunya dengan beberapa pertimbangan"Saya rasa mereka sudah siap baik dari IT maupun SDM-nya," ujar diaJadi, kemungkinan overload data pendaftar bisa dicegah.
 
Terakhir, Rohmat berpesan kepada peserta ujian tulis SNMPTNDia mengatakan, selama ini ada beberapa hal sepele yang diabaikan tapi bisa berpotensi merugikan peserta ujianDiantaranya adalah, Rohmat mengingatkan supaya peserta ujian segera melapor jika mendapatkan lembar jawaban computer (LJK) yang cacat"Laporkan dan segera minta yang baru," kata dia.
 
Di antara kecacatan LJK yang berpotensi merugikan karena tidak bisa terbaca komputer adalah, cetakan yang kaburSelain itu juga, beberapa kolom yang tersedia di LJK harus lengkap seperti yang tertera dalam buku panduanRohmat mengatakan, sudah menyiapkan sejumlah LJK serta lembar soal cadanganDia berharap, para calon mahasiswa memeriksa LJK dan seluruh lembar soal sebelum mengerjakan ujian.(jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Perketat Pengawasan Mahasiswa


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler