Jumlah siswa dengan gangguan pendengaran yang mulai sekolah umum di Canberra tahun ini, mencatat rekor. Mereka bergabung dengan lebih dari 8.000 anak di Canberra yang menjalani hari pertama mereka di sekolah umum negeri.
Pada (2/2), sebanyak 45.000 siswa lainnya di kelas yang lebih tinggi akan memulai tahun akademik baru di 89 sekolah negeri di wilayah Canberra.
BACA JUGA: Festival Al Salam di Australia Ajak Warga Lebih Mengenal Islam
Jovan Loh, 5 tahun, adalah salah satu dari 48 siswa dengan gangguan pendengaran yang mulai bersekolah.
Gangguan pendengaran yang dialami Jovern ditemukan tak lama setelah kelahirannya.
BACA JUGA: Kaki Dua Tersangka Teroris di Sydney Akan Difoto Untuk Dibandingkan dengan Foto ISIS
Ibu Joven, Li San Loh, membawanya ke terapi intervensi awal di ‘Canberra Shepherd Centre’ sejak usia dini, dengan harapan kemampuan mendengarkan dan berbicara-nya bisa diasah sebelum ia mulai bersekolah.
Strategi yang berhasil, karena Jovern akhirnya bersekolah di SD Negeri Mawson.
BACA JUGA: Australia Berharap Turis Eropa di Bali Juga Mengunjungi Darwin
Kemampuan mendengarnya setara dengan teman-teman sebayanya, dan guru-gurunya di sekolah dilengkapi dengan sumber daya tambahan untuk membantunya belajar.
Ia dan ibunya bertemu dengan para guru sebelum hari pertama sekolah untuk membahas rencana khusus bagi pendidikannya.
"Para guru benar-benar mendukungnya dengan baik, mereka memastikan menggunakan mikrofon atau sistem augmentasi pendengaran sepanjang waktu," ujar Li San.
Sekolah multifungsi
Sekolah negeri terbaru di Canberra, yakni Charles Weston di Coombs, juga didirikan untuk melayani siswa dengan gangguan pendengaran.
"Kami memiliki sistem suara yang ditempatkan di seluruh area umum dan kami punya bantuan pendengaran di setiap kelas," kata Kepala Sekolah Kate McMahon.
Sebanyak 150 siswa dari TK sampai kelas 6 SD terdaftar di sekolah Molonglo Valley, yang diperkirakan menampung hingga 800 siswa mengingat wilayah pinggiran kota di sekitarnya mulai tumbuh.
Dengan tidak adanya fasilitas pemerintah lain dan hanya segelintir toko di wilayah ini, sekolah diharapkan berfungsi sebagai pusat penghubung masyarakat dengan banyak kegunaan.
Gereja dan kelompok olahraga lokal telah menyatakan minatnya untuk menggunakan aula dan lapangan sekolah.
"Sekolah-sekolah masa kini dirancang untuk digunakan di luar jam sekolah. Masyarakat bisa mengaksesnya sehingga mereka lebih dari sekedar sekolah," jelas Menteri Pendidikan Shane Rattenbury yang baru saja menjabat sepekan menggantikan Menteri sebelumya, Joy Burch.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelajar Indonesia di Australia Bantu Anak-Anak Indonesia Lewat Program Beasiswa