Makkah dan Masjid Al Haram yang Sedang Ganti Total Wajah (1)

Tak Ada Lagi Tempat bagi Penjual Teh Susu di 3M

Minggu, 07 Desember 2008 – 02:45 WIB
Beginilah wajah kawasan Masjid Al Haram, Makkah, pada tahun 2020.

Megaproyek perluasan Masjid Al Haram yang menghabiskan dana ratusan triliun rupiah akan membuat wajah Kota Makkah berubah totalMeski harus kehilangan banyak warisan sejarah, kota suci itu akan menjadi superblok modern yang memberi kenyamanan ekstra kepada para tamu Allah

BACA JUGA: Empat Tahun Tsunami, Kisah Mereka yang Bangkit dari Titik Nol (3)

Terutama saat musim haji.

Laporan
ANAS SADARUWAN, Makkah
dan DAHLAN ISKAN, Surabaya

MAKKAH sedang melakukan face-off: Masjid Al Haram akan diperbesar, areal tawaf di sekitar Kakbah ditutup dengan pelindung, puluhan apartemen pencakar langit sedang diselesaikan, hotel-hotel bintang lima sedang ditambahkan, mal-mal baru dikebut, jalur kereta cepat dari Jeddah dipersiapkan langsung sampai ke Al Haram, monorel dibangun untuk menghubungkan 3M (Makkah-Muzdalifah-Mina), kereta cepat dipersiapkan untuk menghubungkan Jedah-Makkah-Madinah

Dan banyak lagi: terowongan, terminal, gedung parkir, plaza, eskalator perkotaan, pertamanan...

BACA JUGA: Empat Tahun Tsunami, Kisah Mereka yang Bangkit dari Titik Nol (2)

semua serbabaru
Dua tahun lagi, 2010, sebagian proyek raksasa itu sudah terlihat

BACA JUGA: Empat Tahun Tsunami, Kisah Mereka yang Bangkit dari Titik Nol (1)

Dan semuanya akan sempurna pada 2020.
Penataan Makkah kali ini dilakukan secara total, terencana, dan tidak tambal sulamPembuatan konsep perencanaannya saja memerlukan biaya Rp 100 miliar! Kali ini, perubahan Makkah tidak tanggung-tanggungLangsung dirancang untuk memenuhi kebutuhan masa depan secara sempurna
Tidak boleh ada sedikit pun yang menghambat: bangunan yang masih baru pun harus dibongkarGunung batu yang keras pun diiris, dipotong, dan digaliPeninggalan sejarah tidak dipedulikanProtes tidak dilayaniTermasuk dari pemerintah Turki yang mempersoalkan dihancurkannya benteng AjyadInilah benteng yang dibangun pada 1775 yang sangat berjasa dalam mempertahankan Kota MakkahYakni, benteng yang dibangun ketika Makkah masih di bawah pemerintahan Turki Osmani
Pokoknya, apa pun yang berada di atas tanah seluas 23 hektare itu harus dikosongkanYakni mulai Makkah Hotel, kanan kirinya sampai ke belakangKawasan ini mencakup wilayah yang disebut Jabal (Gunung) Omar, yang bentuknya berupa gunung batu yang sangat kerasSelama ini di lereng-lereng dan di atas gunung itu penuh dengan bangunan rumah yang kalau musim haji sangat laris untuk disewakanJamaah haji pun harus turun naik gunung ketika pergi atau pulang dari masjidTentu juga harus melewati lorong-lorong kecil yang menanjak dan menikung.
Semua bangunan itu sudah dua tahun ini hilangSudah digusur empat tahun laluDi situlah akan dibangun perumahaan modern, berupa apartemen pencakar langit sebanyak 40 tower (menara)Menara-menara itu dijajar kiri kanan dalam posisi seperti setengah melingkarDi antara dua jajaran tower itulah disediakan ruang kosong yang bisa dipakai sembahyang untuk 200.000 orangPengeras suara tersambung dengan pengeras suara Masjid Al Haram.
Di areal ini juga dibangun pertokoan, termasuk showroomSekitar 4.500 toko tersedia di situJuga 3.000 showroomKendaraan yang bisa ditampung mencapai 12.000, satu penambahan yang luar biasa dibanding tempat parkir sekarang yang hanya muat 570 mobilDi ujung superblok ini dibangun satu ”pintu gerbang” yang wujudnya gedung pencakar langit kembar, seperti di Kuala Lumpur ituMasing-masing 50 tingkat.
Kalau kawasan 23 hektare ini sudah jadi, maka berada di plaza ini akan merasakan sensasi luar biasa: menghadap dan memandang ke keagungan Masjid Al Haram yang letaknya agak di bawah sanaKalau malam, tentu lebih menakjubkan karena pencahayaan lampunya yang seperti tanpa batasProyek Jabal Omar, kalau sudah jadi, bisa saja terasa lebih menonjol daripada Masjid Al HaramNamun, karena desainnya yang menjadi satu kesatuan, tidak akan ada kesan pembandingan seperti ituJabal Omar juga bisa disebut bagian dari Masjid Al Haram.
Seluruh biaya untuk membangun kawasan 23 hektare ini saja sekitar Rp 250 triliunYang membangun adalah perusahaan swasta bernama Jabal Omar Development Company (JODC)Untuk merealisasikan proyek ini, perusahaan itu langsung go public di bursa saham Arab SaudiWaktu masuk pasar modal, yang menjadi underwriter adalah sebuah anak perusahaan bank swasta setempat: Al BiladAuditornya adalah perusahaan keuangan Amerika Serikat, Ernst & YoungSebanyak 30 persen saham perusahaan ini dilepas di pasar modalSisanya milik beberapa pengusaha terkemuka, seperti Abdul Rahman Faqeeh dan Bin LadenFaqeeh juga dikenal sebagai pengusaha pertama dan terbesar yang bergerak di bidang rumah potong hewan dan ayamBelum lama ini Faqeeh membangun rumah potong ayam besar-besaranEmpat buah sekaligus di empat kotaIni karena ada aturan baru di Arab Saudi (bahasa Mandarinnya: shada alabo) tidak boleh lagi mengangkut ayam hidup dari satu kota ke kota lain.
Meski harus berhenti selama musim haji hari-hari ini, proyek Jabal Omar benar-benar dikebutKontraktor readymix-nya, misalnya, sampai harus membangun dua pabrik pencampur semen sekaligus, khusus untuk melayani satu proyek ini sajaMaklum, proyek ini sehari saja memakan semen yang sudah diaduk kerikil 11.000 tonSang kontraktor juga harus mampu mengirim semen adukan itu secara konstan 24 bulan penuh.
Tentu bisa dibayangkan, dengan wajah Makkah yang baru seperti itu, apakah masih akan ada tempat bagi orang-orang dari Indonesia yang selama ini naik haji sambil berjualan nasi bungkus dari satu pondokan ke pondokan yang lainDan, kalau monorel 3M sudah berjalan, bagaimana nasib para penjual teh susu atau kopi di sepanjang jalan yang menghubungkan tiga wilayah itu, yang umumnya juga dari Indonesia?
Juga tidak tahu lagi di mana tempat para pedagang kaki lima yang selama ini menawarkan barang apa saja dengan berteriak: fatimah, hamsa real, fatimah, hamsa real! (Ibu, lima real, Ibu lima real!)(*)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Teguh Haryanto, Hakim Garang Pengadilan Tipikor yang Nyentrik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler