Mantan Buruan Intel di Pucuk KPK

Selasa, 28 Juni 2011 – 00:08 WIB
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Busyro Muqoddas. Foto : Arundono/JPNN

BAGI yang belum kenal dekat, Busyro Muqoddas mungkin terlihat sebagai sosok pendiam dan seriusTapi jangan salah, pria kelahiran Yogyakarta 17 Juli 1952 yang duduk di pucuk pimpinan KPK itu ternyata sosok humoris.

Busyro yang menghabiskan sebagian besar masa hidupnya di Yogyakarta, tak jarang bercanda khas warga Kota Gudeg itu

BACA JUGA: Kirim TKI Distop, Lapangan Kerja Baru Digenjot

”Kalau bertemu teman-temannya, Pak Busyro sering ndagel,” kata Johan Budi, juru bicara KPK mengomentari atasannya itu.

Jauh sebelum berkiprah di Komisi Yudisial (KY) hingga akhirnya berlabuh sebagai pemberangus koruptor di KPK, Busyro muda dikenal sebagai sosok pejuang HAM
Ia pernah mengadvokasi serangkaian kasus pelanggaran HAM

BACA JUGA: Darmono Anggap Gugatan Yusril Tak Berdasar

Di antaranya adalah Sugianto, keluarga korban Penembakan Misterius (Petrus) asal Jombang, Jawa Timur pada dasawarsa 1980-an.

Sugianto harus diadvokasi Busyro lantaran diburu aparat, setelah menyaksikan langsung ayahnya ditembak aparat akibat kebijakan Petrus
Di rumah Busyro, Sugianto disembunyikan dan diganti namanya

BACA JUGA: Kondisi Darurat, Mantri Dibolehkan Praktik Farmasi



Ientel pun terus menerus menguntitnyaNamun Busyro tak kehilangan akalSaat dikejar intel polisi, dia justru menemui seorang perwira di Kodam Brawijaya”Namanya Kolonel IskandarDia perwira yang humanis hingga akhirnya Sugianto bisa kita kembalikan ke keluarganya dalam keadaan selamat meski agak terganggu jiwanya,” kenangnya

Busyro juga pernah mengadvokasi pihak-pihak yang dituduh terlibat Komando Jihad yang menurutnya sarat kejanggalanKarenanya Busyro pun tak terkejut ketika akhir-akhir ini juga marak kasus NIIBaginya, aparat pemerintah tahu betul siapa di balik NII”Kaset baru lagu lama saja itu,” ujarnya.

Karenanya jika ditanya soal teror, Busyro mengaku sudah kenyang”Dikejar-kejar intel itu hal biasaDulu ada yang pura-pura wawancara saya padahal mau menjebak,” ucapnya.

Tapi justru saat di KPK, Busyro malah tak pernah diteror"Paling diunek-unekke (dimarahi) lewat SMS."

Karena posisinya di KPK pula, Busyro tak mau terjebak pada kepentingan politikIa juga tak mau membatasi diri dengan terafiliasi pada partai politik tertentuKarenanya saat ditanya soal obsesi politik, Busyro selalu punya pilihan tersendiri sebagai jawaban.

"Saya ini sudah terbiasa hidup dalam relasi-relasi multikulturalSejak awal saya tidak punya riwayat parpolJadi dengan siapa pun tidak ada apa-apanya, makanya saya tidak pernah mau masuk parpolKalau katanya mau jadi ini atau itu, potongan saja tidak ada, jahitan apalagi," ujarnya terkekeh.

Yang pasti, sikap kritis Busyro pada ketidakadilan sudah dimulai sejak beliaJauh sebelum bergabung dengan para pembela HAM di Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum (LKBH) Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Busyro sudah menjadi "pemberontak" di saat menempuh pendidikan di SMA 1 Muhammadiyah Yogjakarta/

Bersama Emha Ainun Nadjib atau yang akrab disapa Cak Nun, Busyro menggalang kekuatan dari rekan-rekannya untuk menggusur guru di SMA yang tenar dengan sebutan SMA Muhi ituAlasannya, karena Pak Guru tak bersikap demoktratis”Kebetulan Emha ketua IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah) di Muhi dan saya sekretarisnyaAkhirnya guru itu diberhentikan setelah kami demo,” ujar Busyro.

Namun soal asmara, Busyro muda memang tak selihai Cak Nun”Kalau soal itu saya sering diakali (dipecundangi) Emha,” ucapnya sambil tertawa.

Busyro juga tak peduli soal citra dalam memimpin KPKMenurutnya, citra tak lebih dari guncu di bibir”Kalau memimpin dengan citra, ya remukCitra itu kan ibarat gincu, kudanan (terkena air hujan) saja hilang,” katanya.

Karenanya Busyro tak canggung ketika harus menyambangi pedagang kaki lima yang tak jauh dari Tugu di tengah kota Yogyakarta"Saya ada langganan tukang jual tiwul di situTiwulnya enakSaat masih di KY saya sering bawa kalau sehabis pulang Jogja," ucapnya memuji makanan kesukaannya yang terbuat dari ketela itu.(ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... MK Nyatakan Peradi Wadah Tunggal Advokat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler