jpnn.com - BAGI warga Perumahan Seroja Kecamatan Bekasi Utara, pria yang akrab disapa Eyang Sugeng ini sangat familiar. Pasalnya, semasa muda dia pernah menjadi ajudan Presiden Soekarno.
Laporan: Andi Mardani- Bekasi Utara
BACA JUGA: Di Kampung Teten Masduki Sekolah Roboh, di Kalsel Murid Tinggal Satu, Full Day School?
Usianya memang sudah tidak muda lagi, namun tubuhnya masih terlihat segar bugar. Raut wajahnya menegaskan jika dia telah banyak memiliki pengalaman dalam hidup. Bulan Juli lalu, dia baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-76, lima tahun lebih tua dari usia kemerdekaan RI.
Setiap menjelang 17 Agustus, pria yang selalu mengenakan kopiah ini memiliki kebiasaan yang jarang dilakukan oleh orang lain. Dia biasanya berkeliling lingkungan dengan mengendarai sepeda motor yang telah dimodifikasi.
BACA JUGA: Hebat! Amaniarti Rintis Sekolah Gratis, Adik Menteri Ikut Mengajar
Sepeda motor tua tersebut dicat dengan warna merah putih. Di bagian belakang, dipasang dua bendera merah putih. Ketika melintas di jalan, tidak jarang kakek dengan empat cucu ini menjadi perhatian warga dan pengguna jalan lainnya.
Hampir setiap hari dia keliling Kota Bekasi sejak awal Agustus lalu. Panas terik matahari tidak dia rasakan. Cara yang dia lakukan ini untuk mengenang masa-masa ketika dia masih muda. Ya, saat masih muda dia sempat menjadi ajudan Presiden Pertama RI, Soekarno.
BACA JUGA: Kisah Ibu Tunanetra Tiga Kali Naik Haji: Ada Perasaan Nikmat
Biasanya, dia mendatangi sekolah-sekolah, berkomunikasi dengan perkumpulan remaja dan masyarakat Kota Bekasi lainnya. Misi yang dia bawa yakni, ingin mengajak para pemuda di Kota Bekasi menggelorakan semangat kemerdekaan RI.
“Saya seperti ini ingin mengajak para generasi muda untuk menghargai jasa pahlawan yang sudah memerdekakan Negeri ini dari penjajah. Karena, saya merasakan betul bagaimana kita dalam tekanan penjajah,” katanya.
Dia menceritakan, saat pekikan kemerdekaan RI diteriakkan pada 17 Agustus 45 lalu, saat itu usianya baru 5 tahun. Kendati masih belia, Sugeng mengaku masih ingat suasana waktu itu. ”Suasananya meriah sekali,” imbuhnya saat ditemui Radar Bekasi (Jawa Pos Group) di halaman perkantoran Pemkot Bekasi, belum lama ini.
Saat usia dia 22 tahun tepatnya di tahun 1962, dia dipercaya menjadi ajudan Presiden Soekarno. Walaupun hanya empat tahun menjadi ajudan Sang Proklamator, Sugeng mengaku sangat bangga sekali.
"Sosok Bung Karno saat itu sangat bersahaja dalam memberikan rasa semangat kepada rakyat Indonesia, serta merumuskan asas Pancasila dalam berkehidupan bermasyarakat," kenangnya.
Selama menjadi ajudan, dia ingat betul kebiasaan yang sering dilakukan oleh Bung Karno. Menurutnya, yang tidak lepas dari Soekarno adalah buku. Ya, membaca buku menjadi kebiasaan Soekarno saat mengisi waktu.
"Beliau selalu membaca buku setiap waktu, sehingga kebiasaan membaca itulah yang tertular kepada saya," ujar pria yang karib disapa Eyang ini.
Dia mengisahkan, pada tahun 1965 Bung Karno mulai sakit dan dirawat, lantas dipindahkan ke Bogor. Meskipun dalam keadaan sakit, katanya, Bung Karno selalu membaca buku.
"Di situ saya melihat dan merasakan pentingnya membaca demi menambah pengetahuan, dan sampai saat ini di usia 74 saya tetap masih senang membaca," terang pensiunan TNI AD ini.
Meskipun, saat itu banyak pihak melarang Bung Karno untuk membaca demi kepentingan kesehatan beliau. "Bung Karno merasa sedih saat sudah tidak bisa membaca, dan sampai dipanggil Tuhan Yang Maha Esa," jelasnya.
Pria yang berdomisili di perumahan Seroja, Kelurahan Harapanmulya Bekasi Utara ini, menceritakan setiap tahun pada bulan Agustus selalu membiasakan keliling naik motor dengan atribut bendera. Cara tersebut bagian dari kampanye memaknai Hari Kemerdekaan. ”Mari isi kemerdekaan ini dengan kegiatan positif,” tandasnya. (*/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ada Hal Magis di Pulau Uluwatu, Dari Kecelakaan, Barang Hilang Sampai Mimpi Seram
Redaktur : Tim Redaksi