jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD menilai jaksa penuntut umum (JPU) tampak melakukan tugasnya dengan sempurna dalam memproses Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, dan terdakwa lainnya dalam kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J.
Di sisi lain, penasihat hukum Ferdy Sambo dan terdakwa lainnya lebih menunjukkan aspek dramatisasi selama persidangan.
BACA JUGA: Ferdy Sambo Divonis Mati, Pengamat Sebut Jaksa Berhasil Yakinkan Hakim
Oleh karena itu, Mahfud menyebut vonis hukuman mati terhadap Ferdy Sambo telah sesuai dengan rasa keadilan publik.
Mahfud menyampaikan hal itu melalui cuitan di akun resminya @mohmahfudmd di Twitter, yang diunggah Senin (13/2) sore, beberapa menit setelah Ketua Majelis Hakim Wahyu Imam Santoso membacakan vonis.
BACA JUGA: Vonis Mati untuk Ferdi Sambo Harus Dihormati, tetapi Bikin Masalah Baru di Polri
Mahfud mengawali pernyataannya dengan menyebut bahwa peristiwa pembunuhan berencana itu adalah sebuah pembunuhan berencana yang kejam, sembari memuji pembuktian tim jaksa penuntut umum dan menilai tim pembela terlalu mendramatisasi fakta.
"Pembuktian oleh jaksa penuntut umum memang nyaris sempurna. Para pembelanya lebih banyak mendramatisasi fakta," tulis Mahfud.
BACA JUGA: Ferdy Sambo, The Villain, & Hukuman Mati
Mantan ketua Mahkamah Konstitusi RI itu juga menilai majelis hakim bertugas dengan baik, independen, dan tanpa beban dalam persidangan kasus tersebut.
"Makanya vonisnya sesuai dengan rasa keadilan publik. Sambo dijatuhi hukuman mati," katanya.
Sebelumnya, pada 19 Januari 2023, Mahfud sempat menjamin bahwa kejaksaan tidak akan terpengaruh oleh gerakan-gerakan bawah tanah yang ditengarai terjadi terkait kasus yang melibatkan mantan kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri itu.
Kemudian, pada 1 Februari 2023, Mahfud juga menyampaikan keyakinannya bahwa majelis hakim yang bertugas akan memberikan vonis adil terhadap para terdakwa kasus pembunuhan berencana Brigadir Yosua.
"Saya percaya hakim bisa membaca denyut-denyut keadilan yang disuarakan kejaksaan maupun oleh publik, oleh masyarakat," ujar Mahfud di komplek Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI, Jakarta, kala itu.
Senin sore, Ferdy Sambo dijatuhi hukuman mati oleh Majelis Hakim PN Jaksel karena dinyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melanggar Pasal 340 subsider Pasal 338 juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
Selain itu, hakim juga menilai Ferdy Sambo terbukti melanggar Pasal 49 juncto Pasal 33 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. (Antara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Semoga Saja Pasukan Sambo Lainnya Bisa Divonis Lebih Berat daripada Tuntutan
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga