Makan Siang Nasi Pecel, Ratusan Karyawan Garmen Keracunan

Kamis, 22 Januari 2015 – 07:40 WIB
Puluhan karyawan PT Mataram Tunggal Garment (MTG) saat mendapatkan perawatan di IGD RS Panti Nugroho, Pakem, Rabu (21/1). Foto: Setiaky/Radar Jogja/JPNN

jpnn.com - SLEMAN – Ruang tunggu dan selasar Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Panti Nugroho, Pakem, Rabu (21/1) mendadak menjadi ”bangsal” masal pasien. Puluhan karyawan PT Mataram Tunggal Garment (MTG) di Donoharjo, Ngaglik, tergeletak berjajar di atas lantai tikar.

Di lengan mereka tertancap jarum infus yang digantung menggunakan tali rafia. Tiap pasien memegang kantung plastik untuk tempat muntah. Semuanya tampak pucat dan berkeringat dingin.

BACA JUGA: Lulus jadi CPNS, 61 Orang Terancam Gugur

Tim paramedis dan dokter berlalu lalang di ruangan itu. Mereka sibuk menangani pasien yang mual dan muntah-muntah. Bahkan sebagian tak sadarkan diri, sehingga harus dibantu alat bantu pernapasan dengan oksigen.

Pihak rumah sakit menduga, para pasien ini menderita keracunan. Namun, dokter belum bisa memastikan penyebabnya. Bisa berasal dari makanan, atau hal lain.

BACA JUGA: Longsor Lagi, Ratusan Warga Banjarnegara Mengungsi

Berdasarkan informasi dari para korban, mereka mengalami pusing dan mual setelah makan siang, sekitar pukul 12.00. Menunya nasi pecel dengan telor ceplok dan kerupuk, plus sayuran berupa kacang panjang, bayam, dan tauge, serta buah semangka.

“Setelah makan belum terasa. Setengah jam kemudian, awal-nya pusing lalu muntah-muntah,” ungkap Wiji Lestari, salah seorang karyawan dilansir Radar Jogja (Grup JPNN.com), Kamis (22/1).

BACA JUGA: Tinggi Gelombang Capai 3 Meter, Nelayan Pantura tak Melaut

Tak semua karyawan yang makan dengan menu serupa langsung mengalami mual-mual. Ada yang sekitar pukul 14.30 baru merasakan pusing. Sebagian lain mengeluh mual menjelang jam pulang kerja. Wiji mengaku sempat curiga dengan menu makan siangnya, terutama pada sayuran yang baunya agak menyengat.

“Baunya beda dengan biasanya,” katanya, yang diamini Rosilah, korban lain.

Karyawan yang menderita mual dan muntah segera dilarikan ke rumah sakit tersebut, yang berjarak sekitar 6 km dari pabrik. Pihak rumah sakit mencatat sedikitnya 59 pasien yang ditangani.

Namun, hingga menjelang Magrib, masih ada pasien lain datang berobat. Jumlah pa-sien sangat mungkin bertambah, mengingat saat gejala keracunan muncul, sebagian karyawan sudah ke luar pabrik.

Dokter Jaga IGD dr Agus  Wijanarko membenarkan jika pasien datang secara bergelombang sejak pukul 15.00. Sekali datang jumlahnya antara 10-20 orang.  
“Keluhannya sama semua. Ada yang diare juga,” ujarnya.

Sesuai prosedur, lanjut Agus, dokter menangani pasien dengan obat, sesuai keluhan. Lantaran tak bisa menggunakan obat oral, dokter menyuntikkan obat melalui cairan infus.

“Obatnya standar untuk kejadian luar biasa,” jelasnya.

Ketua Komite Medik dr Lilyana menambahkan,  belum diketahuinya penyebab gejala keracunan itu karena membutuhkan proses uji lanjutan.

“Kemungkinan dari makanan. Tapi harus diteliti khusus, apakah penyebabnya dari makanan tertentu atau hal lain,” jelasnya.

Pasien yang kondisinya sudah stabil diperbolehkan pulang ke rumah. Penanganan selanjutnya dengan obat rawat jalan.

“Secara umum sudah tertangani semua. Hanya ada empat orang yang masih lemah dirawat di IGD,” jelas Agus. (yog/laz/ong/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jaksa Tuntut Dua Terdakwa Pembunuhan Divonis Mati


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler