Mantan Penata Rambut yang jadi Ibu Negara

Minggu, 23 Januari 2011 – 16:18 WIB
Selalu ada perempuan cantik yang cenderung licik di balik revolusiItulah yang dipaparkan sastrawan Inggris William Shakespeare lewat mahakarya dramanya, Macbeth

BACA JUGA: Tak Biasanya, AS Bungkam

Filipina punya Imelda Marcos
Rumania memiliki Elena Ceaucescu

BACA JUGA: Tunisia Berkabung Tiga Hari

Prancis punya Marie Antoinette
Kini Tunisia memiliki Leila Trabelsi alias Leila Ben Ali.


HIDUNG mancung dan kulit Trabelsi yang putih serta mulus menjadi candu yang memabukkan Zine El Abidine Ben Ali

BACA JUGA: Banjir-Longsor Brazil Tewaskan Lebih dari 1.000

Takluk kepada kecantikan perempuan 53 tahun tersebut, pemimpin yang usianya 21 tahun lebih tua itu pun memberikan segalanyaHarta, kekuasaan, bahkan kehormatanBen Ali berselingkuh dengan Trabelsi saat masih terikat perkawinan dengan Na"ima El KafyDia bahkan menceraikan istri pertamanya pada 1988, saat tahu Trabelsi mengandung buah cinta mereka.

Terlalu dimanjakan membuat Trabelsi yang kala itu berprofesi sebagai penata rambut keblingerDia menjadi serakahMenyandang gelar ibu negara membuat anak perempuan satu-satunya Mohamed dan Saida itu makin lupa daratanDia memanfaatkan kekuasaan dan jabatan si suami untuk menimbun kekayaanBukan hanya demi kesejahteraan pribadi, tapi juga keluarga besarnyaCelakanya, saudara-saudara Trabelsi pun tertular rakus dan memuja harta.

"Mereka (Trabelsi dan keluarga besarnya) adalah pencuri, penipu, bahkan pembunuhTujuan mereka hanya harta," seru Mantasser Ben Mabrouk, salah seorang warga Kota Tunis, dalam wawancara dengan Huffington Post awal pekan iniBelajar dari Trabelsi yang diperistri Ben Ali pada 1992, keluarga besar pemimpin Organisasi Perempuan Arab (AWO) itu juga ikut-ikutan berburu hartaMereka tidak segan meminta komisi dari para pebisnis dan membebani rakyat dengan pungutan liar.

Kerakusan lantas menjadikan Trabelsi dan sepuluh saudara kandungnya musuh masyarakatRakyat Tunisia bahkan menyebut mereka sebagai mafiaSebab, keluarga besar Trabelsi sering menggunakan kekerasan untuk mendapatkan harta yang diinginkan"Sebenarnya, banyak hal baik yang dilakukan presiden (Ben Ali)Tapi, keluarga besarnya, terutama keluarga besar istrinya, terlalu banyak mendatangkan penderitaan bagi kami," kata Mohamed Gaddahi, rekan Mabrouk.

Berkat aksi ala mafia itu, Trabelsi mampu mendapatkan seluruh keinginannyaDahaga ibu tiga anak tersebut terhadap pakaian dan sepatu rancangan desainer terkenal terpuaskanTidak hanya bermewah-mewah, Trabelsi mampu menumpuk kekayaanPekan lalu, saat melarikan diri dari Tunisia pascarevolusi yang membuat Ben Ali terguling dari kursi presiden, perempuan berambut cokelat itu sempat membawa serta emas-emas batangannya.

Konon, nilai batangan-batangan logam mulia yang dibawa kabur Trabelsi mencapai USD 50 juta atau sekitar Rp 452,7 miliar"Benar atau tidak, berita ini cukup masuk akalMemang itulah yang selama ini dia lakukanTidak mungkin dia melarikan diri dengan tangan kosong," ujar Catherine Graciet, penulis buku La Regente de Carthage, kepada The Guardian Selasa lalu (18/1)Selain emas batangan dan sejumlah hunian mewah di Tunisia, Trabelsi memiliki kapal pesiar.

Trabelsi tidak hanya memanfaatkan pesonanya untuk mengeruk kekayaanSebagai istri presiden yang sedikit banyak paham politik, dia lantas memengaruhi gaya kepemimpinan sang suami"Cerdas, ambisius, penuh perhitungan, dan licikTrabelsi bahkan ikut mengambil keputusan-keputusan penting dalam pemerintahanDia juga berani mengusulkan pemecatan menteriDia benar-benar mengagumkan," papar Graciet(hep/c10/dos/ito/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lee Kuan Yew Berwasiat untuk Hancurkan Rumahnya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler