JAKARTA - Kekosongan posisi Ketua Dewan Pertimbangan Ormas Nasional Demokrat (Nasdem) yang ditinggal Sri Sultan Hamengkubuwono X sudah kembali terisiPenggantinya adalah mantan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana purnawirawan Tedjo Edhy Purdijatno.
Keputusan untuk menunjuk Tedjo itu diambil dalam rapat konsultasi Nasdem yang digelar kemarin
BACA JUGA: Golkar Usulkan Konsep Negara Kesejahteraan
Rapat konsultasi itu dipimpin langsung Ketua Umum Nasdem Surya PalohBACA JUGA: PD Desak Reshuffle Menteri
’’Kami memutuskan segera mengisi kekosongan struktur organisasi untuk tetap berjalannya organisasi ini,’’ kata Ketua PP Nasdem Ferry Mursydan Baldan di kantor Nasdem, Jalan Gondangdia Lama, Jakarta Pusat, Jumat(8/7).Proses pengisian posisi Ketua Dewan Pertimbangan ini tergolong sangat cepat
BACA JUGA: Sekjen PPP Jangan Rangkap Jabatan
’’Memang cepat supaya kita tidak larut saling menyalahkan dan nggak saling tuding,’’ jelas Ferry.Dia menegaskan Nasdem sepenuhnya menghormati keputusan SultanBuktinya, dukungan Nasdem terhadap penetapan Sultan sebagai Gubernur Jogjakarta melalui RUU Keistimewaan Jogjakarta tidak berubahDi lain sisi, imbuh Ferry, kejadian ini juga tidak akan menyurutkan langkah Nasdem’’Mungkin malah lebih kencang lagi,’’ katanya.
Terkait ditunjuknya Tedjo Edhy Purdijatno sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Nasdem, Ferry menjelaskan prosesnya tidak mendadakSejak awal Januari lalu, Nasdem memang aktif mendekati sejumlah tokohSalah satunya Tedjo’’Kami sudah banyak berdiskusi,’’ ujar Ferry.
Tedjo menamatkan pendidikan militernya di Akademi Angkatan Laut (AAL) angkatan 21 tahun 1975Pria kelahiran Magelang, Jawa Tengah, 20 September 1952, itu dilantik menjadi KSAL pada 1 Juli 2008Kemudian pada 13 November 2009, Tedjo digantikan oleh Laksamana Agus Suhartono.
Mengapa Tedjo yang dipilih? ’’Ya soal senioritasPosisi Ketua Dewan Pertimbangan perlu kematangan dan sosok yang wiseBeliau juga punya reputasi yang bagus,’’ kata Ferry.
Tedjo Edhy Purdijatno mengatakan dirinya ingin membantu Ketua Umum Nasdem Surya Paloh agar roda organisasi tetap bisa terus berjalan’’Dengan mundurnya beberapa pejabat tidak akan menyurutkan langkah perjuangan,’’ tegasnya.
Selain Sultan, Ketua PW Nasdem Jawa Barat Sudradjat juga telah mengundurkan diri secara resmiRapat konsultasi, kemarin, sekaligus menetapkan plt, yakni Soleh Solahuddin yang sebelumnya menjadi anggota Dewan Pakar Nasdem.
Sebelumnya, Sultan memilih mundur karena kecewa dengan berubahnya Nasdem dari ormas menjadi parpolNamur, Sekjen Nasdem Syamsul Muaarif menegaskan rapimnas I Nasdem telah menetapkan jati diri Nasdem sebagai ormas.’’Nasdem mengerti politik dan berpolitik, tapi bukan parpolJadi, tidak mungkin Nasdem membentuk parpol atau menjadikan dirinya parpol,’’ tegasnya.
Dia menyebut Ketua Umum Partai Nasdem Patrice Rio Capella memang Wasekjen Ormas NasdemTapi, sejak mendirikan parpol, Rio mengundurkan diri dari posisi wasekjen dan meminta izin Surya Paloh untuk membawa visi ormas Nasdem ke wadah parpol yang dibentuknya’’Ini hak mereka, tidak bisa dilarang,’’ kata Syamsul.
Pada bagian lain, salah seorang deklarator Nasdem yang juga Ketua DPP Partai Hanura Akbar Faizal masih mencoba ’percaya’ dengan Ormas NasdemMenurut dia, kesepakatan para inisiator adalah menjadikan ormas ini sebagai melting pot bagi semua anak bangsa tak peduli apapun latar belakangnya.’’Mulai dari parpol, akademisi, rohaniwan, pemuda, dan yang lain, semua ditampung di sini,’’ kata anggota Komisi II DPR, ituAkbar menyebut selama ini rapat-rapat ormas Nasdem tidak pernah membahas pembentukan parpol’’Meski begitu, saya bisa memahami sikap sultan,’’ ujarnyaAkbar sendiri mengakui belum berniat mundur dari Ormas Nasdem’’Partai saya Partai Hanura, ormas saya adalah NasdemTak ada kisah tentang Partai Nasdem,’’ tandas Akbar(pri)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dampingi Atut, Peluang HM Shaleh Menipis
Redaktur : Tim Redaksi